Home / Rumah Tangga / SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN : Chapter 141 - Chapter 150

176 Chapters

Firasat Buruk itu Nyata

Salma merasa gelisah. Meski bayinya terlihat tidur tenang di ranjang. Anak -anak juga sudah berada di rumah, ditemani oleh Neneknya. Wanita tua itu akhirnya memilih tinggal bersama putrinya sampai masa janji Salma berakhir dengan Haris. Ia takut jika sesuatu menimpa Salma begitu Haris khilaf. Apalagi sejak ia melihat luka di sudut bibir Salma. Meski anaknya itu tidak bercerita apa yang sedang terjadi, firasatnya mengatakan luka itu karena pertengkarannya dengan Haris.Jika seorang pria sudah berani bermain tangan tak segan menyakiti pasangan, sudah bisa dipastikan dia akan melakukannya lagi di masa depan. Salma tak mungkin berbuat sesuatu yang menyakiti hati Haris, kalau saja pria itu tidak memaksakan hal jahat pada Salma."Kenapa begini?" gumamnya. Dia sempat berpikir apakah mungkin apa yang terjadi di masa lalu akan terjadi lagi.Ketika ia harus mendapati pria yang sangat dicintai selingkuh dengan wanita lain. Namun, jika pun itu terulang, Salma tak akan lagi mempermasalahkannya.
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more

Musim Semi di Hati Reynand

Kamu terlalu mengentengkan urusan Agni Mas. Padahal ini adalah tentang hidup dan matinya. Bagaimana kalau Papanya Lily tak terima dan melakukan sesuatu pada Agni?!" cerocos Salma yang batinnya dipenuhi kecemasan. Pantas saja dia merasa gelisah seolah sesuatu yang buruk tengah terjadi. Apa ini tentang Agni? Apa terjadi sesuatu padanya?"Apa yang harus aku lakukan? Terus mencari perhatianmu, agar kamu berdiskusi tentang Agni denganku?" Haris membalik pertanyaan. Salma terlalu dingin, dan tak memberinya pilihan selain membuat sikap dinginnya menjadi neraka untuk Salma sendiri.Meski ia juga khawatir dengan situasi yang dihadapi Agni sekarang, harga dirinya sebagai laki-laki telah terangkat. Ia merasa puas dalam hati, Salma menderita karena keputusannya mendiamkan Haris dan tak mempedulikannya. Dia telah berubah, bahkan ketika Haris sakit tempo hari, Salma sama sekali tak mendekati. Ia pura -pura sibuk sendiri dengan anak bungsu mereka."Kamu ... sangat kejam, Mas!" Mata Salma berkaca-k
last updateLast Updated : 2023-02-05
Read more

Dirudapaksa Suami Sendiri

"Lama-lama aku beneran gila, kalau bicara terus denganmu gini, Mas. Sebaiknya kita berhenti sampai di sini saja. Aku sudah nggak kuat diam saja, dan gak ngelawan kamu!" teriak Salma tak bisa membendung emosinya lagi."Yah! Ini yang aku tunggu." Haris kini bangkit mendekat. Menarik tubuh Salma dengan paksa, hingga mereka berdiri sejajar. Pria itu terus menaikkan satu sudut bibir seolah seorang penjahat yang tak mau mengampuni tawanannya.Mata Salma yang nyalang mengecil menatap ekspresi Haris yang misterius. Ada yang pria itu rencanakan. Dan firasatnya mengatakan ini bukan situasi yang baik."Lawan aku!" Haris bergerak semakin dekat, sampai kemudian Salma sadar apa yang akan pria itu lakukan. Pria itu meraih tangan Salma dan meletakkan di dadanya, dengan memukulkannya. Sementara itu, dengan cepat tangan Haris menarik pinggang Salma hingga tubuh wanita itu menubruk tubuhnya keras. Salma jatuh ke pelukan Haris."Apa ini, Mas?" tanya Salma. Sesuatu yang sebenarnya sudah ia ketahui dan t
last updateLast Updated : 2023-02-05
Read more

