Home / Rumah Tangga / Kontrasepsi di Kamar Adikku / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Kontrasepsi di Kamar Adikku : Chapter 201 - Chapter 210

232 Chapters

Part 198

#Salim.Geram sekali ketika mendapat pesan dari istri kalau dia sedang disekap di salah satu kamar oleh seorang dokter yang diam-diam menaruh hati kepada istri. Aku begitu khawatir laki-laki itu akan nekat dan menyentuh Azalia, sebab jika seseorang sudah dibutakan oleh cinta, maka dia akan berani berbuat apa saja tanpa perduli dengan resikonya.Raut ketakutan terpancar jelas di wajah Azalia. Bahkan, setelah kejadian itu, dia menjadi takut berjalan sendiri meskipun hanya di halaman rumah. Dia pasti selalu minta untuk ditemani.Apalagi, menurut bunda Efita ada tanda-tanda kehamilan yang ditunjukan oleh istri. Aku hendak mengajak dia memeriksakan diri ke dokter kandungan akan tetapi bunda melarang. Belum waktunya, tunggu sampai usia pernikahan kami lewat dari sebulan, baru boleh memeriksakan kandungan Azalia. Kata Bunda.Padahal, aku sudah tidak sabar ingin melihat calon anakku. "Mas." Azalia menghampiri seraya bergelayut manja di
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

Part 199

Suara alarm di pagi hari membangunkan diriku dari tidur malam ini. Pelan-pelan membuka mata, menyibak selimut dan tidak lupa juga mendaratkan kecupan singkat di kening istri sebelum turun dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi.Setelah berada di dalam toilet, gegas membasuh area-area tertentu, mengambil wudhu kemudian segera mengguyur tubuh mulai dari bagian kanan sambil membaca doa mandi wajib.Azalia masih terlelap di balik selimut ketika aku selesai mandi dan keluar dari toilet. Sambil mengenakan pakaian kuhampiri istri tercinta, mengusap pipinya mesra kemudian membangunkan dia karena sebentar lagi azan subuh dikumandangkan."Assalamualaikum! Selamat pagi, Bidadari?" sapaku saat melihat istri membuka mata sambil menggeliat manja."Mas, sudah bangun?" "Iya, Sayang. Buruan mandi gih! Sebentar lagi subuh.""Iya, Mas." Seulas senyum terbit di bibir merah jambunya. Senyum yang selalu membuat diri ini jatuh cinta kepadany
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

Part 200

*Mobil aku tepikan di area parkir rumah sakit, kemudian segera masuk dan menanyakan tempat di mana Safina sedang menjalani pengobatan. Sebab selama dia dipindahkan ke Jakarta, aku belum pernah sekali pun menjenguk wanita itu.Seorang perawat berhijab putih mengantarku hingga ke depan pintu kamar serta membukakan pintu untuk kami. Hatiku kembali dibuat mencelos dengan keadaan Safina yang kian memprihatinkan. Badannya begitu kurus tinggal tulang serta kulit, dengan penampilan acak-acakan dan tidak lagi mau mengenakan penutup kepala."Assalamualaikum, Fina!" Perempuan berambut sebahu itu terkesiap ketika aku berjalan masuk sambil mengucap salam. Dia beringsut menjauh, segera naik ke atas tempat tidur dan menutup tubuhnya dengan selimut."Jangan lakukan lagi! Jangan sentuh aku lagi!" jeritnya histeris.Aku mencoba terus mendekat kemudian duduk di tepi ranjang berukuran 120x200 itu, berusaha menenangkan Safina yang kian terlihat ket
last updateLast Updated : 2023-07-06
Read more

