Home / Rumah Tangga / Kontrasepsi di Kamar Adikku / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Kontrasepsi di Kamar Adikku : Chapter 151 - Chapter 160

232 Chapters

Part 149

"Akhirnya kalian hancur juga. Aku berhasil menghancurkan hidup kamu, Salim. Kamu sudah membuat anak saya menderita. Jadi, sekarang ini kita impas. Jangan anak saya saja yang hancur akibat ulah kamu. Kamu juga harus merasakan perpisahan dengan wanita yang kamu cintai. Sekarang aku sudah bisa membayar kematian anakku dengan cara menghancurkan hidup kamu. Kamu tahu, Salim. Gara-gara kamu anakku menderita dan mati. Dia patah hati karena ditinggal menikah oleh Fahri saat dia sedang sayang-sayangnya. Dan sampai kiamat pun saya tidak akan bisa memaafkan kamu. Sekarang dendamku kepadamu sudah terbayar," berang Paklik sambil menghisap dalam-dalam sigaret yang ada di mulutnya.Entah apa maksud perkataan laki-laki tua itu aku tidak mengerti. Siapa Fahri, siapa anaknya, aku tidak mengenal mereka sama sekali. Lantas, apa hubungannya dengan pernikahan aku dan Safina?"Maksud Paklik apa?" Safina menghapiri pamannya dan menanyakan maksud dari perkataan kelaki itu."Kamu tahu, gara-gara Salim Zakira
last updateLast Updated : 2023-05-03
Read more

Part 150

"Mas Salim itu suami aku. Mas lupa ya? Allah tidak akan marah kepadaku.""Ya sudah. Sekarang Fina lepas dulu pelukannya.""Nanti Mas Salim pergi." "Enggak. Mas tidak akan pergi.Memejamkan mata, tidak tega melihat keadaan Safina saat ini. Aku takut jika pergi akan terjadi sesuatu dengan dia. Aku bingung harus berbuat apa sekarang."Salim!" Kami berdua menoleh secara serempak mendengar ada seseorang memanggil namaku.Gus Fauzan berdiri sambil menatap ke arah kami. Sepertinya Allah telah mengirimkan bantuan untukku, dengan cara menghadirkan Gus Fauzan. Aku yakin beliau pasti bisa menyelesaikan masalah yang tengah terjadi."Ada apa ini? Kenapa kalian peluk-pelukkan di luar, dan Safina menangis seperti itu?" Kedua mata teduh milik paman Azalia tidak lepas dari wajahku."Kita bicarakan di teras saja, Gus." Mencoba melepaskan pelukan Safina dan kali ini berhasil. Alhamdulillah...Kami bertiga duduk di teras
last updateLast Updated : 2023-05-04
Read more

Part 151

Sepanjang perjalanan aku terus saja memikirkan Safina hingga hampir saja menabrak pengendara lainnya. Beruntung jalan sedang sepi sehingga aku bisa banting setir ke kiri, menghindari kecelakaan yang hampir saja menimpa diri.Konsentrasiku benar-benar terpecah karena wanita itu. Bayang-bayang dia saat menangisi kepergianku terus saja berkelebat di mata, seolah menghakimi hati yang kian merasa bersalah.Andai saja dia tidak terus menerus menghina aku dan keluarga, jika saja dia bisa bersikap lemah lembut terhadapku, mungkin perpisahan ini tidak akan pernah terjadi. Sebab inginku hanya menikah sekali dalam seumur hidup.Tetapi mau bagaimana lagi. Jalan takdirku sudah seperti ini. Menyandang status duda di usia yang begitu muda, tidak mampu mempertahankan pernikahan yang masih seumur jagung.Dengan kecepatan rata-rata mengemudikan mobil menyusuri jalan tol dari kota Semarang hingga keluar di pintu tol Jatibening Pondok Gede, menepikan mobil sebentar di bahu jalan karena bingung harus men
last updateLast Updated : 2023-05-05
Read more