Pelindung Salma

Tangis Ghazi semakin kencang. Ini benar -benar tak normal dan membuat mereka semakin panik saja. Reynand akhirnya tak sabar, ia melangkah tanpa menunggu persetujuan dari Bibi agar boleh masuk rumah yang ditinggali Haris dan keluarganya.Abyaz tadinya ingin ikut, tapi ... ia menduga tidak seburuk apa yang Reynand pikirkan. Hingga ia pun memutuskan tinggal dan menjaga rumah saja. Anak tunggal Reynand dan Marissa itu, merasa Reynand memiliki kecemasan berlebihan. Padahal, yang mereka dengar hanya tangis bayi. Bukan teriakan permintaan tolong dari orang dewasa yang sudah bisa berpikir. "Papa yang berlebihan, atau aku yang keterlaluan tak punya empati?" gumam Abyaz kala Papa dan Nenek Hania berlari tergopoh-gopoh ke rumah sebelah untuk melihat apa yang terjadi.Helaan napas berat terdengar ke luar dari mulut Abyaz kala langkah kakinya bergerak meninggalkan pintu. Papanya mungkin lama ada di rumah Hania, hingga ia memutuskan untuk mengunci pintu tersebut."Bukannya tadi Papa bilang ada ke
last updateLast Updated : 2023-02-05
Read more

Tenang karena Reynand

"Pria brengsek! Bagaimana bisa kamu memperlakukan Salma seperti ini! Mau berapa kali lagi kamu akan melanggar janjimu sendiri? Hah?" Ucapan-ucapan itu terlontar berbarengan dengan pukulan keras yang mendarat di pipi Haris.Reynand tak mengerti telah mendapatkan kekuatan dari mana sampai masuk terlalu dalam pada kehidupan rumah tangga orang lain seperti ini. Yang jelas, dia tak rela melihat Salma tersakiti dan menangis ketakutan seperti sekarang. Dia merasa perlu bergerak untuk menghancurkan seseorang yang menjadi sebab seseorang yang dicintainya terluka. Tak peduli, apa pun anggapan Haris, atau pun Salma mengenai perbuatan konyolnya.Sementara itu, Salma tergugu. Ia memang terkejut melihat Reynand datang. Tak menyangka. Pikirnya karena Haris adalah suaminya, dan mereka melakukan ini di kamar, tidak akan ada orang yang peduli, apalagi menerobos masuk begini.'Mereka pasti datang karena tangis Ghazi. Terimakasih, Nak. Kamu menyelematkan Umi.'Meski, perbuatan Reynand tak sepenuhnya ben
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more

Kejutan untuk Haris

"Jadi ... kamu meminta Agni tinggal di rumah untuk menggantikan Lily?" Dirga mulai penasaran dengan keberadaan Agni.Dia pikir, awalnya Agni di sana karena ingin menemani Lily. Namun, kini Lily bahkan sudah tidak ada. Itu artinya, Agni di sana atas tujuan lain. Apalagi pas ditanya tadi, sejak kapan Agni di rumah Neneknya. Dia jawab lebih sebulan."Ya." Nanda menyahut singkat sambil bersiap. Dirga tak mau menunda sampai besok, dan ingin segera ke makam Lily malam ini juga. Kalau tidak, sedetik pun ia tak akan bisa tenang sebelum memastikan. "Dia mau begitu saja? Maksudku ini agak aneh. Anak seusia dia, dan belum dewasa sama sekali, tapi ... memikirkan hidup tertekang di rumah orang lain. Dia juga bukan anak orang susah." Dirga bicara panjang lebar sambil mengerutkan dahi."Dia bukan orang lain, Mas. Dia keponakanku. Di sini juga rumah Neneknya. Setelah Lily tidak ada, Mama jadi kesulitan ini itu. Wajar jika dia menggantikan posisinya. Lagi pula, Salma baru saja melahirkan lagi, dia s
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more

Kejutan Verstek Hakim

"Surat cerai?" Mata Haris melebar. Dia tidak tahu jika surat itu sudah diproses dan bahkan hanya tinggal tanda tangan. "Sayang sekali, klien saya menghubungi saya semalam dan saya harus memprint ini. Bapak beruntung saya dekat dengan orang dalam, jadi dengan mudahnya meminta bantuan surat ini disahkan.""Apa? Kamu gila!" Haris mengangkat surat itu dan merobeknya karena kesal."Aku tidak akan pernah menceraikan Salma! Itu yang harus kamu ingat, Ran! Lagian, tidak ada alasan untuk Salma bisa gugat cerai. Memangnya apa salahku??! Selingkuh? Mana buktinya? Lagian aku juga gak selingkuh, aku hanya nikah lagi dan itu halal!" Haris merepet panjang lebar karena tidak terima. "Heh." Rania mengangkat satu sudut bibirnya. "Aku tahu kamu akan melakukan ini, itu kenapa aku memprint -nya lebih banyak." Rania mengeluarkan dokumen lain dari dalam tas. Bukan hanya satu map, tapi lebih dari tiga map sembari tersenyum penuh kemenangan. Dia belum pernah sesenang ini selama menangani kasus Salma.Haris
last updateLast Updated : 2023-02-07
Read more