Part 201

"Maaf, Pak. Lebih baik Bapak dan Ibu keluar dari ruangan ini, sebab sepertinya pasien sudah mulai merasa kurang nyaman. Bapak dan Ibu bisa menjenguknya lain waktu," kata seorang perawat menyuruh kami keluar dari ruang rawat Safina."Iya, Mbak. Titip Safina ya, Mbak. Kalau ada apa-apa, segera hubungi nomer saya." "Baik, Pak.""Terima kasih!""Sama-sama."Azalia berjalan mendahuluiku. Dia juga tetap diam membisu ketika kami berdua sudah berada di dalam mobil dan diamnya itu berlangsung cukup lama. Azalia tidak seperti biasanya yang cerah ceria, bahkan tidak ada senyum yang terkembang sama sekali di bibirnya. Apa dia cemburu karena aku masih memperhatikan Safina?"Li," panggilku karena mulut istri tetap saja terkatup rapat."Iya!" Dia menjawab singkat."Kamu kok diem terus?" "Memangnya harus teriak-teriak?""Ya nggak juga. Biasanya kamu itu 'kan selalu ceria. Ada apa?""Nggak ada apa-apa, Mas!""Hmmm...Ya sudah kalau begitu."Aku kembali fokus mengemudi. Sesekali ekor mataku melirik ke
last updateLast Updated : 2023-07-07
Read more

Part 202

Gus Fauzan mengulas senyum ketika melihat diriku keluar menemui laki-laki berwajah teduh serta penuh kharisma itu. Segera kusalami dan mencium punggung tangannya dengan takzim, lalu mempersilahkan dia menikmati hidangan yang sudah disediakan oleh Dewi."Lia kerja, Lim?" tanya Gus Fauzan setelah berbasa-basi sebentar juga menanyakan kabar."Dia sudah resign, Gus." "Oh, seperti itu?""Iya, Gus. Ini ngomong-ngomong, tumben njenengan singgah ke rumah orang tua saya?""Mau jemput Faza, Lim. Jiddahnya sudah nyariin terus. Sekalian ada yang mau saya bicarakan juga. Tapi, ini tentang Safina. Itu pun kalau kamu tidak keberatan jika saya membahas masalah Safina."Sepertinya kebetulan jika Gus Fauzan ingin membahas masalah mantan istri, sebab aku juga ingin meminta pendapat beliau mengenai kasus yang sedang menimpa Safina. Ingin membongkar kebusukan Tejo serta antek-anteknya, supaya mereka tidak terus menerus melenggang bebas. Mereka
last updateLast Updated : 2023-07-08
Read more

Part 203

Azalia menarik guling, memeluknya kemudian terlihat dadanya naik turun dengan teratur, menandakan kalau dia sudah tertidur.Ah, tidak seperti biasanya dia seperti itu. Biasanya selalu bermanja ria sebelum memejamkan mata, menjalankan ibadah malam dan setelahnya dia akan terlelap dalam rengkuhanku."Sayang," panggilku pelan, kembali melingkarkan tangan di pinggang rampingnya. Hening. Hanya suara napas Azalia yang terdengar berhembus. Dia tidak meresponku. Sepertinya wanita itu memang sudah benar-benar terlelap mengarungi mimpi indahnya.***"Sayangku masih marah?" tanyaku pagi-pagi selepas pulang dari musala seraya menghampiri istri yang sedang melipat mukena serta sajadah."Marah? Untuk apa, Mas?" Seulas senyum tergambar di wajah cantik nan menawan Azalia."Semalam kamu bobok nggak mau peluk Mas!""Bosen peluk-pelukan melulu. Nanti yang meluk malah mbayanginnya sedang meluk mantan istrinya lagi!" Astaghfirullahaladzim...Fiks! Dia masih ngambek. Mengerikan juga Azalia kalau sedang c
last updateLast Updated : 2023-07-09
Read more

Part 204

"Lim, lagi ngapain sih? Abi panggil-panggil dari tadi nggak nyaut. Salam Abi juga tidak dijawab!" Aku berjingkat kaget ketika Abi menepuk pundakku pelan."Lagi melamun?" tanyanya lagi."Enggak, Bi. Aku cuma sedang memikirkan bagaimana supaya rumah tanggaku tetap adem ayem tanpa masalah."Abi terkekeh mendengar jawaban dariku."Mana ada rumah tangga yang adem ayem tanpa masalah. Nggak ada, Salim. Pertengkaran dalam rumah tangga itu bumbu, karena rumah tangga tanpa ada pertengkaran itu bagaikan makan sayur tanpa garam. Hambar.""Tapi aku lihat Bunda Efita dan Ayah tidak pernah bertengkar. Mereka terlihat selalu akur." "Bukan tidak pernah, Salim. Tapi mereka sudah sama-sama dewasa dalam menyikapi masalah. Jadi, walaupun sedang ada selisih pendapat, mereka tidak menunjukkannya di depan orang lain." Aku mengangguk paham."Apa kamu sedang bertengkar sama Azalia?" "Dia cemburu karena aku masih terus menguru
last updateLast Updated : 2023-07-10
Read more

