Home / Rumah Tangga / Kontrasepsi di Kamar Adikku / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Kontrasepsi di Kamar Adikku : Chapter 181 - Chapter 190

232 Chapters

Part 178

Hari ini, aku berniat ingin datang ke Tegal, menyerahkan berkas syarat nikah di kantor urusan agama daerah sana sekaligus ingin menjenguk Safina di rumah sakit. Entah apa yang terjadi dengan mantan istriku itu, sehingga pihak rumah sakit menghubungi dan meminta diriku untuk datang. Semoga saja Safina tidak berbuat onar di sana.[Assalamualaikum, sayang. Mas mau ke Tegal hari ini, apa kamu mau nitip sesuatu?] 'Kukirimkan pesan kepada Azalia, siapa tahu dia ingin menitipkan barang atau oleh-oleh untuk ibu serta putranya.[Waalaikumussalam. Tidak, Mas. Barang-barang aku kemarin sudah aku titip travel. Kamu hati-hati di jalan, ya. Jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya.]Balas Azalia.[Siap, Sayang.][Ya sudah. Aku kerja dulu. Assalamualaikum.]Dia mengakhiri obrolan kami. Kebiasaan. Nggak tahu apa di sini ada yang sedang rindu?Memasang sabuk pengaman. Menyalakan mesin kendaraan dan segera pergi menyusuri jalan tol Cipali menuju kota kelahiran calon istri. Bunga-bunga di hati terus saja meka
last updateLast Updated : 2023-06-11
Read more

Part 179

Berjalan keluar dari rumah sakit, mampir ke sebuah minimarket untuk membeli susu ibu hamil serta vitamin untuk Safina. Aku tidak mau anak dalam kandungannya kurang gizi, atau sampai menuruni penyakit sang Ibu. Nauzubillah. Setelah selesai berbelanja segera kutitipkan barang-barang tersebut ke seorang perawat, sebelum akhirnya aku pulang kembali ke Jakarta untuk mengurus pekerjaan juga membeli segala keperluan untuk acara pernikahanku dengan Azalia nanti. Tidak mau ada satu pun yang terlewatkan, sebab ingin moment pernikahan kami menjadi yang paling spesial.***#AzaliaMengambil ponsel di saku seragam, sebab sejak tadi terus saja berdering. Ternyata ada beberapa panggilan masuk dari paman Fauzan. Ada apa? Kenapa ada banyak sekali panggilan tidak terjawab dari Paman?"Kenapa, Li? Kok wajah kamu tiba-tiba pucat seperti itu?" tanya Dokter Fatih yang kebetulan sedang berada satu ruangan denganku."Saya permisi sebentar, Dok. Soalnya ada banyak sekali panggilan masuk dari Paman saya. Si
last updateLast Updated : 2023-06-12
Read more

Part 180

"Maaf, Dokter. Saya tidak bisa!" Aku menyahut sambil menunduk."Kenapa? Apa karena laki-laki yang bersama kamu kemarin?" "Dia calon suami saya, Dok. Seminggu lagi kami akan melangsungkan pernikahan!""Oh...Jadi kamu sudah mau menikah? Selamat ya, Li. Tolong lupakan ucapan saya barusan. Saya tidak serius." Aku hanya menjawab dengan menganggukan kepala. Setelah itu gegas pergi menuju kamar pasien, mengecek keadaan mereka satu persatu seperti hari-hari biasanya. Namun ada yang berbeda hari ini. Setiap kali hampir berpapasan denganku, Dokter Fatih terlihat sengaja menghindar, bahkan memilih jalan lainnya supaya tidak bersitatap denganku. Apa dia marah? Atau, ah sudahlah. Tidak mau berparasangka buruk terhadap orang lain, sebab itu akan menambah catatan perbuatan dosa.***Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Berkali-kali kucubit lenganku, memastikan kalau semua ini bukanlah mimpi. Mas Salim, pria yang pernah meng
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

