“Pangeran Aruna!” seru Danapati begitu menyadari orang yang menyentuh bahunya adalah Aruna, Pangeran Astagina yang ia cari-cari. Lelaki itu hendak berlutut namun pemuda di hadapannya segera mencegahnya.“Paman Danapati, bersikap lah biasa, kita tidak sedang di istana,” lirih Aruna berusaha tak menarik perhatian.“Ampun, Gusti. Apa yang terjadi, mengapa hamba tiba-tiba ada di tempat ini?” tanya Danapati dengan suara yang lebih pelan. Nyaris serupa dengan Aruna tadi, namun lebih keras karena ia begitu terkejut.“Kau berada di Padepokan Rakajiwa. Aku membawamu dengan Lembat Brabat. Sekarang mari ikut aku menemui Guru Legawa,” terang Aruna sembari berlalu.Danapati tak sempat mengatakan setuju. Namun diam artinya setuju, kira-kira begitu lah yang berlaku di istana. Lelaki itu mengikuti langkah cepat Aruna. Sesekali ia memperhatikan sekitar. Ingatannya tertarik puluhan tahun ke belakang. Ayahandanya pernah mengatakan nyaris saja menimba ilmu di Rakajiwa.Tiba-tiba Aruna berhenti dan member
Read more