Home / Pernikahan / Kontrasepsi di Kamar Adikku / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Kontrasepsi di Kamar Adikku : Chapter 71 - Chapter 80

232 Chapters

Part 70

POV Author Kenzo terlihat berdiri mematung sambil menatap kasihan ke arah Dewi. Biar bagaimanapun, Dewi adalah adik kandung istrinya.Sementara di rumah, Efita sedang berbaring sambil memeluk bantal. Seperti biasanya, setiap pagi ia merasa mual serta lemas seperti tidak bertenaga.Ponsel yang tergeletak di atas nakas terus saja menjerit-jerit. Ada panggilan dari Kenzo sang suami. “Assalamualaikum, Mas. Ada apa?” sapa Efita pada laki-laki yang teramat ia cinta.“Waalaikumussalam, Sayang. Dek, Bisa ke restoran XX sekarang?” jawab Kenzo.“Emangnya ada apa, Mas?”“Ada yang mau Mas bicarakan. Mengenai Dewi. Dia juga lagi sama Mas sekarang.”Efita menautkan alis. ‘Mas Kenzo sedang bersama Dewi?’Pelan-pelan perempuan bertubuh kurus itu turun dari tempat peraduan, membasuh wajahnya yang terlihat semakin memucat dan memoleskan sedikit pelembab bibir.Ia lalu menyambar tas yang tergeletak di atas meja dan gegas keluar dari kamarnya.“Salman, Kakak mana?” tanya Efita kepada anak keduanya.“D
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 71

“Ma–maksud saya Bunda!” Lelaki bermata bulat itu terlihat gugup serta salah tingkah.“Kita mampir ke supermarket dulu ya!” Fita mengulangi ucapannya, dan langsung dijawab anggukan oleh Salim.Malam semakin beranjak larut. Salim masih duduk termenung di atas pembaringan, sambil membayangkan saat dia tanpa sengaja memeluk tubuh wanita yang begitu ia cintai. Wangi tubuhnya, embusan nafas Efita yang menerpa kulitnya, masih ia rasa dan tidak dapat ia lupakan.“Allahu Akbar!” Salim mengusap wajah kasar.“Ampuni aku ya Allah. Ampuni hambamu yang tidak mampu melawan perasaan ini. Tolong cabut rasa cinta di hatiku, Tuhan. Dan jika Engkau menakdirkan diri ini tidak lagi jatuh cinta aku ikhlas. Asalkan aku tidak terus-menerus mencintai ibu tiriku” Pinta Salim, menadahkan dua tangan.Jarum pendek jam sudah menunjuk ke angka dua dini hari. Salim memutar gagang pintu, berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil wudu dan melakukan salat
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 72

“Bun, ada telepon!” ucap Salim sembari menyodorkan ponsel Efita yang terus saja menjerit-jerit.“Dari siapa, Lim?” tanya Efita seraya menatap putra sulungnya.“Nggak tau. Nomor tidak dikenal!” Salim mengangkat bahu.“Kamu aja yang angkat, Lim. Saya males menerima panggilan dari nomor tidak dikenal!” “Lagian jadi perempuan terlalu cantik sih. Jadi banyak yang ngefans!” gumam Salim sambil mengusap tombol hijau di layar gawai ibu tirinya, tanpa menyapa orang yang berada di seberang sana.“Assalamualaikum, Fit,” sapa seorang lelaki di ujung sambungan telepon.Salim menyentak nafas kasar. Lagi-lagi Akmal menghubungi Ibunya.“Ada apa?!” jawab Salim, meninggikan nada bicara satu oktaf.“Efita, mana? Saya mau ngomong sama dia.”“Bunda lagi tidur!” Lelaki bertubuh tinggi itu langsung memutus panggilan teleponnya.“Siapa, Lim?” tanya Efita sembari mengambil gawainya dari
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 73 (POV Surya