Part 181

"Ada apa sih, Ummi. Tangan aku sakit ditarik-tarik seperti ini?" protesku akan tetapi Ummi tidak menggubris. Dia terus saja menarik paksa diriku dan membawa masuk ke dalam kamarnya."Kamu diam di sini dulu, Li. Di luar ada Fahri sedang ngamuk-ngamuk. Ummi takut dia masuk ke dalam kamar dan menyakiti kamu. Makanya Ummi bawa kamu ke sini!" terang Ummi panjang lebar."Astaghfirullahaladzim....Mau apa lagi sih dia? Nggak ada bosan-bosannya mengganggu hidup aku. Apa belum cukup dia mempermalukan aku dulu!" sungutku kesal.Ummi segera mengunci pintu dan duduk di sebelahku sambil menggenggam jemariku. Aku yang sudah begitu lelah menyandarkan kepala di bahu Ummi sambil memejamkan mata, karena jujur sudah mengantuk luar biasa."Kalau kamu ngantuk tidur saja di sebelah Faza. Pokoknya jangan keluar kalau Fauzan atau suami kamu memanggil!" titah Ummi."Iya, Ummi."Segera merebahkan bobot perlahan, memejamkan mata yang sudah terasa berat sambil memeluk tubuh gembul putraku.Namun baru beberapa men
last updateLast Updated : 2023-06-15
Read more

Part 182

#SalimAku membuka mata saat merasa ada seseorang sedang mengusap rambutku. Azalia tersenyum menatapku. Rambutnya yang basah meneteskan air hingga menerpa wajah. Aroma wangi shampo menguar di udara, juga harum tubuh istri membuatku ingin memeluknya sebagai ucapan selamat pagi."Bangun, Mas. Sebentar lagi subuh!" ucapnya dengan intonasi sangat lembut. Segera bergegas ke kamar mandi dan mengguyur tubuh ini dengan air hangat. Setelah itu, kami melakukan sholat subuh berjamaah untuk yang pertama kalinya. "Terima kasih ya, Sayang." Aku berucap seraya mengecup puncak kepala istri."Terima kasih untuk apa?" "Semuanya. Aku berjanji akan selalu mencintai dan menyayangi kamu. Tegur aku jika nanti mulai mengingkarinya."Aku terus saja mentap wajah cantiknya. Mengunci netranya dengan tatapanku, menikmati indahnya wajah bidadari di pagi hari.Rasa syukur terus saja kupanjatkan kepada Sang Pencipta, karena telah menyatukan
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

Part 183

"Kenapa, Mas? Kok kamu kaya lagi ada masalah begitu?" tanya Azalia seraya menatap dalam-dalam wajahku."Enggak kok, Sayang." Mencoba bersikap biasa saja di depan istri.Azalia mengulas senyum manis kepadaku."Mas. Lusa kita pulang ke Jakarta ya. Soalnya aku cuma dapat jatah cuti empat hari.""Sayang. Boleh nggak Mas minta sesuatu sama kamu?" "Apa, Mas?""Sekarang kan kita sudah menikah. Mas mau kamu berhenti bekerja karena insya Allah Mas mampu memenuhi segala kebutuhan kamu. Mas kepengen kamu fokus menjadi ibu rumah tangga dan merawat anak-anak kita nanti. Kamu mau nggak nurutin permintaan Mas?" Riak wajah Azalia langsung berubah mendengar permintaanku. Dia langsung menunjukkan kepala sambil mengatupkan bibir rapat, hingga suasana menjadi hening selama beberapa menit."Tapi kalau kamu masih mau bekerja Mas nggak melarang, kok. Itu kan hak kamu. Mas cuma menyampaikan kei
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more

Part 184

Jarum pendek jam di arloji hitam yang melingkar di pergelangan tangan kiri sudah menunjuk ke angka dua belas malam. Mata sedikit mengantuk karena tadi siang tidak sempat memejamkan mata, dan mau tidak mau harus mencari rest area terdekat dan menepikan mobil.Lamat-lamat kupandangi wajah Azalia yang tertidur pulas dijok mobil. Karena kasihan melihatnya tidur dengan posisi terduduk, berinisiatif merebahkan jok mobil akan tetapi malah dia terkesiap kaget."Kamu mau ngapain, Mas?" Dia mencoba membenarkan posisi duduknya."Cuma mau merebahkan jok kamu, Li. Memangnya mau ngapain?" Mengernyitkan dahi. Bingung."Oh!" "Oh? Memangnya kamu pikir suami kamu mau ngapain di tempat umum seperti ini?" "E--enggak, Mas." Aku terkekeh. Pasti dia pikir aku bakalan macam-macam kepadanya. Walaupun halal, aku juga masih tahu batas serta aturan. Bisa diciduk pol PP kalau melakukannya di tempat umum.
last updateLast Updated : 2023-06-18
Read more

