Semua Bab Kontrasepsi di Kamar Adikku : Bab 191 - Bab 200

232 Bab

Part 188

*Pukul dua belas siang bus yang aku tumpangi menepi di terminal Tegal. Gegas diri ini memesan taksi online, memintanya untuk mengantar ke rumah sakit jiwa supaya bisa cepat-cepat melihat keadaan Safina dan bisa segera pulang ke Jakarta.Suasana rumah sakit begitu lengang ketika aku sampai di tempat itu. Hanya ada beberapa orang perawat yang terlihat sedang sibuk menjalankan tugas masing-masing, juga beberapa pasien dengan keadaan yang lumayan memprihatinkan sedang duduk di taman sambil menikmati dunia mereka sendiri.Aku segera menemui Dokter Merry dan menanyakan keadaan Safina."Keadaan pasien sudah lumayan cukup tenang, Pak. Sekarang Bu Safina sedang istirahat di kamarnya. Lebih baik Bapak temui dia, ajak dia bicara baik-baik dan jangan sampai membuat dia terlalu banyak pikiran. Sebab kesehatan mental Bu Safina sudah lumayan cukup parah. Sepertinya dia sudah mengidap penyakit tersebut sejak lama tapi dibiarkan saja. Tidak ada penanganan se
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-23
Baca selengkapnya

Part 189

Dengan perasaan iba meninggalkan ruangan tempat dimana Safina sedang dirawat dan segera mengikuti suster ke ruangan dokter Merry. Setelah mengetuk pintu, kulangkahkan kaki memasuki ruangan bernuansa serba putih itu dan lekas mengenyakkan bokong di kursi setelah dokter Merry mempersilahkan untuk duduk."Begini, Pak." Dokter berparas ayu itu mulai terlihat serius menatap wajahku. "Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, sepertinya Ibu Safina harus dipindahkan ke rumah sakit yang lebih lengkap serta memadai. Sebab, keadaan Ibu sudah terlihat begitu parah. Puncaknya kemarin saat pamannya datang menjenguk. Entah apa yang dia lakukan terhadap Bu Safina, karena setelah beberapa menit laki-laki itu ada di kamar Ibu, Ibu langsung menjerit histeris. Dia terus saja memukul-mukul perutnya hingga mengalami perdarahan yang lumayan cukup parah. Untung saja Dokter Aldi bisa segera menangani perdarahan itu dan janin yang ada di rahim Ibu bisa diselamatkan."Jadi benar Paklik dat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-24
Baca selengkapnya

Part 190

"Bagaimana keadaan Safina sekarang, Nak?" "Alhamdulillah sudah tidak apa-apa, Ummi.""Alhamdulillah kalau begitu. Sekarang lebih baik Nak Salim istirahat dulu. Sudah makan belum?""Belum, Ummi. Sengaja ingin makan di sini, soalnya kangen sama masakan Ummi.""Ya sudah. Kebetulan Ummi sudah masak buat buka puasa. Ayo silahkan masuk.""Faza. Ayo ikut Abi!" Mengangkat tubuh gembul bocah berusia empat tahun itu dan mencium pipinya dengan gemas.setelah selesai menyantap masakan ibu mertua, gegas diriku masuk ke dalam kamar, merebahkan bobot yang terasa pegal semua sambil menunggu waktu Magrib tiba.Mataku terus saja menyisir seluruh ruangan bernuansa hijau dengan foto-foto istri yang tergantung di bilik dinding. Aku juga memberanikan diri membuka laci meja riasnya, ingin melihat apa saja yang disimpan istri di dalam sana. Aku mengulum senyum ketika menemukan beberapa lembar potret diriku yang terselip di tengah-ten
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-24
Baca selengkapnya

