"Ehem! Sudah sore, Li. Nanti kamu ketinggalan bus. Apa perlu Paman antar ke terminal?" Paman Fauzan mendekati sambil menggendong Faza dan kulihat ekor mata Paman melirik sekilas ke arah Mas Salim."Iya, Paman, aku...""Azalia ikut dengan saya, Gus. Saya juga mau pulang ke Jakarta," potong Mas Salim."Tidak usah, Salim. Dia biasa naik kendaraan umum. Nanti merepotkan kamu!" Air muka Paman terlihat berubah. Sepertinya dia masih belum bisa percaya kepada Mas Salim, karena dulu pernah mengecewakan kami semua."Nggak merepotkan, Gus. Kan kita satu arah. Faza, sini gendong sama Abi sebentar." Mas Salim mengulurkan tangannya, mengambil putraku dari gendongan paman seolah ingin menghindari negosiasi lebih lama dengan adik kandung Abah.Aku menghela napas dalam-dalam melihat keakraban Faza dan juga Mas Salim. Jika dia tahu Faza bukan putraku, apakah mas Salim masih memperlakukan Faza sebaik itu?"Li, kamu yakin ingin ke Jakarta dengan Sal
Terakhir Diperbarui : 2023-05-28 Baca selengkapnya