Home / Rumah Tangga / SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN : Chapter 111 - Chapter 120

176 Chapters

Satu Kematian Lagi

“Ini soal Agni dan Lily, aku nggak terima ya Mas. Aku akan laporkan anak kamu!”“Apa? Agni? Dia sudah ketemu!? Tapi ....”“Cepat kemari!” teriak Nanda tak sabar.“Nan, ada apa sebenarnya?” tanya Haris yang kemudian jadi ikut panik juga bingung. Namun, tidak ada jawaban dari ujung telepon tersebut, dan begitu memeriksanya dengan melihat layar ponsel, rupanya Nanda sudah memutuskan sepihak panggilan mereka.Ibu Salma yang tahu bahwa Haris menerima telepon, menghentikan langkah tanpa menoleh ke arah pria yang masih berstatus sebagai anaknya itu. Dia ingin tahu, sebenarnya apa saja yang Haris lakukan? Kenapa dia keukeh sekali ingin kembali pada Salma.Jujur saja meski Haris mengatakan dia sudah benar –benar berpisah dengan istri mudanya, Ibu Salma memiliki rasa dan pikiran yang sama dengan putrinya –bahwa dia tidak percaya ucapan pria itu. Sekali berbohong seseorang tidak akan dipercayai lagi, apa lagi Haris sudah melakukannya lebih dari sekali. Dan bahkan Salma sudah pernah memberinya ke
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more

Pelukan Abi untuk Agni

“Apa Bibi mau Rey antar ke sana?” tanya Reynand. Dia tak tega melihat Bibi yang sudah dianggap seperti ibunya sendiri itu tampak begitu gelisah.“Ke mana, Rey?” tanya Aminah.“Menemui Agni, Bi. Bukannya Bibi juga ingin memarahinya karena dia pergi nggak bilang –bilang? Ini tiga hari lho, dan dia nongol gitu aja. Pasti dia sengaja sembunyi.” Reynand sengaja berkata hal tidak –tidak karena tidak mau Bibinya itu terus berpikir hal buruk mengenai kondisi Agni.“Apa kamu tidak sibuk?” tanya Bibi kemudian.“Hem, sibuk mah selalu, Bi. Tapi kalau nuruti sibuk kapan kita bisa santai dan happy?” sahut Reynand.Bibi terdiam sejenak. Lalu melihat ke arah rumah. Di mana Salma ada di dalam sana. Karenanya Reynand mengikuti arah tatapan wanita tua itu dan menerka apa yang dipikirkan.“Tenang saja, Bi. Ada Hania yang menjaga Uminya. Kalau perlu kita bawa Haqi dan Farhan sekalian jalan –jalan biar tidak merepotkan di rumah.” Reynand menyambung ucapannya seolah tahu apa yang ada di kepala wanita tua it
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more

Kematian Ketiga karena Haris

“Mbak!” panggil Wawan. Pria itu tengah menjaga kasir di klinik menggantikan pegawainya.Rus menghentikan langkah. Menoleh ke asal suara. Saat itu, ia melihat adik lelakinya berjalan mendekat ke arah wanita yang usianya sudah menginjak 60 tahun tersebut. Ibu Inggit itu menghela napas berat.Ia merasa wajar jika Wawan ada di tempat itu, karena memang klinik itu adalah sebagai tempat bekerjanya sehari –hari.“Dari mana?” tanya pria beristri dua itu. Wawan lalu melongok ke arah asal sang kakak berjalan tadi. Lalu dia paham, kalau wanita itu datang dari rumah lamanya. “Oh.” Mulutnya membulat.Wawan seolah sedang menjawab pertanyaannya sendiri.“Sebentar.” Pria itu terpikirkan sesuatu yang membuatnya terkejut.“Apa? Kenapa?” tanya Rus masih menyimpan kesal pada adiknya itu.“Jangan –jangan, Mbak dan Inggit berniat akan tinggal di rumah itu lagi?” Matanya melebar. Menebak sendiri dan bereaksi sendiri.Rus terdiam. Dia tidak tahu harus mengatakan apa? Karena bahkan dia tidak tahu apa ada uang
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more

Di Mana Otakmu?

