Home / Rumah Tangga / SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN : Chapter 131 - Chapter 140

176 Chapters

Agni harus Bertanggung Jawab

"Abam pergi dulu, Mi." Anak kecil itu berinisiatif meraih tangan Uminya dan meninggalkan Hania yang dipenuhi tanya."Dek!" panggil Hania.Namun, Abram mengabaikannya dan pergi begitu saja. Ia ingin mengejar, tapi kemudian suara azan menggema menghentikan niatnya."Hania, sudah. Apa yang kamu ingin tahu? Umi hanya minta Abam untuk tidak membahas ini pada siapapun, pada kamu juga, supaya Agni bisa lupa dan tidak terus dalam trauma."Salma berusaha meyakinkan putri sulungnya itu.Hania terdiam. Dia mendengar. Tapi belum bisa menerima sepenuhnya penjelasan wanita yang terus menampakkan kebijakan dalam ucapannya tersebut.'Aku sangat yakin, kalau tadi ... mendengar kata rahasia, bukan hanya hati-hati dalam berbicara.' Hania membatin."Hania," panggil Salma ketika anak sulungnya itu terlihat melamun dan memikirkan sesuatu. Dia yakin kalau Hania sedang memikirkan secara dalam ucapan Salma pada Abram yang tak sengaja didengarnya tadi. Itu kenapa, Salma juga berusaha mengalihkan perhatiannya.
last updateLast Updated : 2023-01-30
Read more

Cemburu dan Marah

Aminah serta tuan rumah tidak bisa menikmati makanan mereka. Terutama Aminah yang seolah harus menerima keputusan sepihak dari Mana Haris.Bukan hanya karena suasana berkabung, tapi juga percakapan yang menegangkan barusan terjadi. Ibu Salma itu bahkan diam saja ketika nenek Lily pamit ke belakang dan tak kembali. Dari pada bertemu lagi dan makin tak enak, lebih baik Aminah pergi tanpa pamit pada besannya. Bukan karena tak sopan dan mengenyangkan adat kesopanan lantaran marah. Hanya saja, wanita yang melahirkan Haris dan Nanda itu pasti juga tak akan merasa nyaman bertemu dengannya lagi."Ibu duluan saja ke mobil, saya akan segera menyusul." Haris memberi tahu sekaligus berpamitan akan ke dalam lebih dulu."Ya." Aminah setuju. Ia pun ke luar rumah menuju halaman di mana mobil sport milik Haris diparkir.Saat berada di teras, ia sengaja melihat ke arah jendela kamar Nanda. Lalu melihat gorden yang menutupi kaca itu tidak juga disingkap.Ibu Salma mengayun langkah sembari menghela bera
last updateLast Updated : 2023-01-31
Read more

Mati Rasa

"Oh ya, benar, Om Reynand membelikan seeemuanya!" Haqi menyahut. Kentara perasaan senang di wajah polos anak tampan itu. Wajah yang menjadi duplikat Haris.Mendengar itu, seketika tangan Haris terkepal. Ia merasa dikhianati dan cemburu."Kenapa tidak menelepon Abi kalau mau makanan enak! Kenapa harus minta pada orang lain!" Suaranya langsung meninggi karena marah.Karena itu, semua anaknya dan juga Salma menghentikan gerakan mereka, dan melihat ke arah Haris lantaran terkejut.Mereka bahkan mengedip kaget. Suara Haris meletup -letup dan membuat anak-anaknya takut. Padahal, sebelum ini, sosok Haris adalah seseorang yang paling mereka cintai dan rindukan, terutama Abram. Anak itu bahkan sampai sakit karena terus merindukannya dan tak bisa bertemu.Melihat tatapan takut dari mata anak-anaknya, Haris melunak. Ia kemudian sadar kalau telah kelepasan. Namun, saat menatap ke arah Salma, ia merasa rasa bersalahnya menguap dan berganti dengan kemarahan lantaran cemburu. Pria itu menajamkan pan
last updateLast Updated : 2023-01-31
Read more

