Semua Bab Kontrasepsi di Kamar Adikku : Bab 161 - Bab 170

232 Bab

Part 158

"Mas!" Aku memanggil pelan seraya menghapiri.Wajah Mas Fahri terlihat pias saat menyadari aku sudah berdiri di belakangnya. Dengan segera ia menyimpan ponsel ke dalam saku celana, berjalan masuk melewatiku tanpa berkata apa-apa. Pun ketika kami berdua sedang berada di dalam kamar. Dia hanya diam membisu, tanpa sekali pun menoleh ke arahku. Dia tidur menghadap tembok, memeluk guling memunggungiku.*Entah berapa lama aku terlelap dengan mode saling diam, sebab Mas Fahri sama sekali tidak mau bercengkrama dengan diriku yang saat ini sudah menyandang gelar sebagai seorang istri. Telingaku kembali menajam ketika mendengar lelaki di sebelahku sedang berbicara dengan seseorang di ujung sambungan telepon."Demi Allah, Dek. Mas tidak menyentuhnya. Mas tidak akan menyentuhnya jika kamu tidak ridho!" Kata itu begitu pelan dia ucapkan, akan tetapi bagai sebuah guntur yang menggelegar yang mampu meluluhlantakkan semua yang ada di muka bumi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-19
Baca selengkapnya

Part 159

Tubuh ini merosot. Melungguh lemas di lantai kamar.Apa maksud dari semua ini? Kenapa titian takdir kehidupanku begitu menyakitkan serta penuh dengan duri. Apa salahku sebenarnya, Tuhan? Kenapa Engkau membuat skenario hidup yang teramat pahit seperti ini? Mencoba berdiri dan berjalan tertatih menuju lemari. Mengambil baju dengan tangan gemetar kemudian memakainya sambil berusaha menahan air mata yang terus saja berlomba-lomba mengular di wajah. Sungguh, tidak tahu lagi harus berkata apa. Terlebih lagi jika nanti Ummi serta Paman menanyakan tentang keberadaan Mas Fahri. Dan jika harus jujur, alasan apa yang harus aku katakan kepada mereka, sebab laki-laki yang berstatus sebagai suami tiba-tiba pergi tanpa permisi.Dengan derai air mata, kugelar sajadah seperti biasa. Bertafakur diri memohon ampun serta petunjuk kepada Illahi Rabbi. "Assalamualaikum, Li. Nduk..." Tok! Tok! Tok!Gegas membukakan pintu untuk Ummi dan mempersilahka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-20
Baca selengkapnya

Part 160

mendongak menatap langit-langit kamar, menahan air mata yang terus saja menggelayut di pelupuk mata supaya tidak lolos di pipi. Laki-laki seperti Fahri tidak pantas untuk ditangisi. Astaghfirullahaladzim...Laa haula wa laa quwwata illaa billaahil 'aliyyil azhiimi...(Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang maha tinggi lagi maha agung)Kenapa nasibku menjadi seperti ini ya, Allah.Aku memang tidak mencintai Mas Fahri. Belum bisa menerima dia sepenuh hati. Tapi walaupun begitu, aku sudah berusaha untuk menerima dia. Berniat ingin menjadi istri yang baik serta salehah. Membina biduk rumah tangga dengannya, mencoba mencintai dia dengan segenap jiwa dan raga. Kalau sudah seperti ini, aku bisa apa? Membuka lemari. Mengambil hijab kemudian menutup kepalaku. Keluar dari kamar menemui keluarga besar yang sudah menunggu di ruang makan, meski langkah ini terasa berat karena hampir semua orang menatap i
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-21
Baca selengkapnya

