Home / Romansa / ISTRI YANG TERGADAIKAN / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of ISTRI YANG TERGADAIKAN: Chapter 41 - Chapter 50

117 Chapters

41. Membujuk Shafira

"Shafira, aku akan segera menjemputmu," gumam Giovani. Dia tersenyum simpul kemudian bergegas menuju mobil yang sejak tadi menunggunya. Pak Ahmad-supir- khusus yang akan membawa Gio menuju Bandung, di mana Shafira diasingkan. Setelahnkepergian Gio, Kenward semakin dilanda rasa cemburu dan amarah. Dia sedikit terusik saat tahu Gio lah yang menjemput istri dan putranya. Pintu dibanting dengan kuat hingga menimbulkan suara yang membuat penghuni rumah megah itu tersentak. Perjalanan ditempuh begitu lama hingga tampaklah sawah yang membentang dengan luasnya. Pemandangan hijau di depan mata memang menyejukkan. Gio sengaja menurunkan kaca mobil untuk menikmati sejuknya angin yang berembus dengan lembut. "Tempat ini benar-benar indah.""Betul, Tuan. Ini adalah ke lima kalinya saya ditugaskan ke desa ini.""Aku seperti punya mimpi. Kelak di suatu hari nanti saat masa tuaku telah tiba, aku ingin tinggal di sini bersama istriku."Pak Ahmad tersenyum menimpali. Roda mobil membelok masuk ke
Read more

42. Terus Berusaha

"Di mana, Gio, Ma?""Ke Bandung.""Untuk apa?" tanya Alice yang sedang sibuk merapikan kuku-kukunya. "Menjemput wanita kampung itu."Tuan Agatha dan Alice tersentak bersamaan. Keduanya saling mengalihkan pandangan pada Nyonya Sonia."Kenapa dibiarkan?" protes Alice. "Itu perintah kakekmu."Alice berdiri. Dia tidka terima jika Shafira kembali. Dia tidak ingin usahanya untuk mendapatkan hati Kenward gagal."Harusnya mama larang Kak Gio!""Apapun yang terjadi Kakek mengingikan kehadiran Shafira dan bayi sialan itu!"Alice dan Nyonya Sonia sibuk berdebat. Nyonya Sonia tidak ingin disalahkan dalam hal ini sedangkan Alice terus memojokkan ibunya. Tuan Agatha melerai keduanya. "Dengarkan, Papa! Justru ini lebih menguntungkan kita.""Kenapa bisa begitu?" tanya Nyonya Sonia. "Kamu lupa siapa yang tertuduh menjadi seingkuhan Shafira? Gio kan? Itu artinya jika Gio berhasil membawa mereka pulang, tuduhan akan semakin diperkuat.""Alice mengerti. Kita bisa memanfaatkan itu semua untuk membuat
Read more

43. Hasil DNA

"Eliezer, kamu di mana?" tanya Tuan Albern melalui sambungan telpon. "Saya sedang di kantor, Tuan. Ada apa?""Ke rumah segera!""Baik, Tuan."Suasana kembali hening. Mata Kenward terus tertuju pada bungkusan plastik itu. Di dalam terdapat sehelai rambut putranya. Sosok yang selama ini dia nantikan dan dirindukannya. Jauh di dasar lubuk hatinya dia sangat berharap hasil itu menunjukkan bahwa bayi yang dikandung oleh Shafira adalah darah dagingnya. "Ini hanya buang-buang waktu, Ayah. Semua sudah terbukti dengan mata kepala kita sendiri. Shafira masuk ke dalam kamar Gio.""Tutup mulutmu, Agatha. Menantuku bukan wanita murahan seperti yang kalian tuduhkan.""Teruslah membela wanita itu, Albern. Ingat, kamu akan malu dengan kenyataan nantinya.""Cukup!"Tuan Abimana merasa muak dengan kelakuan Agatha. Dia pun sama dengan yang lainnya berharap dengan tes DNA itu, nama baik Shafira kembali pulih. Gio tertunduk. Dia tidak menyangka ayahnya sendiri yang meragukan dirinya. Padahal.dia sudah
Read more

