Semua Bab Menikah Dengan Duda : Bab 21 - Bab 30

80 Bab

Bab 21

Ah, pagi-pagi sekali di hari minggu, Lara kedatangan tamu. Yang tak lain adalah kakak dari si calon suami. Datang dengan senyum menawan yang mana cantiknya paripurna di umur yang mendekati kepala empat. Aih, Lara cemburu sekali alih-alih untuk insecure.“Kalau Mbak nggak ke sini, nggak bakalan ada niatan si duda itu bawa kamu balik ke rumah.”Lara tersenyum. Menerima sekantong oleh-oleh yang di bawa wanita—seingat Lara bernama Ama.“Mbak nggak bawa banyak. Cuma bisa masakin itu doang. Tadi sebelum ke sini, anak-anak minta di antar renang ke rumah om-nya. Jadi mbak buru-buru banget.”Oke, first impression yang ingin Alara Senja sematkan adalah: baik dan ramah. Bahkan mbak Ama tipikal yang suka membangun obrolan kalau Lara boleh mengatakan demikian. Itu terlihat dari caranya yang nggak bosan mencari topik padahal Lara menanggapi dengan senyuman doang.“Mbak mau minum apa?” tawar Lara. Bukan untuk basa basi. Tapi memang demikian aturannya. “Kebetulan aku baru selesai masak. Mbak mau gabu
Baca selengkapnya

Bab 22

Weekend kali ini berbeda. Banyak nasihat yang khususnya untuk Alara Senja kantongi. Ceritanya nanti saja, ya. Tanggung. Jangan mikir yang iya iya woi. Ini nggak kayak yang di pikirkan para penghuni jahanam Jadi, Bahtiar Gema tetap berkutat dengan segudang pekerjaannya. Yang belum usai dan Lara menjadi terkena imbasnya. Cemburu sekali rasanya sampai ingin mencabik-cabik wajah Gema yang anteng maksimal di sofanya.Tapi Lara memilih acuh. Jadinya gegoleran secara estetik dengan paha Gema sebagai bantalan. Protesan?Jangan tanya. Gema itu bucin makanya pasrah saja melihat kelakuan Lara yang males-malesan seperti sekarang ini. Malahan Gema menunjukkan kasih sayangnya sebagai cowok ke ceweknya dengan bersikap lembut. Tangan kanannya menggulir tablet guna memeriksa setiap data. Sedang tangan kirinya mengusapi kepala Lara. “Kok berhenti!?” Begitu kiranya jika tangan Gema tak lagi terasa di kepala Lara. “Abang egois banget leboh cinta ke dokumen ketimbang aku.”Lara akan misuh-misuh yang me
Baca selengkapnya

Bab 23

“Rencananya mau langsung hamil apa mau pacaran dulu?”Alara Senja cengengesan. Di tanya begitu oleh sang calon Ibu mertua rasanya, ugh, sesuatu sekali ceunah. Masalahnya ini masih di lingkungan kantor. Dan kabar hubungan Lara bersama Gema sejauh ini tidak terendus oleh publik.“Terserah Abangnya nanti tan—”“Mama. Kan sudah dibilang dari kemarin. Manggilnya Mama. Kamu jangan mau di paksa-paksa Gema semisal ada nunda, ya. Mama tuh pengen nimang cucu dari dia.”“Oke Ma.”Sejak tahu Gema bertindak gesit melamar Alara Senja, sejak hari itu juga Marini getol menyambangi kantor. Alasannya berbagai macam. Mulai dari membawakan makan siang yang aslinya berkedok untuk mengobrol dengan Lara. Seperti saat ini.“Gema tuh suka bikin keputusan yang kadang-kadang di satu pihak nggak bisa nerimanya.” Marini mulai bercerita. “Sudah umur mah tua tapi kelakuan kayak bocah.”“Jatuhin saja terus Ma,” sahut Gema.“Mama pikir kamu ke luar kantor loh.”Eksistensinya sudah jelas terlihat sejak Marini menapaki
Baca selengkapnya