Aku menatap Irma yang sedang berbaring dengan wajah pucat seperti mayat. Kenapa wanita itu tidak dipanggil-panggil oleh Tuhan, padahal dia sudah sakit parah selama bertahun-tahun. Aku minta izin kawin lagi juga tidak dia izinkan. Sebenarnya maunya dia itu apa sih?Sudah wajahnya pucat, kulit keriput. Pokoknya nggak ada menarik-menariknya sama sekali. Mendingan aku jalan-jalan keluar, mencari daun muda yang bisa aku ajak kencan juga ngamar. Lumayan buat ngilangin jenuh dari pada melihat tubuh ringkih Irma terus.Kalau saja dia bukan sumber keuanganku, sudah aku tinggalkan sejak pertama dia divonis kena kanker serviks. Tapi aku tidak bisa menceraikannya karena aku masih membutuhkan uangnya. Apalagi, dia mengancam akan mengusirku kalau sampai berbuat macam-macam. Semua harta yang kami miliki juga sudah beralih nama. Rumah, mobil, toko, semuanya sudah atas nama Akmal putraku.Hampir setiap hari aku disuguhi pemandangan membosankan. Setiap detik, aku selalu berdoa semoga Tuhan lekas meng
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 74

Membuka jendela perlahan, keluar dari kamar Dewi karena sepertinya hari sudah beranjak pagi. Aku tidak mau kesiangan dan anak menantuku tahu kalau setiap malam aku berada di kamar Dewi. Dengan sangat hati-hati aku melompat dari jendela, takut terkena pecahan beling yang tersebar dimana-mana. Walaupun aku sudah antisipasi memakai sepatu saat keluar masuk dari kamar Dewi. Aku langsung bersembunyi ketika melihat bayangan seseorang sedang berjalan ke arah kamar Dewi. Dan tidak lama kemudian, aku mendengar suara erangan putraku.Ya Tuhan, pasti dia terkena pecahan beling itu. Aku langsung berlari menghampirinya, ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi. Karena biar bagaimanapun, Akmal adalah putraku satu-satunya. Aku tidak ingin terjadi sesuatu dengan dia.Bukannya membantu, Efita malah berdiri mematung sambil terus menatap kaki putraku yang sudah bersimbah darah. Mungkin dia mengira kalau Akmalah laki-laki yang
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 75

POV Author.Salim masih duduk mematung di atas motor sambil terus menatap mobil sang ayah hingga tidak lagi terlihat. Ia menguyar rambutnya, meninju tangannya ke udara sambil terus menata perasaan yang berkecamuk di hati. Antara sedih, kesal, cemburu, bercampur menjadi satu membuat hatinya menjadi tidak karuan.Seperdetik kemudian, ia menyalakan mesin kendaraan roda duanya dan melaju mengikuti mobil laki-laki yang sedang membawa sang pujaan hati.Dari kejauhan, Salim terus menatap ayah serta ibu tirinya yang sedang bersenda gurau di sebuah restoran. Hatinya teramat panas ketika dengan lembut Kenzo membelai pipi Efita, mengunci netra perempuan berparas cantik itu dengan pandangannya.Salim membuang muka ketika melihat ayahnya mencium puncak kepala Efita. Dia mencoba menepis segala rasa yang ada di dada, namun rasa cinta juga cemburu itu selalu mengalir mengisi laju darahnya.“Huft!” Salim mendesah kecewa. Pria beralis tebal itu menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan hati lalu
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 76

“Si–siapa yang bilang kalau saya mencintai Bunda, Yah?” tanya Salim tergagap. Dia juga tidak berani menatap wajah teduh laki-laki yang paling ia hormati itu.“Salman yang bilang. Dia katanya mendengar doa kamu di tengah malam, ketika kamu meminta kepada Allah supaya mencabut perasan cintamu kepada Dek Fita. Salman juga melihat kamu menyimpan banyak sekali foto-foto Dek Fita di galeri ponsel kamu!” ‘Dasar tukang ngadu. Sejak kapan Salman berani membuka-buka ponsel saya!’ Rutuk Salim dalam hati.“Semuanya tidak benar, Ayah. Masa iya aku mencintai ibu tiriku sendiri. Mungkin Salman salah denger kali, Yah. Kan posisi dia lagi tidur. Apa dia jangan-jangan bermimpi mendengar doa-doaku?” Salim tertawa kecil untuk menutupi rasa gugup yang sedang dia rasakan.“Coba Ayah lihat ponsel kamu?” Kenzo menodongkan tangan.Ragu-ragu Salim menyerahkan gawainya, karena di dalam galeri ponselnya memang banyak sekali foto-foto Efita yang ia ambil s
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 77

