Home / Rumah Tangga / SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of SETELAH 15 TAHUN PERNIKAHAN : Chapter 161 - Chapter 170

176 Chapters

Tempat Tinggal Baru

“Ap –apa yang kamu lakukan? Mengagetkan saja!” Abyaz memegangi dadanya yang bergemuruh karena baru sekarang, setelah sekian lama tidak berdekatan seperti sekarang.Namun, tindakannya sekarang ... berlaku seolah –olah dia sedang ketakutan mendengar tangis Hania. Ia tak mau ketahuan memiliki perasaan pada teman masa kecil yang bergaul seperti saudara. Sementara itu, Hania tak bergerak dari tempatnya. Dia kehilangan malunya sebab perasaan tak enak yang dibawa dari rumah. Dan sekarang, ketika berniat kabur, malah Abyaz menemukannya.Hania pikir, dia akan bertemu Abinya –Haris di sini. Sebab tak tahu tempat kabur terbaik dari Umi dan Nenek selain ke pada Abi. Walau bagaimana Haris adalah orang tuanya. Pria itu tetap akan menyayangi Hania meski sudah berpisah dengan Umi. Namun, setelah ke rumah Haris, dan menunggu hingga matahari bergerak semakin tinggi, pria yang diharapkan tidak datang. Bahkan hingga sekarang, matahari sudah turun dan sebentar lagi akan tenggelam. Abi masih juga belum dat
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

Salah Menyerang

“Mbak, apa Mbak sudah memeriksa keadaan Inggit pagi ini?” tanya Wawan ke pada Rus. Kakaknya itu sejak kemarin mengurung diri di kamar dan tidak mau ke luar. Dia sedang marah pada Inggit, tapi terkesan ngambek pada Wawan dan keluarganya juga. Dan itu sangat merepotkan. Pasalnya, marahnya wanita setua itu, tidak cukup dibujuk dengan permen atau uang jajan sepuluh ribu untuk beli es krim. Semua itu membuat Wawan kepikiran, bukan cuma pada Rus yang meminta makanan –makanan enak padanya dan sang istri. Tapi juga mengenai kondisi Inggit, yang tengah hamil besar dan berjuang sendirian di rumah kecil tak jauh dari rumah Wawan dan keluarganya tinggal. Yang Wawan takutkan, kalau di saat –saat sendiri, Inggit mengalami kontraksi dan kemudian melahirkan sendiri. Apa tidak repot? Bisa –bisa kalau sampai ada yang memergoki dan membuat status di akun media sosialnya, kejadian ini akan viral, dan mempermalukan keluarganya. “Sudahlah, jangan membahas anak itu!” protes Rus. “Nanti malam, aku akan me
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

Gadis yang Menantang

Wawan berlari seperti dikejar –kejar setan, saat tidak mendapati Inggit di dalam rumah kecilnya. Juga pakaian –pakaian dalam lemari. Ya, lemari itu nyaris kosong tanpa isi. Saat itulah, Wawan sadar bahwa ponakannya itu telah kabur.“Dasar anak keras kepala! Mirip sekali dengan Ibunya. Harusnya dia datang ke rumah dan mencari ibunya atau setidaknya mengatakan sesuatu,” omelnya di sela langkah cepatnya.Kalau Inggit datang ke rumah Wawan, memang merepotkan untuknya, istri dan anak –anaknya juga. Namun, kabur seperti ini juga membuatnya merasa lebih repot. Hidupnya semakin dipenuhi beban karena harus terus mengurus masalah –masalah baru yang terjadi dalam keluarga Inggit.Mungkin sebelumnya tak masalah, karena kandungan Inggit masih kecil dan bahkan anak itu sehat wal afiat. Tapi sekarang, dia terus mengeluh kesakitan di bagian perutnya yang sudah membuncit.Jelas saja hal itu membuat Wawan khawatir. Iya, kalau Inggit pergi sendiri ke tempat yang lebih aman. Bagaimana kalau ternyata dia
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

