"Ken, papa mau bicara." "Apa lagi sih, Pa? Masih mau membahas wanita itu lagi?" "Dia istrimu, Ken!" "Tapi, dia berkhianat, Pa!" Kenward merasa putus asa. Semenjak kejadian itu tidak ada satupun orang yang berada di pihaknya. Semua orang yang dia percaya seolah berbalik menentangnya. Kenward lelah dengan semuanya. Dia ingin hidup tenang tanpa harus dibayang-bayangi soal Shafira. "Ken, dengarkan papa!" Ken berhenti. Tuan Albern mendekati putranya. "Papa hanya tidak ingin kamu menyesal." "Kenapa selalu seenaknya mengaturku? Sebenarnya anak papa siapa? Aku atau dia?!" "Ken, Papa hanya ingin kamu membuka sedikit pikiranmu. Pakai logikamu!" "Ssayang sekali, Pa! Logikaku justru ditutupi oleh kenyataan yang ada." "Ken!" bentak Tuan Albern saat Kenward kembali melangkah. "Jangan pernah ada lagi yang membahas Shafira. Semakin kalian menyebut namanya, semakin kalian menghancurkan perasaan aku. Ingat, Pa, selama belum ada bukti yang menguatkan argumen kalian, aku tidak akan pernah
Baca selengkapnya