Part 152

"Syabil doakan Ayah terus ya. Salat yang rajin, supaya Ayah bangga dan tambah sayang sama Syabil." Mengulas senyum terpaksa seraya menahan air mata yang sudah menggelayut di kedua pelupuk.Mungkin kini saatnya memberi tahu Syabil pelan-pelan tentang Ayah, supaya dia tidak terus-menerus menunggu kepulangan lelaki tercintanya.Lamat-lamat terdengar suara sang Muazin mengumandangkan azan. Gegas masuk ke dalam mushalla, berdiri di belakang iman bersisian dengan Syabil dan beberapa jemaah lain. Selesai melaksanakan ibadah wajib dua rakaat tersebut aku sengaja mengajak Syabil jalan-jalan mengitari komplek, mencari sarapan untuknya hingga jarum pendek jam sudah menunjuk ke angka enam pagi.***Kamis sore, aku berziarah ke makam Ayah, ingin menumpahkan rasa rindu yang sudah lama menyelimuti kalbu. Setelah lima belas menit menembus kemacetan jalan kota tempat tinggalku, akhirnya sampai juga di depan gapura pekuburan tempat dimana A
last updateLast Updated : 2023-05-06
Read more

Part 153

"Kamu duduk di belakang, ya. Soalnya kita pergi sama Abi juga," ujarku seraya membantu memasangkan sabuk pengaman di pinggang mantan istri."Kenapa aku harus duduk di belakang?" protes Safina. Dia mencoba melepas seat belt yang melilit namun aku segera mencegahnya."Fina sudah janji mau nurut sama Mas, 'kan?" Menatap iba wajah cantik Safina.Dia menjawab dengan menganggukan kepala dan tersenyum.Ya Allah... Semakin tersayat-sayat rasanya hati ini melihat ekspresi Safina. Merasa bersalah karena telah menjatuhi dia talak tiga. Andai saja dulu aku tahu dia memiliki kelainan jiwa, mungkin tidak akan berani mendekati, apalagi sampai melukai hatinya."Loh, Mas. Kok laki-laki ini ikut?" Safina menatap wajah Abi dengan mimik heran ketika suami ibuku ikut masuk ke dalam mobil."Buat gantiin Mas nyetir, Fin. Soalnya Mas capek!"Abi menoleh ke arah Safina dan berusaha melengkungkan bibir. Dari sorot mata lelaki berusia empat puluh
last updateLast Updated : 2023-05-13
Read more

Part 154

"Kenapa dulu njenengan nggak bilang sama saya kalau Safina punya penyakit seperti itu? Kenapa njenengan malah menikahkan saya dengan dia, Gus?" tanyaku penasaran. Ingin tahu maksud Gus Fauzan menikahkan aku dengan wanita itu, jika sebenarnya dia tahu kalau Safina memilki penyakit kelainan jiwa."Karena saya pikir kamu sudah tahu tentang Safina, Lim." Gus Fauzan mengambil napas dalam-dalam kemudian mengembuskannya perlahan. Dia menatapku penuh dengan rasa penyesalan."Sebenarnya penyakit yang diderita Safina itu bukan aib atau penyakit menular. Tapi mungkin sebagian orang merasa malu jika memiliki anggota keluarga memiliki penyakit seperti Safina. Padahal, dukungan keluarga lah yang membuat si penderita bisa mengatasi masalah penyakitnya, meredam esmosinya jika sedang tidak terkendali sehingga dia tidak hilang akal dan berhalusinasi. Sedang Safina, dia justru selalu dipengaruhi hal-hal buruk oleh Tejo. Saya sudah berkali-kali menasihati tetapi Tejo malah marah
last updateLast Updated : 2023-05-14
Read more

Part 155

"Nama Ummi Faza siapa?" "Lia. Ummi Azalia, Om." Ya Allah. Jadi selama ini dia sudah menjadi orang tua tunggal. Suaminya sudah meninggal dan dia memiliki seorang putra?Kuangkat wajah balita berusia sekitar empat tahunan itu, membingkai wajahnya, menatap lekat-lekat setiap inci wajahnya. Tapi dia sama sekali tidak mirip Azalia. Mungkin mirip dengan almarhum suaminya."Faza. Ayo bobok. Sudah malam. Kenapa Faza malah ganggu Om?" Aku menoleh ke arah sumber suara. Ummi Azalia berdiri di dekat pintu, menatap kami berdua yang sedang dalam mode saling berpelukan."Faza maunya bobok sama Abi. Nggak mau sama jiddah!" Putra Azalia semakin mempererat pelukannya kepadaku."Nggak boleh begitu, anak sholeh. Yuk! Ikut Jiddah. Sudah malam, loh. Besok sore Ummi pulang." Faza mendongak menatap wajah neneknya. Raut kecewa tergambar jelas di wajah imut nan menggemaskan itu. Membuat diri ini tidak tega melihat ekspresi wajahnya."
last updateLast Updated : 2023-05-15
Read more

