Sepanjang perjalanan, Azalia hanya diam membisu sambil melipat tangan di depan dada dan membuang pandang ke luar jendela. Aku menjadi serba salah dibuatnya. Ingin marah tidak tega, diam saja juga aku cemburu. Padahal dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, aku membayangkan sambutan Azalia yang mengharu biru, memelukku dengan erat sebagai pelepas rindu."Kamu kenapa manyun terus, Li. Nggak terima kalau aku membatalkan acara kamu dengan dokter ganjen itu?" sungutku sambil melirik wajah istri."Terserah kamu lah, Mas. Kamu itu terlalu berlebihan. Lagian, aku itu nggak jalan berdua saja dengan Dokter Fatih, kok. Di dalam mobil ada Suster sarah, Suster Anna, ada Dokter Fairus juga. Kami itu dapat tugas untuk membantu korban bencana kebakaran di ujung kota," terangnya panjang lebar."Kenapa tadi kamu nggak bilang, Sayang?""Bagaimana mau bilang. Orang Mas aja langsung marah-marah." Dia memonyongkan bibirnya.Aku menepikan mobil di bahu jalan, m
Terakhir Diperbarui : 2023-06-27 Baca selengkapnya