Part 161

"Kenapa Ayah malah menamparku?" Mas Fahri berdiri. Menatap nyalang wajah Ayah mertua sambil mengusap pipinya."Karena kamu sudah kurang ajar. Kamu sudah mencoreng nama baik Ayah. Sudah mempermalukan ayah, juga mempermalukan keluarga pesantren!" "Kenapa Ayah lebih membela mereka dari pada aku? Aku ini anak Ayah, dan mereka ini orang asing!" Mas Fahri menunjuk ke arah kami."Karena kamu memang salah!""Memangnya kapan, sih. Ayah menganggap aku ini benar?!" Laki-laki yang terlihat penuh karisma itu melenggang pergi meninggalkan kami semua, menendang pintu begitu keras sambil mengumpat tidak jelas.Aku hanya bisa beristighfar dalam hati melihat reaksi pria yang masih menyandang status sebagai suami. Tidak menyangka dia memiliki sifat yang kasar seperti itu, karena wajah Mas Fahri terlihat begitu alim serta pendiam."Maafkan saya, Gus. Karena saya sudah mempermalukan keluarga njenengan. Maafkan Ayah, Nak Lia. Ayah sudah gagal mendidik suami kamu. Tapi Ayah janji akan membujuk Fahri supaya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-22
Baca selengkapnya

Part 162

"Mas Farhan. Sampean saja yang mengemudi. Saya sedang tidak bisa berkonsentrasi saat ini!" perintah pria dengan garis wajah tegas itu dan segera dijawab dengan anggukan oleh Ustaz Farhan."Astaghfirullahaladzim...," terdengar Paman beristighfar berkali-kali, mengusap wajah dengan kasar sambil menyandarkan tubuh di sandaran kursi mobil.Sesaat suasana menjadi hening. Aku hanya bisa mengikuti pemandangan dari jendela, dan sesekali ekor mata ini melirik paman yang duduk terdiam di sisiku. Sepertinya dia masih diselimuti rasa emosi. Mengambil napas berat. Menyandarkan kepala dengan mode masih tetap memandangi pemandangan di pinggir jalan raya. Hati ini bagai tercabik-cabik mengingat apa yang sudah dilakukan Mas Fahri. Dia telah menelanjangiku di depan banyak orang, melemparkan kotoran ke wajah keluargaku dengan cara keji seperti ini.Ya Allah...Berikan ketabahan serta kekuatan kepada hamba untuk menjalani semua ini. Semoga sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-23
Baca selengkapnya

Part 163

"Maaf, Mas. Aku nggak bisa!" tolakku secara halus.Spontan Mas Fahri menghentikan laju mobilnya, hingga terdengar suara decitan ban beradu dengan aspal. Wajah laki-laki yang sudah menjatuhkan talak satu kepadaku itu memerah padam, menunjukkan rasa marah yang begitu mendalam.Sungguh. Melihat raut wajahnya seperti itu aku benar-benar merasa takut. Apalagi keadaan di sekitar begitu sepi, hanya ada satu dua kendaraan yang melintas."Kamu tidak usah sok jual mahal, Azalia. Kamu itu perawan tua. Sudah ditolak sana sini, dan hanya aku yang mau menikahi kamu!" Dia mencengkram erat rahangku, hingga aku meringis kesakitan."Lepas, Mas. Sakit!" pekikku pelan. Namun, bukannya dia segera melepaskan. Pria berhidung tidak terlalu mancung itu malah terlihat begitu bersemangat menyakiti fisikku."Nangis aja, Lia. Kenapa kamu tahan. Saya suka liat air mata kamu. Merasa puas hati ini kalau berhasil membuat kamu menangis dan tersiksa. Sebab air matamu ini, aku anggap sebagai balasan dari apa yang telah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-26
Baca selengkapnya

Part 164

Dengan langkah memelan berjalan melewati orang-orang yang sedang menyemut, karena mereka semua berada di teras rumah Zalida. Ingin tahu apa yang terjadi dengan sahabatku itu.Mata ini memanas ketika melihat orang yang selalu ada ketika dalam keadaan suka maupun duka sudah berbaring kaku di atas pembaringan, dengan ditutup menggunakan kain jarik juga kerudung putih transparan menutupi wajah. Terlebih lagi ketika melihat Faza yang sedang menangis dalam pangkuan Bu RT. Dia masih terlalu kecil, akan tetapi sudah harus kehilangan sosok seorang ibu yang selalu memberi dia limpahan kasih sayang.Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un...Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali.Kudekati tubuh itu. Membuka penutup wajahnya dan melihat ada banyak sekali luka lebam di wajah Zalida. Apa mungkin ini perbuatan Faisal mantan suaminya? Sebab tadi pagi aku lihat Zalida masih dalam keadaan baik-baik saja. Dia terlihat sehat dan t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-27
Baca selengkapnya