44. Penyatuan Terlarang

Mentari menyapa. Kenward yang tertidur pulas terbangun saat cahaya matahari mengenai wajahnya yang menembus dari jendela kamarnya yang tidak sempat terutup. Telinganya tak sengaja mendengar suara isak tangis di sampingnya. Berusaha menajamkan pendengaran smebari mengumpulkan kesadaran yang belum pulih. Dia tersenyum saat mendapati dirinya hanya dibalit oleh selimut tebal. Semalam adalah pertempuran hebat setelah sekian lama menunggu masa-masa indah bersama Shafira. Senyum itu mendadak pudar saat hendak memeluk tubuh istrinya. Bentuk tubuh yang berbeda dan sangat berbeda. Kenward tersentak dan segera duduk. Tangannya membalikkan tubuh yang tengah membelakanginya itu. "Alice!"Matanya melebar saat mendapati wanita lain yang berada di atas ranjangnya. Berulang kali dia meyakinkan diri bahwa semalam dia bersama Shafira, namun smeua membawanya pada kenyataan bahwa Shafira masih berada di pengasingan. "Kamu jahat, Kak ...." ucap Alice dengan air mata berderai.Kenward memasang kembali
Read more

45. Kehancuran Kenward

Prang. Semua benda dihancurkannya. Kenward kalah dan dia benar-benar telah hancur. Harusnya hari ini dia bertemu dengan Shafira dan putranya. Dua orang yang telah lama dirindukan. Sayangnya, semua rencana telah hancur karena kejadian ini. Kenward merasa ini adalah pembalasan akan sikapnya dulu pada Shafira. Andai dia langsung mempercayai istrinya. Tentu nereka akan bahagia saat ini. Kini, semua tinggal penyesalan yang mendalam. "Bodoh!" umpat Kenward pada dirinya sendiri. Dia tidak berhenti menyesali apa yang telah terjadi. Kembali dia berusaha mengingat kejadian-kejadian sebelum kejadian naas itu terjadi. Ingatannya mulai berputar saat dia menangis atas penyesalan dan kesalahannya pada Shafira. Dia merutuki dirinya yang mau saja menerima tawaran minuman beralkohol dari Alice. Dia tidak menyangka setelah kejadian itu dia menjadi lupa diri dan keesokan harinya dia sudah melihat tubuh polos yang hanya terbungkus selimut tebal di sampingnya."Aaaarghh!"Bug.Kenward terus meninj
Read more

46. Hati yang Luka

"Gio!"Giovani yang baru saja keluar dari kamarnya menoleh ke arah Kenward. Tampilannya sata ini jauh berbeda dari sosok Kenward yang dia kenal. Dia tampak berbeda dan lusuh seolah tidak ada sedikitpun semangat untuk hidup. Kenward berjalan menghampiri Gio yang masih saja mematung di tempatnya. "Gio, maafkan aku atas kejadian waktu itu. Aku .... Aku terbakar oleh api cemburu."Giovani memilih diam dan menunggu Kenward kembali. "Aku akui salah. Aku mohon maafkan aku.""Aku sudah memaafkan kamu, Ken."Kenward menatap mata saudaranya. Matanya kembali menghangat. "Gio, kamu percaya kan? Aku tidak melakukan itu pada adikmu. Bagaimana mungkin aku sengaja melakukannya sedangkan hati ini tertuju pada Shafira."Giovani memilih diam. Tanpa Kenward beri tahu pun, dia sudah tahu apa yang terjadi sebenarnya. Sayangnya, dia tidak bisa untuk membela mereka. Dia masih dibm bawah tekanan keluarganya. "Gio.""Aku tidak tahu, Ken, karena bukan aku yang menangkap basah kalian. Apapun itu, kamu har
Read more

47. Pernikahan Kenward

Sebuah gedung megah telah disediakan oleh keluarga Guinandra. Hari ini adalah hari di mana akan dilangsungkan pernikahan antara Kenward dan Alice. Semua turut datang memeriahkan pernikahan cucu Tuan Abimana. Tak dipungkiri, banyak di antara mereka yang mencari keberadaan Shafira. Ada pula yang menyayangkan pernikahan antara Kenward dan Alice. "Vanya, Nyonya Shafira di mana? Dari aku tidak melihat keberadaannya," bisik salah satu karyawan yang bekerja di perusahaan Guinandra Group. "Aku juga tidak tahu. Seharusnya Nyonya Shafira hadir di sini.""Apa.Tuan Ken menceraikan dia?""Tidak mungkin. Nyonya Shafira adalah wanita pilihan Tuan Abimana.""Tapi, sekarang, lihatlah! Tuan Kenward justru menikahi gadis angkuh itu.""Sst! Pelankan suaramu!" tegur Vanya. Vanya berjalan mencari keberadaan Shafira. Dia sedikit akrab dengan istri bosnya itu. Wanita sederhana dan sangat ramah pada karyawannya. Berbanding terbalik dengan Alice. Gadis angkuh yang selalu memanfaatkan kekuasaan ayahnya un
Read more