Di waktu yang sama, suara ketukan terdengar di pintu. Karena terjadi saat suasana dalam ruangan itu hening, Haris dan semua orang bisa mendengarnya.“Siapa itu? Kamu memanggil polisi!” Mata Haris melotot ke arah adiknya.Dua alis Nanda tertaut. Memikirkan pertanyaan sang kakak. Lalu menggeleng, karena memang dia tidak menghubungi siapa pun sebab larangan Mamanya.“Lihatlah, Ris!” titah sang Mama pada anak lelakinya. Tanpa berpikir panjang, pria itu pun melangkah ke luar kamar dan bergerak ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang.Jantungnya terus berdebar tak menentu. Sakit melihat ponakannya mati di tangan anak yang sangat dia cintai. Pikirannya kalut, membayangkan bagaimana Agni digelandang ke kantor polisi, lalu berita tentang perbuatannya viral dan menghancurkan masa depannya.Saat membuka gorden, rupanya Ibu mertua dan Reynand sudah berdiri di sana. Ada perasaan lega, karena yang datang adalah keluarganya sendiri, yang kemungkinan besar ada di pihaknya dan bisa diajak kerja
last updateLast Updated : 2023-01-22
Read more

Pasal Pembunuhan Vs Pasal Penculikan

“Tolong Nanda, aku akan bertanggung jawab. Aku akan mengganti posisi Lily dengan anakku, tapi tolong lindungi Agni sekali ini saja. Kamu juga bertanggung jawab karena menyembunyikan Agni dariku kan?!” Haris melebarkan mata sembari memegangi dua pundak Ibu Lily.“Iya Mas, kamu benar. Tapi menyembunyikan perbuatan Agni dan membiarkanku konyol seperti ini, tidak sebanding dengan itu!”“Heh!” Haris tersenyum miris. Adiknya sangat keras kepala. Apalagi saat ia merasa dirugikan seperti sekarang. “Sudahlah Nanda! Haris benar. Kamu –lah yang salah. Setelah memutuskan menyembunyikan Agni, seharusnya kamu menjaganya. Bukan sibuk sendiri dan membiarkan mereka tanpa pengawasan.” Ibu Haris juga Nanda pun ikut bicara menengahi.“Yah, sekali kamu lapor polisi, aku juga akan memproses perbuatanmu menyembunyikan Agni sebagai tindakan peculikan.” Haris menggertak.“Apa?” Nanda makin kesal saja.“Sudah, sudah. Sekarang bukan saatnya bertengkar. Sebaiknya kita urus jenazah Lily.” Ibu Salma menengahi. “M
last updateLast Updated : 2023-01-22
Read more

Tidak Bisa Menahannya

Salma menutup ponsel dan menyerahkannya pada Hania, begitu selesai melakukan panggilan dengan Abyaz. Mungkin mereka tidak berhasil mendapatkan apa yang dicari dari pemuda itu. Tapi setidaknya, Salma akhirnya bisa menyapa ponakannya itu lebih intim dari sebelumnya. ‘“Kamu sebaiknya istirahat. Besok pagi –pagi kan harus ke rumah sakit lihat keadaan Dedek bayi di rumah sakit.” Wanita yang masih menjalani masa nifas itu bicara sembari menyerahkan ponsel milik Hania.“Ah, ya, Mi. Tapi, apa Umi perlu sesuatu lagi?” tanya Hania, yang sebenarnya tidak tega meninggalkan Umi sendirian di kamar.“Umi nggak papa, sudah ke toilet juga tadi kan dibantu Mbak Mur, kalau nanti mau pipis lagi sudah ada Nenek yang datang dan bisa bantu.” Salma menjelaskan, dan Hania mengangguk.“Umi harus kuat ya.” Entah kenapa Hania sangat ingin mengucap hal itu. Rasanya sudah cukup menyalahkan Abinya dan merutuki keadaan. Saat yang paling tepat baginya sekarang adalah menguatkan Umi agar semua tetap baik –baik saja.
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more

Tidak Mungkin!

“Umi! Bagaimana ini? Karena aku, Lily jadi mati!” teriak Agni kala tangisnya pecah dalam pelukan sang ibu.Salma yang tadinya merasakan kesakitan, seketika rasa sakitnya hilang karena mendengar ucapan Agni yang mengejutkan. Reynand juga sangat terkejut mendengar itu.Di saat semua orang mencari cara agar Salma tidak mengetahui hal ini, malah Agni mengatakannya sendiri.Mata wanita itu melebar sempurna dan mendorong tubuh anaknya menjauh agar bisa melihat wajah dan ekspresinya ketika berbicara.“Apa yang kamu katakan? Umi nggak ngerti! Apa kamu mendorongnya ke jalanan. Atau kalian jatuh di aspal?” Pikiran Salma seketika kacau. Agni pasti hanya merasa bersalah saja, dan mengada –ngada. Mana mungkin anak sebaik dia bisa mencelakai saudarinya sendiri apalagi sampai membunuhnya._______________________“Inggit, buka!” teriak Rus yang tidak sabar menemui putri semata wayangnya.“Ya, Bu!” sahutnya sebelum akhirnya pintu itu terbuka.“Bu, ada apa? Kenapa mukanya ditekuk begitu?” tanya Inggit
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more

Kapan Berakhirnya?