Melawan Ibu

"Bu, Bu! Nggak enak banget di sini. Kenapa gak balik ke kostan yang lama aja? Biar aku bayar untul dua bulan ke depan!" Inggit bangun dari tidurnya dengan bersungut-sungut, memegangi pinggang yang terasa sakit. Ibunya sangat aneh. Pergi dengan drama luar biasa, ujungnya kembali ke rumah lama yang kosong di belakang klinik Paman Wawan."Katanya ke hotel, hiss," keluh Inggit kemudian. Dia pikir, ibunya itu benar -benar akan membawanya pergi ke hotel sehari dua hari sampai mereka memutuskan akan tinggal di mana? Diraihnya ponsel di nakas. Hari ini dia harus pergi ke kantor Agency jika tidak ingin kehilangan uang puluhan juta bulan depan.Namun, yang ia temukan bukan sekadar pesan dari Amel ataupun pegawai Agency, dia menemukan sesuatu hingga kedua matanya membeliak. [ Aku akan bertanggung jawab pada anak itu jika memang dia adalah darah dagingku. Tapi, jika ternyata setelah tes DNA, anak itu tidak cocok denganku, aku minta kembalikan semua uangku! ] tulis Haris. 'Dasar laki perhitung
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more

Diam-diam Mencintai Reynand

"Salma, kita harus bicara." Aminah mengucap begitu Salma ke luar dari kamar Agni.Setelah selesai, Aminah mengajak Salma untuk bicara berdua. Ada beberapa hal yang dibahas dan direncanakan untuk mempertahankan Agni. Dia tidak bisa mempercayakan hal sebesar ini pada pria macam Haris. Menjaga kesetiaan saja tidak bisa, bagaimana dia akan menjaga ucapannya pada Aminah dan melawan Mamanya?Aminah juga ingin, menegaskan pada Salma, bahwa dia harus segera melayangkan gugatan kembali. Untuk apa bertahan pada pria tempramen seperti Haris?"Ya, Bu. Aku letakkan ini dulu, ya, Bu." Perempuan itu mengangkat piring di tangan, yang kemudian dijawab anggukan oleh ibunya.Kebetulan memang Salma juga ingin tahu, secara jelas apa yang sebenarnya terjadi di rumah Ibu mertua. Kenapa juga tadi saat di meja makan ibunya itu bilang, agar mereka menahan Agni di sisi mereka. Mungkinkah mama Haris dan Nanda berencana untuk meminta Agni tinggal di rumah mereka.Aminah lalu pergi ke kamar Salma, yang letaknya c
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more

Berbuat Sejahat Pikiran Salma

Mobil yang membawa Abyaz sudah sampai di Bekasi. Tadinya ia ingin naik motor yang dibelikan Papanya, akan tetapi bahkan anak itu belum punya SIM. Sebenarnya tak akan ada yang tahu jika dia memanipulasi data dengan menuakan umurnya. Karena bahkan anak itu memiliki tubuh tinggi, tegap dan berisi sehingga mirip perawakan orang dewasa. Jika Abyaz bersanding dengan Haris, orang -orang akan mengira mereka adalah adik dan Kakak. "Sepertinya di sini titiknya!" ucap sopir. Pria itu melihat ke google Maps yang Abyaz berikan.Dahi Abyaz berkerut. Ia sempat sekali datang ke lingkungan ini untuk berkunjung ke rumah Umi Hania. Namun, ia kesulitan mengingat jalannya. Sampai kemudian ada seorang pria berpakaian satpam menghampiri mereka."Ada yang bisa saya bantu?" tanya petugas keamanan itu setelah mengetuk jendela dan sang sopir menurunkannya."Ah, Pak kami mencari alamat ini!" Sopir menunjukkan ponselnya."Oh, ini rumah Pak Haris bukan ya?" tebak satpam yang melihat lokasi."Pak Haris? Abinya Ha
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more

Hilang Kesabaran

"Kenapa kamu kaget begitu, Sayang? Ini adalah upaya kamu latihan berpisah dengan Umi, untuk jaga -jaga kalau nanti Abi dan Umi benar-benar bercerai sesuai keinginan kamu." Suara lemah Haris laksana bom yang meledak di kepala Agni. Bagaimana Abi bisa Setega itu memberikan putrinya sendiri pada orang yang jelas -jelaa menaruh sakit hati padanya?Agni tak bisa berkata-kata selain air mata yang terus jatuh, sebagai reaksi atas keputusan Haris yang tiba tiba."Kamu keterlaluan, Ris! Bagaimana bisa kamu bicarakan itu pada Agni?!" protes Aminah yang melihat betapa sedih raut wajah cucunya sekarang. Dan Haris tampaknya tidak merasa bersalah sedikitpun telah melakukan hal itu.Wanita tua itu memilih meninggalkan pekerjaan yang belum beres sepenuhnya, dan menghambur ke arah Agni. Tak tega rasanya melihat anak yang berada dalam trauma itu ditekan oleh pria gila tak bertanggung jawab itu."Ayo Agni, sebaiknya kamu kembali ke kamar!" bujuk Aminah. Agni pasrah dan mengikuti sang Nenek saat tangan
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more

Kamu Terlambat, Salma!