Bab 24

Diam bukan artinya tidak mendengar apa-apa. Diam bukan artinya tidak tahu apa-apa.Mosa tahu dan membuat dendamnya berkali lipat lebih menyebalkan. Rasanya … mengesalkan ketika Alara Senja mendapatkan apa yang lebih dari dirinya. Pikir Mosa, merebut Prabu dari tangan Lara adalah sebuah keputusan yang paling tepat. Nyatanya tidak demikian kala Lara membawa lelaki yang jauh lebih baik dari Prabu. Ingin sekali Arini hancurkan Alara Senja sekali lagi. Namun …“Itu nggak kecepetan ya, Nak Gema?” tanya Jayanti gugup. Tangannya mulai meremas satu sama lain sebagai tanda kegelisahannya.Nampaknya tidak semudah dulu memengaruhi Prabu. Lelaki bernama Bahtiar Gema ini amatlah berbeda. Mata Mosa menatapnya lembut. Menelisik penuh nilai. Mencari-cari di mana letak perbedaan yang tak bias di sandingkan dengan Prabu. Dan, ah dapat, yakni kharisma. Benar. Lelaki ini penuh dengan karakter tak terduga yang tersimpan di dalam dirinya. Sebagai perempuan berpengalaman, Mosa tahu itu. Dan pantas jika Ala
Baca selengkapnya

Bab 25

“Tadi keren, 'kan abang ngomongnya?”Adalah Bahtiar Gema yang dengan bangga menepuk-nepuk dadanya.“Kiceup si Prabu mantan kamu itu. Goblok, sih jadi orang.”Kepala Lara hanya menggeleng tidak peduli. Biarkan sebahagia Gema saja. Orang seperti Gema jika sedang dalam kondisi mood yang baik kok di senggol, ngebacok nanti. Kan nggak etis calon pengantin saling ngebunuh.“Tapi abang serius, Ra. Nggak ada bohong atau rekayasa.”Masih di pekarangan kediaman orang tua Alara Senja. Mobil Gema belum bergerak untuk beranjak hengkang dari sana. Memang sengaja hendak berbincang deeply dengan calon istrinya.“Apa pun yang ada di diri kamu abang suka. Kamu yang arogan dan suka mengumpat, abang suka. Kamu yang egois soal pilihan dalam membatasi diri, abang suka. Kamu yang kasar dengan berbagai tindakan konyol, pun abang tetap suka. Bahkan kamu yang nggak konsisten dengan hubungan ini, abang tetap suka. “Kamu yang penuh dengan kekurangan… maaf. Nggak seharusnya abang bertindak jauh malam itu buat ny
Baca selengkapnya

Bab 26

Lara tatapi tangannya dan ada keinginan untuk Gema menggenggamnya.Akhir-akhir ini, Alara Senja sedang suka-sukanya dengan lagu itu. Di kamar mandi sekali pun, akan Lara bawa ponselnya. Sedang badannya ada di bawah guyuran shower yang menyejukkan kulitnya. Membuka pori-porinya.Lara ingin Gema menjadi suaminya. Omongan Lara beda ya antara bibir dan hati. Teringat momen di mana Bahtiar Gema meminta dirinya untuk menjadi istri sekaligus ibu dari anak-anaknya di masa depan kelak.Uh … boleh tidak Alara melayang?Karena bagi Lara Gema adalah Ironmannya. Aih Lara jijik sama diri sendiri sampai berdecih.Jadi keingat Odading Mang Oleh yang rasanya seperti kamu akan menjadi Ironman.Astaga … cinta semenggetarkan ini jika boleh dikatakan demikian.Dan Lara mencintai Gema 3000 kali lebih besar dari yang terlihat. Bagian ini jangan sampai Gema mendengarnya. Lelaki itu akan sangat-sangat dan sangat percaya diri jika sampai Lara ungkapkan sebesar apa kecintaannya. Yang diam-diam Lara sangkal ba
Baca selengkapnya

Bab 27

Proses jatuh cinta.Alara Senja jika di tanyai mengenai itu, akan dengan mudah menyuarakan jawabnya; mudah bahkan tak perlu menggunakan alasan. Karena memang demikian adanya. Seorang perempuan, akan dengan mudah kagum pada sosok lelaki yang berkepribadian hangat. Mengapa?Kebanyakan dari mereka akan menjawab bahwa lelaki yang menjadi pendampingnya harus sedikitnya sesuai seperti ayah mereka. Atau sosok lelaki itu memiliki kemiripan dengan kakaknya. Jelasnya, bukan hanya wajah yang menjadi pilihan meski dewasa ini sering terjadi cekcok bahwa kualitas wajah lebih menentukan. Tapi sifat dan cara lelaki itu dalam menangani sifat alamiah perempuan lah manja dan gemar merengek yang dijadikan patokan.Namun di antara itu semua. Kesulitannya hanya satu; cara mempertahankan untuk tetap cinta alih-alih melewatkan perasaan itu begitu saja. Itu yang membutuhkan alasan.Meski begitu, jangan lupakan ini; untuk mencari lelaki yang bangga bisa memilik dirimu. Lelaki yang matang dalam bersikap, dan y
Baca selengkapnya