Kata-kata Terakhir Salma

"Terimakasih untuk semuanya, Mas. Sejak ini aku membulatkan keputusan untuk bercerai. Aku akan membawa anak-anak sampai kondisi Mas stabil dan bisa membicarakan hal asuh mereka." Satu air matanya lolos. Setelah pergulatan panjang batinnya, maju mundur seperti wanita plin-plan tak punya pendirian, akhirnya Haris dan perbuatannya lah yang mendorong Salma untuk berhenti berjuang. "Salma kumohon!" Haris memegangi tangan Salma, dengan cepat Salma menepisnya kasar."Jangan memaksanya lagi!" Suara bariton terdengar dari arah pintu. Saat semua orang menoleh, dan melihat Reynand sudah berdiri di sana.Makin geram saja, Haris melihat pria yang terus mengganggu dan menjauhkannya dari Salma itu. Mungkin, kalau tidak ada Reynand, hubungannya dan Salma bisa diperbaiki, karena dia tidak perlu keberadaan orang lain dan hanya menggantungkan diri pada Haris saja.Dengan begitu, kedekatan lantaran saling membutuhkan akan terbentuk dengan sendirinya. 'Sial, dasar pengacau!'"Kamu lagi. Heh." Haris terse
last updateLast Updated : 2023-02-07
Read more

Terlalu Bucin

"Halo, Nggit? Kamu perlu sesuatu? Nggit, halo?!" teriak Amel. "His ngeselin banget sih. Nggak lucu iseng begini tahu!" Dimatikannya panggilan dari sahabatnya tersebut. Dia tak punya waktu untuk terus bermain-main sementara sore ini, sugar Daddy -nya akan datang berkunjung. Amel harus tampil maksimal dengan perawatan di salon."Ada apa, Kak Amel?" tanya petugas salon yang sudah akrab dengan pelanggannya itu. Salah satu marketing bisnis seseorang untuk mendapatkan pelanggan tetap adalah sikap hangat dan mengakrabkan diri dengan mereka.Setidaknya itulah yang membuat Amel betah kembali datang ke salon tersebut. Meski harganya selangit dan jauh lebih mahal dari salon-salon lain, dia mendapatkan kepuasan bisa mengobrol dan mencurahkan isi hatinya."Biasalah, Kak Ayu. Temenku iseng.""Hem, iseng? Biasanya Kakak nggak pernah diisengin kan. Baru ini. Apa temen baru?" tanya Ayu heran."Hem?" Amel seketika mengerutkan kening. "iya, bener. Sebentar, apa dia juga tidak iseng. Maksudku bisa saja
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

Pinangan Sindiran

"Wah, ide bagus Om! Jadi kami bisa makan es krim tiap hari!" Farhan menyahut dengan berseru. Karena sejak tadi dia sedih, yang dia pikirkan kalau pindah rumah, mereka juga akan jauh dari Om Reynand, dan tidak bisa bebas ke rumahnya minta es krim."Kalau begitu Om harus menghubungi pemilik rumah!" seru Reynand tidak kalah heboh."Hem, kamu tidak boleh terus menuruti kemauan anak-anak ini, Rey. Walau rumahnya nggak bersebelahan, tapi jarak dari rumah mereka yang baru dan rumahmu kan tidak terlalu jauh. Masih satu kota." Aminah menyela ucapan Reynand dan anak-anak Salma."Yang Ibu katakan benar. Lagi pula kita harus menjaga jarak kan, Mas. Tidak enak pada omongan orang lain." Salma urun bicara. Lagipula dia tidak enak jika terus menerima kebaikan dari Reynand dalam kondisi seperti ini. "Lebih baik, uangnya kamu simpan untuk keperluan lain." Aminah menyambung. "Lagi pula, bukankah tidak enak jika Abyaz melihat apa yang kamu lakukan. Dia akan bingung."Ehm, jika masalahnya adalah uang, te
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more
PREV
1
...
131415161718
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status