"Eliezer, kamu di mana?" tanya Tuan Albern melalui sambungan telpon. "Saya sedang di kantor, Tuan. Ada apa?""Ke rumah segera!""Baik, Tuan."Suasana kembali hening. Mata Kenward terus tertuju pada bungkusan plastik itu. Di dalam terdapat sehelai rambut putranya. Sosok yang selama ini dia nantikan dan dirindukannya. Jauh di dasar lubuk hatinya dia sangat berharap hasil itu menunjukkan bahwa bayi yang dikandung oleh Shafira adalah darah dagingnya. "Ini hanya buang-buang waktu, Ayah. Semua sudah terbukti dengan mata kepala kita sendiri. Shafira masuk ke dalam kamar Gio.""Tutup mulutmu, Agatha. Menantuku bukan wanita murahan seperti yang kalian tuduhkan.""Teruslah membela wanita itu, Albern. Ingat, kamu akan malu dengan kenyataan nantinya.""Cukup!"Tuan Abimana merasa muak dengan kelakuan Agatha. Dia pun sama dengan yang lainnya berharap dengan tes DNA itu, nama baik Shafira kembali pulih. Gio tertunduk. Dia tidak menyangka ayahnya sendiri yang meragukan dirinya. Padahal.dia sudah
Read more