Wanita Berkalang Duka

“Kita akan ke mana?” tanya pria yang kini memegang setir mobil sebagai pengemudi yang mengarahkan mobil bergerak. Ia melirik sekilas ke arah spion di mana Salma yang berlaku sebagai penumpang memilih duduk di belakang. Dan selalu saja seperti itu.Reynand mulai terbiasa. Tujuannya ada di sisi Salma adalah membantu setiap masalah yang wanita itu hadapai, bukan membuatnya tidak nyaman.“Ke rumah Mamanya Mas Haris.” Salma menyahut singkat. Tatapannya ke luar mobil yang berjalan membawanya. Melihat bagaimana aktifitas orang –orang yang tampak berlalu lalang cepat, karena laju kendaraan tersebut. Namun, hanya dengan melihat sekilas, Reynand –sang sopir bisa tahu ke mana pikiran wanita yang dibawanya sekarang.“Ya.” Reynand mengangguk. Ia mengerti. Walau pun Haris sudah mengatakan Hania tidak berada di sana, sepertinya ia ingin lebih yakin lagi ketika melihatnya sendiri. Atau malah ... ia merasa lebih tenang dan akan berjalan dengan baik jika melakukan bersama dengan Haris.Reynand tentu sa
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more

Merundung Inggit

"Apa?!" Haris terkejut mendengar kaburnya Inggit. Tentu saja karena anak dalam kandungan Inggit adalah anaknya. Meski ia memiliki anak yang lain, dari wanita yang ia cintai, tetap saja anak dalam kandungan Inggit juga darah daging yang harus ia perhatikan. Seburuk apa pun ibunya."Mungkin Mas Haris masih sibuk dan belum pulang, jadi tidak ketemu Inggit. Tolong periksa di rumah Mas, barang kali dia ada di sana."Wawan meminta Haris untuk memeriksa. Tak peduli jika hubungan mereka tak sebaik dulu, atau Haris masih menyimpan kemarahan padanya. Kalau terjadi sesuatu pada Inggit, pasti akan sangat merepotkan."Hem, ya." Haris kembali mengurut pelipis. Ada saja beban baru yang datang dan harus ia selesaikan. "Aku akan pergi," jawabnya memutuskan. "Ah, terimakasih, Mas. Saya tahu Mas Haris bisa diandalkan." Wawan mengucap syukur. “Kalau begitu sa .....”Ucapan Wawan terputus karena tiba –tiba saluran teleponnya terputus. Lebih tepatnya sambungan itu diputus sepihak oleh Haris."Apa?” Wawan
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more

Tidak Ingin Melihatnya

“Hem, apa yang tak bisa kami lakukan. Kami berdua, sehat dan kuat. Kamu? Hamil, lemah dan ....” Abyaz menyambung kata –katanya. Wanita selingkuhan Abi Hania itu tidak bisa dibiarkan dan harus diberi pelajaran, agar paham posisinya.Hania menyeringai. “Aku punya ide.”Inggit sontak kembali menatap Hania. Memperhatikan senyum misterius di wajah cantik itu. Dia mulai khawatir, dua orang yang notabene akan merundungnya.Mata bulat Inggit yang sayu dan sembab akibat terus menangis lantaran sakit yang ditahan –tahannya belakangan. Rasa sakit yang muncul bukan hanya karena raganya, tapi juga hati serta perasaan. Ia terus ditekan kesulitan hidup dan kebencian orang –orang di sekitar, terutama ibunya sendiri. Mata itu membulat sempurna. Hania bergerak mendekat ke arahnya. Disusul dengan Abyaz.Dan sekarang .... dia juga harus merasakan kebencian anak dan keluarga Haris, pria yang dulu menikahinya karena sangat mencintainya.“Ap –apa yang kamu akan lakukan?” Rasa takut memenuhih hati Inggit. Me
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more

Diabaikan

"Ehm, kita akan ke mana sekarang, Mi?" tanya Agni polos. Ia menatap ke arah Umi lalu ke arah pengemudi mobil dengan enggan, karena merasa ada yang aneh dengan situasi ini."Kita coba ke Pesantren, ya." Salma mengucap lembut dalam kepanikannya."Hem? Kenapa langsung ke sana? Kenapa nggak dicek di rumah dulu?" tanya Reynand yang memikirkan, kalau anak -anak Salma merindukan rumah mereka yang lama dan suasana yang dulu mereka rasakan di rumah itu. Mungkin mustahil untuk Agni dan adik -adiknya yang masih kecil, karena mereka tidak bisa pergi. Namun, untuk Hania, gadis remaja itu memiliki kesempatan besar ke mana pun ia ingin pergi. Selain karena usianya paling dewasa, dia juga tidak seperti Agni yang hidup sebagai tawanan tantenya sendiri dan dipenuhi rasa bersalah. Salma yang menatap ke arah Agni ketika berbicara dengannya, kontan menoleh pada Reynand. Salma merasa ragu. Masih ada trauma, dan rasa sakit karena perceraian masih begitu kentara, meski sebenarnya telah mereda.Namun, yang
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more

