"Maaf, Mas. Saya tidak mau menjadi fitnah, kalau saya ikut dengan Mas Akmal!" tolakku secara halus."Loh, kan cuma beli asinan doang, Fit?" Mas Akmal mengernyitkan dahi."Tetap saja, Mas. Biar nanti Salim saja yang antar saya beli!""Hmmm ... Ya sudah, kalau begitu, aku antar kamu pulang.""Tidak usah, Mas. Saya masih mau menunggu Mas Kenzo di rumah sakit!"Aku lekas beranjak meninggalkan Mas Akmal, karena takut ada yang melihat kami sedang berduaan dan mengadu kepada suamiku.Tergopoh aku berjalan, hingga tanpa sengaja menabrak dada bidang seorang pria. Salim. Sejak kapan dia berdiri di sini. Apa dia melihat aku sedang mengobrol dengan Mas Akmal? "Mojok terus!" dengkus pria itu kesal."Saya nggak duduk di pojokkan kok. Tapi duduk di halte!" jawabku, membuat wajah Salim tambah terlihat marah. Salim menghampiri mobil Mas Akmal yang masih terparkir di tepi jalan, mengetuk kaca jendelan
Last Updated : 2023-01-11 Read more