Part 205

#AzaliaLamat-lamat terdengar suara sang muadzin mengumandangkan azan subuh. Mas Salim sudah duduk bersila memegang test pack, menyuruhku untuk segera melakukan tes kehamilan padahal belum yakin seratus persen kalau aku memang sedang mengandung. Usia pernikahan kami saja baru satu bulan dan kalau pun iya memang hamil sepertinya belum terdeteksi."Jangan dulu dites lah, Mas. Takut hasilnya negatif nanti malah kamu kecewa." Aku berujar seraya menatap wajah tampan suami yang tidak henti-hentinya menerbitkan senyuman."Sudah. Nggak apa-apa. Kalau hasilnya negatif berarti belum rezeki." Dia terus saja meyakinkan, sehingga mau tidak mau aku harus menuruti keinginannya untuk melakukan tes pagi ini.Ragu-ragu berjalan menuju kamar mandi, menampung air seniku kemudian mencelupkan benda pipih kecil tersebut ke dalam urine. Dadaku bergemuruh hebat ketika melihat satu garis terpampang, merasa kecewa karena belum diberi kepercayaan."Bagaimana, sayang
last updateLast Updated : 2023-07-11
Read more

Part 206

***Malam harinya. Jarum jam sudah menunjuk ke angka sepuluh malam. Aku masih menanti dengan gelisah kepulangan suam, karena tidak seperti biasanya dia pulang terlambat seperti ini, apalagi tanpa kabar sama sekali.[Assalamualaikum, Mas. Mas Salim marah sama aku? Memang salah aku di mana, Mas? Aku belum hamil itu takdir, bukan kemauanku juga. Lagian, usia pernikahan kita baru satu bulan, lho. Masa kamu langsung memperlakukan aku seperti ini gara-gara hasilnya negatif. Aku sedih banget, Mas.] Segera ku kirim pesan kepada suami. Centang dua, akan tetapi belum dibaca. Mungkin dia sedang sibuk, atau memang sengaja tidak mau membaca pesan dariku.Ah, sudahlah. Dari pada terus memikirkan yang justru membuat dada ini terasa seperti sedang dihimpit batu besar, mending lekas memejamkan mata walaupun nyatanya aku tetap saja terjaga.Selang beberapa menit, terdengar deru mesin kendaraan memasuki pekarangan rumah Bunda. Buru-buru memantas diri di de
last updateLast Updated : 2023-07-11
Read more

Part 207

POV Salim.Aku menatap bidadari hatiku yang tengah menangis. Ternyata egoku terlalu tinggi hingga membuat wanita yang paling disayangi menitikkan air mata juga terluka. Padahal, dulu sudah pernah berjanji akan selalu mencintai dia dan tidak akan menyakiti hatinya. Memang janji itu begitu mudah diucapkan, akan tetapi begitu sulit untuk ditepati.Diselimuti rasa bersalah, kuusap air mata yang berlomba-lomba lolos dari balik kelopaknya, menatap lamat-lamat wajah ayu istri yang sudah sembab serta kuyu. Akan tetapi tiba-tiba tubuh mungilnya ambruk dan tidak sadarkan diri."Li, Sayang. Astaghfirullahaladzim. Buka mata kamu, Sayang." Menepuk-nepuk pelan pipi istri seraya memeluk tubuhnya.Dia masih dia terkulai lemas serta memejamkan mata."Sayang, ya Allah. Maafkan Mas, sayang." Mengusap lembut pipi kemerah-merahannya."Ada apa, Salim?" Bunda berjalan tergopoh menghampiriku yang sedang memeluk tubuh Azalia."Lia pingsan, Bun!"
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more
PREV
1
...
192021222324
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status