Terimakasih Reynand

“Yaz, kamu sudah melakukannya?” tanya Hania.Abyaz mengangguk. Walau anggukan itu tidak terlihat oleh Hania yang berada di ujung telepon. “He’em.”“Apa dia menolak?” tanya Hania kemudian.“Hem, ya. Tentu saja. Justru aneh kalau dia pasrah begitu saja.” Abyaz menyahut. Tersenyum miring. Membayangkan bagaimana tadi istri muda Om Haris terus memakinya, dan berusaha berontak untuk pergi. Untungnya, tenaga Abyaz jauh lebih kuat.“Ehm, sekarang aku sedang berada di Masjid.”“Ya?” Hania tidak mengerti maksud Abyaz. Apa pria itu sedang berbicara tentang dirinya sendiri sekarang? Sesuatu yang tidak akan Abyaz jelaskan kalau mereka tidak terlibat dalam sebuah misi seperti sekarang.“A ... maksudku, aku sekarang masih berada di Masjid. Jadi ... aku meninggalkannya bersama orang lain.”“Oh.” Hania manggut-manggut memahaminya. “Kamu perlu bantuan? Apa aku harus ke sana?” tanya khawatir, kalau –kalau Inggit nekad kabur, dan orang yang menjaganya kualahan menghadapi perempuan bar –bar itu.“Ah, aku
last updateLast Updated : 2023-02-19
Read more

Masa Depan Hania dan Abyaz

Hania terlalu tenang untuk ukuran seorang anak yang kabur dari rumah. Dia tahu, bahwa Uminya tidak akan semarah ibu-ibu lain ketika menghadapi anaknya yang nakal. Meski kabur, dia berusaha keras untuk tidak pergi ke tempat-tempat yang membawanya pada keburukan. Dia tidak melakukan maksiat, dan hanya berniat menemui ayah kandungnya sendiri. Bukan yang lain. Jika pun ada setitik kebencian di hari gadis remaja itu pada Harus, tetap saja yang namanya seorang ayah, tetaplah seorang ayah. Ia tak bisa bebas membencinya. Suara deru mesin mobil terdengar di depan. Hania sengaja tidak langsung membuka pintu rumah, melainkan membuka gorden lebih dulu untuk melihat siapa yang datang. Gadis ayu itu menghela napas berat begitu melihat sosok umi pertama kali, lalu Agnia yang turun dari dalam mobil. Menyusul kemudian Papa Abyaz.Uminya dan Om itu terlihat seperti pasangan suami istri saja. Apa mereka pasangan yang sudah menikah? Atau mereka akan menikah? Mengingat ke duanya sekarang adalah pria da
last updateLast Updated : 2023-02-19
Read more

Tanpa Jejak

"Itu punya tamu Abi." Hania mengucap lemah. Melihat bagaimana cara Salma menatapnya, gadis itu kesulitan untuk berbohong."Tamu? Siapa?" Dahi Salma mengerut. Siapa tamu Haris dengan pakaian seperti itu. "Ehm, dia .... sedang pergi.""Umi tanya siapa dia? Bukan sedang di mana dia?"Hania menatap pada Agni, bingung. Begitu juga dengan Agni. "Han, katakan. Jangan mencoba mengalihkan topik! Apalagi cari pembelaan."“Kamu seharusnya tidak melakukan itu, Kak.” Agni mengkritik sikap sang kakak yang sudah sangat keterlalulan. Sebenci apa pun bukankah merka dilarang berbuat dzolim dan menyakiti orang lain.“Apa yang aku lakukan?” Hania melirik tajam ke arah sang adik.“Ya?” Agni menatap sang kakak tak percaya. Padahal, niatnya baik. Dia ingin menegaskan bahwa itu salah.“Bagaimana dengan kamu? Aku tidak membunuhnya Agni!” tandas Hania ang tidak mau disalahkan. Dia masih berbaik hati mau merawat Inggit, bahkan dalam kondisinya yang sememprihatinkan sekarang.“Ap –apa?” Mata Agni berkaca –kaca
last updateLast Updated : 2023-02-21
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status