"Ayah apa-apaan sih? Saya itu belum cukup umur. Baru mau dua puluh satu tahun. Kuliah aja belum lulus. Memangnya Ayah mau menanggung hidup saya, istri serta anak saya kelak?!" jawab Salim, sedikit meninggikan nada bicaranya. "Bisa kuliah sambil kerja, Salim!" timpal Kenzo seraya menatap dalam-dalam wajah lelaki yang sudah ia asuh selama hampir dua puluh satu tahun itu. "Ayah itu kenapa selalu memaksakan kehendak sih. Dulu, saya pengen kuliah ambil jurusan sastra, tapi Ayah maksa nyuruh saya ambil jurusan ekonomi yang bikin pusing. Sekarang, gara-gara curiga saya bakalan rebut istri barunya, maksa nyuruh saya buat nikah buru-buru. Memangnya nikah itu buat sehari dua hari, nggak cocok tinggal pisah kaya orang pacaran. Saya itu pengen nikah sekali seumur hidup Ayah. Jadi tolong jangan gara-gara rasa cemburu Ayah yang sangat berlebihan, Ayah memaksa saya untuk nikah juga! Sebenarnya aku anak kandung apa anak angkat sih?! Jangan-jangan kecurigaan istri baru Ayah itu benar. Kalau saya ini
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 78

***"Mas, Salim nggak sekalian makan?" tanya Efita sembari menoleh ke arah mobil yang terparkir di depan."Mungkin dia belum lapar, Dek!" jawab Kenzo sambil menyendok nasi dan menyantapnya."Aku panggil ya, Mas?" Efita beranjak dari duduknya, akan tetapi Kenzo langsung menahan wanita itu."Kalau lapar juga dateng sendiri, Dek!""Dia itu suka protes loh, Mas. Kalau kita itu kurang perhatian sama dia. Dia juga selalu bilang, katanya kita cuma sayang sama Quina dan Salman saja!"Kenzo langsung berhenti menyuap nasi ke mulut dan bangkit menghampiri sang anak yang masih berada di dalam mobil. Dia mengetuk pintu, meminta Salim untuk bergabung dengan dia serta istrinya. Namun, pria muda itu menolak dan tetap menunggu di dalam kendaraan."Saya tidak lapar, Yah. Lagian tadi pagi bukannya Bunda sudah masak. Nanti masakan yang ada di rumah mubazir karena nggak ada yang makan!" Jawabnya tanpa menoleh menatap wajah Kenzo."Sekali lagi Ayah minta maaf. Ayah nggak akan memaksa lagi kamu untuk menik
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Part 79

Salim melajukan motornya membelah jalanan kota. Ia terus mengedarkan pandangan, mencari keberadaan sang ibu tiri, sambil terus berdoa supaya Allah selalu menjaga wanita yang amat ia cinta.“Kamu ke mana sih, Bun. Jangan bikin saya panik dong!” gumam pria beralis tebal itu sambil terus menyisir pinggiran jalan. Berkali-kali Salim mencoba menghubungi nomor ponsel Efita, tetapi selalu saja tidak aktif. Salim benar-benar sangat takut terjadi sesuatu kepada wanita yang paling dia cintai di dunia ini.Sudah hampir satu jam Salim berputar-putar mencari Efita, tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan perempuan itu. Beberapa rumah sakit juga ia datangi.“Ah, bodo*. Aturan tadi nanya ke Ayah Bunda pergi ke rumah sakit mana. Tapi, diakan cemburu buta sama saya. Mana mungkin dia memberitahu ke mana Bunda pergi!” Salim berujar sambil menepikan sepeda motornya.Ponsel dalam saku pria berjaket hitam itu terus saja menjerit-jerit. Ada panggilan m
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
678910
...
24
DMCA.com Protection Status