Part 165

"Ehem! Sudah sore, Li. Nanti kamu ketinggalan bus. Apa perlu Paman antar ke terminal?" Paman Fauzan mendekati sambil menggendong Faza dan kulihat ekor mata Paman melirik sekilas ke arah Mas Salim."Iya, Paman, aku...""Azalia ikut dengan saya, Gus. Saya juga mau pulang ke Jakarta," potong Mas Salim."Tidak usah, Salim. Dia biasa naik kendaraan umum. Nanti merepotkan kamu!" Air muka Paman terlihat berubah. Sepertinya dia masih belum bisa percaya kepada Mas Salim, karena dulu pernah mengecewakan kami semua."Nggak merepotkan, Gus. Kan kita satu arah. Faza, sini gendong sama Abi sebentar." Mas Salim mengulurkan tangannya, mengambil putraku dari gendongan paman seolah ingin menghindari negosiasi lebih lama dengan adik kandung Abah.Aku menghela napas dalam-dalam melihat keakraban Faza dan juga Mas Salim. Jika dia tahu Faza bukan putraku, apakah mas Salim masih memperlakukan Faza sebaik itu?"Li, kamu yakin ingin ke Jakarta dengan Sal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-28
Baca selengkapnya

Part 166

*Laju kendaraan yang dikemudikan oleh Mas Salim mulai memelan hingga perputaran keempat rodanya benar-benar berhenti. Pria berhidung bangir itu segera turun dan membukakan pintu untukku, seperti adegan di film-film yang pernah aku lihat. Hanya bedanya, kaki aku tidak keseleo sehingga Mas Salim harus menangkap tubuhku yang hampir terjatuh."Terima kasih, Mas," ucapku seraya menggantungkan tas di pundak."Sama-sama. Next time aku boleh main ke sini ya, Li? Kalau nggak mampir ke rumah sakit tempat kamu bekerja." "Monggo, Mas. Oh, iya. Ini, Mas. Buat tambahan beli bensin!" Menyodorkan dua lembar pecahan ratusan ribu, menyesuaikan ongkos travel dari Tegal ke Jakarta."Apa-apaan sih, Li. Memangnya aku ini supir angkot. Ambil balik. Buat beli susu Faza!" tolaknya secara halus. "Sekali lagi terima kasih!" Membungkukkan badan."Oke. Kembali kasih." Pria itu berjalan sambil tersenyum ke arahku, hingga dia tersandung b
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-29
Baca selengkapnya

Part 167

Meletakkan ponsel di atas meja. Menimbang-nimbang apakah harus datang menemui Bunda ataukah mengabaikan permintaan perempuan berwajah teduh itu."Ngelamun mulu, Li. Ayo pulang. Udah sore!" Suster Sarah tiba-tiba saja datang mengagetkan."Duluan saja, Mbak. Saya masih ada urusan!" sahutku seraya mengembangkan sedikit senyuman.Wanita bertubuh gempal itu menautkan telunjuk dengan ibu jarinya membentuk huruf O, lalu segera keluar dari ruang ganti meninggalkan aku sendiri.Memantas diri di depan cermin, mengganti pakaian dinasku dengan gamis sederhana yang aku bawa. Tidak lupa menyapukan sedikit bedak di wajah, serta lipstik berwarna merah muda di bibir supaya tidak terlihat pucat. Cantik sempurna.'Kamu berdandan secantik itu untuk siapa, Li?' tanya hati kecilku ketika aku sedang memutar-mutar badan di depan kaca.Aku berniat datang ke rumah Bunda Efita dan sengaja berdandan cantik supaya jika bertemu dengan Mas Salim dia terpesona melihat wajahku. Astaghfirullahaladzim...Bukankah itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
24
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status