Part 185

Cahaya mentari pagi menerobos melalui celah-celah tirai yang sedikit terbuka. Menggeser tangan ke sebelah kiri mencari keberadaan istri, ternyata dia sudah tidak ada di tempatnya. Apa dia sedang berada di dalam kamar mandi? Tapi, pintu toilet sedikit terbuka dan tidak ada suara orang di dalam sana.Pelan-pelan beranjak dari tempat tidur, duduk bersila di atas matras mengumpulkan informasi yang aku bawa dari alam mimpi. Mataku memicing ketika menatap benda persegi berwarna hitam yang menggantung di bilik dinding dan ternyata sudah pukul sebelas siang. Bukan pagi lagi.Astaghfirullahaladzim...Mengusap wajah dengan kedua telapak tangan. Menyisir ke seluruh ruangan dan seperti Azalia sudah pergi bekerja.Buru-buru mengambil sarung yang terlipat rapi di atas kursi, menutup tubuh polosku dan segera membasuh tubuh membersihkan diri dari hadas besar. Kebiasaan burukku setelah menikah, yaitu, tidur lagi setelah shalat subuh d
last updateLast Updated : 2023-06-19
Read more

Part 186

Aku menelan ludah dengan susah payah seraya menatap wajah anggun istri yang terlihat begitu memesona. Ternyata walaupun dia sudah tahu Azalia seorang wanita bersuami, akan tetapi masih saja memberi bingkisan secara terang-terangan. Apa Dokter Fatih sengaja ingin membuatku salah paham kepada istri?"Kenapa dia memberi kado sama kamu, Li? Maksud dia itu apa?" Mencoba bertanya secara baik-baik walaupun api cemburu sudah berkobar-kobar dalam hati."Katanya sih kado pernikahan aku, Mas. Soalnya kemarin belum sempet ngasih, jadi baru dikasih sekarang."Aku hanya ber oh ria menanggapinya. Kala menatap ke dekat pintu masuk rumah sakit. Aku lihat laki-laki yang sepertinya menaruh hati kepada istri masih berdiri menatap ke arah mobil kami. Lama-lama bisa bahaya kalau Azalia tetap bekerja. Takut dokter tersebut menghalalkan segala cara untuk mendapatkan istri serta berusaha memisahkan kami.Menyalakan mesin kendaraan. Menggerakkan keempat roda
last updateLast Updated : 2023-06-20
Read more

Part 187

"Ada apa, Mas?" Azalia menghampiri dan lekas duduk di sebelahku."Fina ngamuk. Dia mukulin perutnya sendiri sampai pendarahan, Li," jawabku sambil meletakkan ponsel di atas kasur."Inalillahi... Kasihan sekali Mbak Safina, Mas. Kalau dia tidak suka menyakiti fisik orang lain, aku mau lho Mas, merawat dia sampai sembuh. Tapi kalau saat ini aku takut. Soalnya Mbak Fina kan kalau lihat aku langsung histeris dan ngamuk. Apalagi jika sampai tahu kalau aku sudah nikah sama kamu, Mas.""Nggak apa-apa, sayang. Mas paham kok." "Terus, sekarang bagaimana keadaan Mbak Fina, Mas?""Dia sedang dalam penanganan dokter. Semoga saja anak kami tidak kenapa-kenapa.""Kamu yang sabar ya, Mas." "Iya, Sayang. Oh, iya. Mas mau minta izin pergi menengok dia di rumah sakit, apa kamu tidak keberatan, Li?" tanyaku seraya menatap manik coklatnya."Iya, Mas. Tapi jangan lama-lama. Aku takut..." Dia menggantung kalimat seraya menundukkan
last updateLast Updated : 2023-06-22
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
24
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status