Part 191

Sepanjang perjalanan, Azalia hanya diam membisu sambil melipat tangan di depan dada dan membuang pandang ke luar jendela. Aku menjadi serba salah dibuatnya. Ingin marah tidak tega, diam saja juga aku cemburu. Padahal dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, aku membayangkan sambutan Azalia yang mengharu biru, memelukku dengan erat sebagai pelepas rindu."Kamu kenapa manyun terus, Li. Nggak terima kalau aku membatalkan acara kamu dengan dokter ganjen itu?" sungutku sambil melirik wajah istri."Terserah kamu lah, Mas. Kamu itu terlalu berlebihan. Lagian, aku itu nggak jalan berdua saja dengan Dokter Fatih, kok. Di dalam mobil ada Suster sarah, Suster Anna, ada Dokter Fairus juga. Kami itu dapat tugas untuk membantu korban bencana kebakaran di ujung kota," terangnya panjang lebar."Kenapa tadi kamu nggak bilang, Sayang?""Bagaimana mau bilang. Orang Mas aja langsung marah-marah." Dia memonyongkan bibirnya.Aku menepikan mobil di bahu jalan, m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-27
Baca selengkapnya

Part 192

#AzaliaMengambil tas yang tergantung di handle pintu lemari, bersiap-siap berangkat tetapi kembali teringat dengan ucapan suami. Sepertinya dia tidak memberiku izin untuk berangkat bekerja hari ini. Bingung, bimbang, tidak tahu mana yang harus dipilih. Mengabdikan diri kepada suami, atau mengabdikan diri kepada rumah sakit, sesuai sumpah yang pernah aku ucap ketika pertama bekerja sebagai seorang perawat. Dua-duanya kewajiban, meskipun aku sadar betul bahwa kewajibanku yang paling utama saat ini adalah mendengarkan kata suami.Ponsel yang sejak tadi tergeletak diatas kasur kembali berdering. Ada panggilan masuk dari rumah sakit, karena pagi ini ada jadwal operasi transplantasi ginjal dan biasanya aku yang menjadi asisten Dokter Fatih."Li, kamu ada di mana? Sudah jalan belum? Semua sudah siap, nih. Sebentar lagi kita masuk ruang operasi," ucap suster Anna dari ujung sambungan telepon sana."Aku ada halangan sedikit, An. Bisa nggak minta yang lain
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-28
Baca selengkapnya

Part 193

"Li, makan siang dulu, Yuk! Perut aku udah lapar banget, nih," ajak Suster Sarah sambil mengelus perutnya."Ayuk! Aku juga sudah lapar." Berjalan bersisian dengan wanita beranak dua itu menuju kantin sambil bersenda gurau."Azalia, tunggu!" cegat Dokter Fatih membuat langkahku seketika terhenti."Ada apa, Dokter?" "Sarah, tolong tinggalkan kami berdua. Saya ingin bicara empat mata dengan Azalia.""Tapi, dokter?""Kita akan membicarakan masalah pekerjaan, Azalia. Jadi tidak masalah jika mengobrol hanya berdua saja. Ayo ikut saya. Lagian, suami kamu juga nggak bakalan liat kamu jalan berduaan dengan saya. Kamu tidak usah terlalu cemas seperti itu. Jangan bersikap berlebihan seperti suami kamu!" rutuk Dokter Fatih panjang lebar.Aku bukannya cemas berlebihan. Aku tahu ini rumah sakit dan Dokter Fatih tidak akan mungkin berbuat macam-macam denganku. Hanya saja, sebagai seorang istri, aku juga harus menjaga marwah ketika sua
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-29
Baca selengkapnya

Part 194

[Assalamu'alaikum, Mas. Bisa jemput aku sekarang] Segera kukirimkan pesan kepada suami, sebab jarum pendek jam sudah menunjuk ke angka lima sore.Kuabaikan panggilan Dokter Fatih, sebab tidak mau lagi berurusan dengan dia. Sudah cukup apa yang dia lakukan hari ini. Aku tidak masalah jika semua rumah sakit di kota ini nantinya tidak mau menerima diriku bekerja karena mungkin kinerjaku dianggap jelek serta tidak profesional. Tapi yang menjadi masalahku saat ini, apakah Mas Salim mau membayar biaya finalti yang dipinta pihak rumah sakit karena aku melanggar perjanjian kerja, dimana di dalam surat perjanjian dituliskan jika aku berhenti bekerja sebelum masa kontrak berakhir, aku harus membayar biaya sebesar lima puluh juta.Entah siapa yang membuat kebijakan tersebut, akan tetapi dulu tidak pernah mempermasalahkan, karena pikirku akan bekerja mengabdikan hidup selamanya di tempat ini."Bengong mulu, Li. Lagi ada masalah?" tanya suster Anna menarikku dari lamun
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-30
Baca selengkapnya