Part 156

Pukul tujuh pagi. Aku lihat Faza putra Azalia sedang berlari-lari di halaman rumah Ummi ditemani dua orang santriwati. Cepat-cepat menghapiri lelaki kecil yang sudah berhasil mencuri hatiku itu dan melambai memanggilnya."Abi...," teriaknya kegirangan, merentangkan tangan langsung memeluk tubuhku."Sudah maem?" Berjongkok menyeimbangkan tubuhku yang jangkung ini dengan tubuhnya."Belum." "Kenapa?" "Ndak mau!" Dia menggeleng pelan."Harus makan biar cepat besar. Abi suapin mau?" "Hu'um!""Mbak. Tolong ambilkan makanan buat Faza. Biar saya yang suapin!" perintahku kepada salah seorang santriwati dan langsung dijawab dengan anggukan sopan olehnya.Semangkuk nasi beserta ikan tongkol suir dan sayur bayam sudah ada di tangan. Aku menyuruh Faza membaca doa sebelum makan lalu menyuapinya perlahan. "Loh, Mas. Kok jadi kamu yang suapin Adek?" Azalia sudah berdiri di sampingku membawa botol air miner
last updateLast Updated : 2023-05-16
Read more

Part 157

Prang!! Prang!!Terdengar suara pecahan kaca di dalam ruangan. Teriakkan Paklik pun semakin keras terdengar. Aku dan Gus Fauzan segera berlari menghampiri, dan ternyata Safina sedang menyerang Paklik tejo membabi buta. Entah mendapat kekuatan dari mana, tenaga wanita yang telah kujatuhi talak tiga itu terlihat begitu kuat, melebihi tenaga laki-laki."Fina. Istighfar, Nduk. Istighfar! Jangan menyakiti orang terus. Kasihan Paklikmu!" Gus Fauzan dan beberapa santri berusaha memegangi, namun Safina begitu perkasa layaknya seorang Srikandi yang tidak tertandingi."Dia yang sudah membuat saya hancur, Gus. Dia yang telah membuat Mas Salim meninggalkan saya. Saya marah! Saya benci sama orang jelek itu!" Kaki Safina terus saja berusaha menendang tubuh Paklik Tejo.Sedang diriku. Hanya bisa melihat dari jarak beberapa puluh meter, karena Gus Fauzan melarangku untuk mendekat. Takut Safina kembali menyerangku seperti tempo hari.Setelah kea
last updateLast Updated : 2023-05-17
Read more

POV Azalia

"Kenapa kamu tidak menikah lagi, Li? Supaya ada yang menanggung hidup kalian berdua, dan kamu tidak perlu bekerja keras seperti ini. Kasihan Faza jika terlalu sering ditinggal oleh ibunya. Anak segini itu sangat membutuhkan figur seorang ibu." Aku menelan saliva mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Mas Salim.Memang benar juga apa yang dia katakan. Faza sangat membutuhkan figur seorang ibu. Dia membutuhkan aku untuk selalu berada di sisinya, menemani hari-harinya, mengajarkan dia segala rupa seperti ibu-ibu yang lain.Tetapi, tuntutan hidup mengharuskan aku untuk bekerja mencari nafkah untuk menutupi segala kebutuhan putraku. Tidak mungkin terus menerus hidup bergantung kepada Ummi, sebab dia juga hanya seorang janda yang tidak memiliki penghasilan. Untuk kebutuhan dia sendiri saja masih kekurangan, apalagi jika ditambahi beban kebutuhanku.Bukannya aku tidak mau menikah lagi. Tetapi luka yang suami serta Mas Salim toreh terlalu dalam hingga ke dasar sanubari. Aku hanya seorang
last updateLast Updated : 2023-05-18
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
24
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status