48. Kehancuran Shafira

"Sudah satu minggu berlalu, Vera, suamiku juga belum datang menjemput kami. Apa dia sesibuk itu?" tanya Shafira sesaat setelah menidurkan bayinya. Anita dan Vera memilih diam. Apa yang dikatakan oleh Shafira adalah benar. Mereka juga tidak mengerti apa yang membuat Tuan Kenward belum juga datang menemui istri dan anaknya. "Mungkin Tuan masih sibuk, Nyonya. Kita semua tahu bahwa Tuan sangat diandalkan mengurus perusahaan," jawab Vera. Selama pengasingan, Shafira sama sekali tidak menyentuh ponselnya. Benda itu tersimpan rapindi dalam lemari miliknya. Pernah Anita bertanya saat menyadari Shafira tidak pernah menggunakan ponselnya. Shafira menjawab dengan senyum tipis. "Aku takut jika dengan memakai ponsel itu aku semakin merindukan suamiku."Jawaban Shafira justru membuat Anita bersedih hatinya. Dia paham betul bagaimana perasaan wanita yang ada di depannya. Sejak saat itu Anita dan Vera tidak pernah mengungkit soal benda pipih itu. "Apa Eliezer tidak pernah menghubungi kalian lag
Read more

49. Rencana Eliezer

"Pagi, Sayang," sapa Alice saat mendapati Kenward tengah bersiap berangkat ke kantor. Kenward memilih diam. Sudah satu bulan berlalu, akan tetapi mereka tidak seperti pengantin baru. Alice terus uring-uringan dengan sikap dingin Kenward. Jangankan mendapatkan haknya, disentuh pun Keward enggang melakukannya. "Berhenti bersikap sok manis, Alice!" Alice yang tadinya memeluk Kenward dari belakang melepasnya dengan perasaan kesal. Sudah berulang kali Kenward terus menolak kontak fisik dengan Alice. Kenward segera bergegas keluar. Dia selalu berasa terkekang oleh keadaan. "Mau ke mana?""Pernikahan kita terjadi atas kesalahan yang sengaja kamu buat. Kamu pikir aku tidak tahu kalau ini semua adalah kesengajaan?""Lalu maumu apa?""Berhenti bersikap seperti istri sungguhan!"Kenward berlalu meninggalkan Alice. Dia melangkah cepat menuruni anak tangga. Di lantai dasar dia bertemu dengan Gio. Gio mencegat langkah Kenward. Mata mereka saling bertemu."Sampai kapan kamu akan bersikap sepe
Read more

50. Sandiwara Cinta

"Terima kasih, Sayang. Malam ini aku sangat bahagia," ucap Alice saat mereka tengah makan malam romantis di sebuah restoran mewah. Kenward menanggapinya dengan senyum. Malam ini Kenward tampil begitu menawan. Wajahnya yang rupawan seperti pahatan dewa Yunani. Wanita mana yang tidak akan tergila-gila akan pesonanya. Dia calon pewaris tunggal Giunandra Group setelah ayahnya. Laki-laki royal dan memiliki banyak saham di beberapa perusahaan. Itu adalah sebagian kecil alasan Alice terobsesi padanya. "Sebentar!"Alice berhenti mengunyah makanannya. Tangan Kenward terulur perlahan. Wajah Alice memerah saat wajah Kenward begitu dekat dengannya. Wanita itu memejamkan matanya. Dia sangat berharap sesuatu yang romantis terjadi. "Maaf. Ada sisa makanan di bibirmu."Alice spontan membuka mata. Kenward tersenyum. "Aku janji, Ken, akan menjadi istri yang baik."Kenward sama sekali tidak menanggapi. Dia memilih menyibukkan diri dengan memotong steak yang sejak tadi menunggunya.Di dalam hati Al
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status