Bab 28

Pada akhirnya Alara tertidur dengan sendirinya.Dalam pelukan Gema, Lara menyamankan posisi terpejamnya. Semuanya terasa lebih ringan setelah diungkapkan secara perlahan. Gema tidak memaksa. Itu murni keinginan Alara yang berpikir bahwa sudah waktunya untuk membenahi.Setidaknya Gema akan berterima kasih kepada semesta. Yang telah menunjukkan jalan sampai sejauh ini. Sehingga dari sekian banyak masalah yang menyambangi hidupnya, Gema kian dewasa. Bersama Alara, Gema benarkan segala rasa yang membakar jiwanya.Hidup … adalah skenario Tuhan. Kita sebagai manusia biasa tidak akan pernah tahu bagaimana jalan ceritanya. Dari awal hingga akhir. Dan saat rencana Tuhan tidak sesuai dengan rencana kita … bukan artinya Tuhan tidak menyayangi kita. Tapi, sisi inilah yang harus kita gunakan untuk bisa berimprovisasi.Mungkin dengan rencana yang tidak sesuai, akan hadir sebuah hikmah di baliknya.Mungkin dengan rencana yang melenceng dari jalurnya, akan datang cerita lain yang lebih menarik.Gema
Baca selengkapnya

Bab 29

“Abang ayo kita bahas ini.”Pagi-pagi sekali Alara Senja sudah heboh. Mulutnya dengan lancar merecoki Gema yang sedang fokus dengan tumpukan dokumen di mejanya.“Apa?” Toh Lara masih fokus dengan ponselnya saat Gema melirik lewat ekor matanya. Sesekali ada tawa kecil menghias sudut bibirnya. Dan Gema di buat gemas ingin melumat bibir mungil itu.“Abang pacar aku bukan?” Pertanyaan konyol di pagi hari yang cerah.“Bukan,” jawab Gema asal. Kecepatannya melebihi lesakan meteor yang jatuh menghantam bumi.“Kampret!” Umpat Lara terang-terangan. Kedua tangannya berkacak pinggang dengan tatapan mata yang bengis menghujam wajah Gema. “Aku serius.”“Abang suami—”“Calon, ih.”“Alah kelamaan, Ra. Kita loh sudah bubu bareng dan—”“ETA MULUT GUSTI!”Teriakan Lara menggema di seluruh ruangan Gema yang bersyukurnya itu kedap suara.“Abang minta jatah.”“Ogah!”“Dosa kamu nolak maunya su—”“Calon …” Bangke, sambung Lara dalam hati. “Aku mau bahas ini.” Tunjuknya tepat di wajah Gema. “Gimana menurut
Baca selengkapnya

Bab 30

Alara Senja tidak pernah membayangkan kalau hari ini adalah harinya. Akan tiba waktunya meskipun sedetik saja pernah Lara bayangkan. Tapi … tidak menyangka jika hari ini. Di mana seluruh keluarga besar Bahtiar Gema berkumpul dan menyambut kedatangan dirinya. Mulai dari tante dan Om yang di perkenalkan sebagai adik dari mama dan Papa Gema. Diikuti oleh para krucil yang langsung menggerumuti Lara.Namun, di antara itu semua. Lebih tidak menyangka jika Gema akan meninggalkan dirinya dengan dalih klien menelepon dadakan.“Abang ngerjain aku, 'kan?” Lara misuh-misuh di dalam kamar Gema. Tatapan matanya menyiratkan kekesalan yang membumbung. Dan seolah mangsanya, Gema siap hendak di terkam.“Enggak loh, Yang, Ini murni dadakan. Dan abang nggak bisa nolaknya. Ini klien penting—”“Jadi aku nggak penting?!” Lara cukup sadar diri untuk itu. Makanya hengkang dari sana dan kembali bergabung dengan para krucil.Tidak peduli pada tatapan Gema yang memelas saat ke luar dari rumah tersebut. Alara as
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status