"Kamu tenang saja, Nggit! Aku sudah mencari tahu, hal-hal baik yang bisa kamu dapatkan untuk ini."Amel menuang teh yang sudah ia siapkan untuk Inggit."Apa maksudmu?" "Jika ternyata janin dalam kandungan kamu tidak bisa digugurkan, kita bisa lewat jalan gelap.""Hiks kamu ngomong apa sih? Aku nggak ngerti!" protes Inggit, ia merasa Amel sedang menguji ucapannya sekarang apakah dia benar-benar sudah menggugurkan kandungan itu atau belum."Orang sudah tak gugurin kok," sambungnya lagi sambil menyeruput minuman itu."Yah, sebenarnya hamil itu bukan ancaman, Nggit. Walau ada kemungkinan, kamu harus cuti dan gak gajian berbulan-bulan begitu melahirkan.*"Maksudnya? Gak perlu bayar denda?""Nggak kalo kamu bisa lobi dan minta tolong ke Om sugar Daddy.""Hah?""Yah, karena ternyata ... para pria itu ada yang mencari gadis -gadis muda hamil dengan pesanan khusus dan fee kalian lipat.""Apa?""Huum, katanya rahimnya lebih hangat!" Amel menyahut."Jadi ... Harusnya tidak perlu menggugurkan ka
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

Bulan -bulan telah Berlalu

Sampai di rumah, Rus membeku di depan pintu sesaat. Dahinya mengernyit ketika melihat pintu itu masih terkunci rapat. Sesuatu yang membuatnya merasa sedikit lega."Sebentar, pintunya masih tertutup. Apa dia ada di dalam dan yang tadi bukan Inggit?" ucapnya yang kemudian menoleh ke arah pria yang ada di belakang. Wawan adiknya.Wawan menautkan dua alisnya yang sudah mulai memutih. "Ada apa, Mbak?" "Pintu masih terkunci. Apa benar tadi Inggit?" Rus memperlihatkan bahwa dia merasa kesal pada adiknya yang suka asal bicara."Hess. Cepat buka!" Pria itu tahu apa yang dipikirkan kakaknya. Dia tampaknya tidak percaya dengan ucapan Wawan. Namun, Paman Inggit itu tak peduli dan membentak Rus karena kesal.Rus melebarkan mata. Ia merasa kesal Wawan sekarang susah berani sangat kurang ajar pada kakak yang dulu merawatnya saat kecil. Namun, ia menahannya karena bisa jadi apa yang dikatakan Wawan memang benar. Siapa yang tahu kalau di dalam memang tidak ada orang."Nggit! Kamu di dalam?!"Akhirny
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

Sabar Sebentar lagi

Pada akhirnya, Abyaz bisa menyesuaikan diri tinggal di rumah baru bersama sang papa. Dia tak lagi mau memikirkan planing yang ditulis papanya di sebuah catatan. Setelah mengamati berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, nyatanya tak ada sesuatu yang terjadi antara sang Papa dengan Tante Salma. Saat itulah ia merasa lega dan mulai fokus lagi pada urusannya sendiri, proses belajar dan menyiapkan banyak hal demi harapan dan cita-cita di masa depan.Namun, sangat disayangkan ... Entah apa yang dimaui Tuhan, seseorang yang jadi penyemangat hidupnya, Hania, justru telah kembali ke pondok."Tak masalah, setidaknya aku bisa melihat dan mendengar suaranya saat dia libur dan pulang." Abyaz bicara sendiri sambil senyum-senyum._________"Ke mana Lily? Apa dia belum pulang juga dari kegiatan sekolah?" Ayah Lily merasa aneh karena anaknya tak juga muncul. Padahal, bukan sebentar ia ada di rumah itu. Gadis itu juga tak menelepon ke rumah dan bilang kalau ada kegiatan di luar. "Dia juga tidak menel
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
18
DMCA.com Protection Status