“Apa yang kamu katakan? Umi nggak ngerti! Apa kamu mendorongnya ke jalanan. Atau kalian jatuh di aspal?” Pikiran Salma seketika kacau. Agni pasti hanya merasa bersalah saja, dan mengada –ngada. Mana mungkin anak sebaik dia bisa mencelakai saudarinya sendiri apalagi sampai membunuhnya. “Sebaiknya, kita bicara nanti. Aku harus menaruh Farhan dulu.” Reynand memotong ucapan Salma yang tampak syok dan tidak mengerti tentang apa yang terjadi. Salma menoleh ke arah Reynand, lalu sadar bahwa posisinya di tengah –tengah pintu menghalangi pria itu masuk dan meletakkan anaknya ke kamar. Salma kemudian membawa Agni dengan menarik lengannya masuk ke dalam. Agni pasrah, ketika ia digiring duduk di sofa di ruang tamu. Sementara itu, Haqi yang ingin ikut duduk bersama Uminya, dihentikan oleh Abram. Anak lelaki berusia 10 tahun itu menarik tangan adiknya dan menggeleng. “Aku punya game baru, kamu mau lihat?” tanyanya, membujuk seperti orang dewasa. Haqi mengangguk, lalu mereka berjalan ke kamar un
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more

Kemarahan Salma pada Reynand

Ameena sedang sibuk menyiapkan makan malam. Saat itulah Fawwas mendapat kesempatan untuk diam –diam membuka ponsel yang tadi langsung disimpan karena keinginan istrinya. Dia penasaran, apa yang membuat Haris menghubungi lebih dulu. Bahkan selama ini, di selagi Haris yang bermasalah, Ustaz muda itu harus lebih dulu menghubungi agar bisa terhubung dan berdiskusi.Benar dugaannya, bahwa selain panggilan yang diabaikan, Haris akan mengirimkan pesan. Dengan begitu, bahwa yang akan disampaikan juga adalah hal penting.[ Assalamualaikum, Ustaz. Maafkan saya mengganggu. Saya sedang dalam masalah besar sekarang. Ponakan saya meninggal setelah diserang oleh teman bermainnya. Saya ingin tahu bagaimana Islam mengatasi ini? ]Mata Fawwas melebar. Ini bahkan menyangkut nyawa seseorang. Dia merasa menyesal telah mengabaikan itu. Tanpa berpikir panjang lagi, pria yang dikenal santun dan bijak itu, meninggalkan kamar dengan pakaian seadanya.Saat itu Ameena yang tengah menyiapkan makanan di meja makan
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more

Tidak Mau Manipulatif

“Loh, Bi. Ke mana?!” teriak Ameena yang merasa ini bukan hal baik.Namun, Fawwas mengabaikan istrinya karena terlalu fokus pada kejadian yang Haris ceritakan padanya. Pria itu terus bergerak cepat ke arah mobil yang terparkir di garasi. Lalu membawanya pergi menuju rumah Haris.Akan tetapi, begitu dia ingat kalau yang meninggal adalah ponakannya, bisa jadi rumah duka berada di rumah orang tua almarhum. Untuk memastikan, pria itu pun menyempatkan menghubungi Haris.Di panggilan pertama, pemilik nomor tujuan tidak menjawab. Tak menyerah, Haris kemudian berusaha menghubungi untuk ke dua kali. Syukurlah, belum sampi detik ke sepuluh, panggilan itu ada yang menjawab.“Alhamdulillah.” Ucapan itu meluncur pertama kali ketika panggilan mereka terhubung. Haris akhirnya mendapat tanggapan dari Ustaz yang digadang –gadang bisa membantunya sedari tadi. “Assalamu alaikum. Terima kasih sudah menelepon Ustaz.”“Waalaikumsalam. E, ini saya sedang menuju ke rumah duka? Haruskah saya ke rumah Mas Haris
last updateLast Updated : 2023-01-25
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
18
DMCA.com Protection Status