Part 95

"Oh, kenapa kamu tiba-tiba ingin keluar? Apa kamu terpaksa karena desakkan Mas?"Aku hanya menjawab dengan menggelengkan kepala. Ingin rasanya bercerita tentang kejadian di taman, takut membuat hati suami panas dan terus saja memikirkan."Enggak, Mas. Tapi karena ini." Menyodorkan ponsel milikku, menunjukkan chat yang dikirim oleh Dokter Fatih tadi sore."Keputusan kamu sudah paling tepat, Li. Mas mendukung kamu. Tidak masalah jika Mas harus mengeluarkan uang segitu, dari pada nanti kehilangan kamu. Mas sangat mencintai kamu dan tidak mau ada seorang pun yang mengusik kebahagiaan kita. Nanti kamu segera urus surat pengunduran diri kamu, dan kamu berikan uang itu kepada Fatih. Bila perlu nanti Mas temani kamu bicara dengan dia, supaya dia tahu, kalau kamu itu memiliki suami yang begitu perduli dan akan selalu menjadi benteng pelindung untuk kamu." Sungguh terharu aku mendengar kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut suami. Tidak menyangka, pik
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-01
Baca selengkapnya

Part 196

Pukul tiga sore, selesai membantu Bunda mengerjakan pesenan nasi kotaknya. Aku pun segera mengambil rantang, mengisinya dengan nasi, dua potong ayam juga sambal petai yang Bunda buat spesial buat suamiku, juga oseng sawi bakso kesukaan Mas Salim. Aku berniat menyusul suami seperti yang aku janjikan tadi pagi."Dedek, ikut Ummi yuk! Kita susul Abi di toko!" ajakku seraya berjalan menghampiri jagoan kecil itu."Ndak, Ummi. Dedek mau main sama Kak Syabil dan Kak juna di lumah," tolaknya sambil menggeleng pelan."Tapi, sayang. Ibu lagi sakit, Bunda juga lagi sibuk. Dedek ikut Ummi aja yuk!" "Sudah biarkan saja, Li. Anak kamu itu penurut banget, kok. Biarkan saja dia main sama kakak-kakaknya." Bunda ikut menimpali."Ya sudah, Bun. Lia nitip Faza sebentar ya. Assalamualaikum!" Mencium punggung tangan mertua dan segera memesan taksi online untuk mengantarku ke tempat kerja suami.Toko sedang lumayan ramai ketika aku sampai. Ada beberap
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-02
Baca selengkapnya

Part 197

"Dokter? Apa yang Dokter mau dari saya? Kenapa Dokter membawa saya ke tempat seperti ini?!" Aku beringsut menjauh ketika Dokter Fatih duduk di bibir ranjang tempat di mana aku dia hempaskan."Tenang saja, Azalia. Saya tidak akan berbuat macam-macam sama kamu. Saya hanya mau menghabiskan hari ini berdua dengan kamu!" jawab lelaki berkacamata tebal itu seraya menatapaku."Saya mau pulang, Dokter.""Tidak. Kamu tidak boleh pulang. Kamu harus temani saya ngobrol sampai sore.""Saya mohon, Dok.""Tidak!" Dia meninggikan nada bicara beberapa oktaf. Matanya merah berselimut amarah. Rahang tegasnya mengeras. Mata elangnya tidak lepas dari wajahku, menatap seolah ingin menerkam serta menelan diriku.Tangan ini bergerak merogoh dalam-dalam saku tas selempang yang menggantung di pundak, ingin mengambil gawai dan menghubungi siapa saja yang bisa menolong. Akan tetapi pria beralmamater putih serta stetoskop menggantung di lehernya itu terus saja memperhatikan. Sepertinya tidak aman jika mengeluark
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
24
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status