Semua Bab Terjebak Suami Bohongan: Bab 91 - Bab 100

131 Bab

Mereka Bersaudara

Mereka Bersaudara?Sementara itu, Ale tengah bergegas menengok temannya yang mengalami kecelakaan di rumah sakit yang sama di mana Jayid tengah dirawat. Dia baru menyempatkan diri ke kota hari itu, karena sibuk panen dan mendelegasikan tugas pada orang suruhannya.Kebetulan pula teman Ale, sudah diperbolehkan pulang, karena luka operasi dari kecelakaan itu sedikit membaik. Dia memang tidak mengalami luka separah Jayid dan tidak masalah nahinya tinggal lebih lama di sana, sebab selain menunggu Ale yang akan membayar semua biaya administrasinya, dia juga tidak ada yang akan merawat jika pulang ke desa. Apalagi dia menunggu kesempatan untuk bisa melakukan sesuatu pada Jayid seperti keinginan Ale sebelumnya. Namun, dia tidak pernah memiliki kesempatan. Lagi pula, Nawa hampir tidak pernah meninggalkan ruangan itu, membuatnya lebih kesulitan lagi.Ale hendak menelepon temannya saat dia baru saja keluar dari lift, guna menanyakan nomor kamarnya di rawat. Di saat yang bersamaan, dua orang y
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-24
Baca selengkapnya

Usaha Yang Sia-sia

Usaha Yang Sia-sia “Oh ya! Apa kau mau melihatnya, Al? Kemarilah!” ajak Nawa antusias, dengan senyuman memenuhi wajahnya. Dia benar-benar mengabaikan perasaan Ale. Salah sendiri pria itu tidak pernah jujur dengan perasaannya. Rasa sakit yang ditimbulkan adalah hukuman dari kelemahannya.Di sisi lain Nawa ingin menegaskan satu hal soal hatinya yang tidak akan berpaling dari suaminya, agar Ale tidak lagi berharap lebih. Semua dipicu oleh penilaian Rasyid tentang perasaan cinta Ale, yang tidak pernah mengungkapkannya, sedangkan Nawa terlanjur menganggapnya sebagai teman, pria itu terlalu berhati-hati. Atau ia takut cintanya ditolak!Oleh karena itu, sejak dulu Nawa dengan sengaja memberi jarak, karena tidak ingin kecewa dikemudian hari. Dia khawatir jika perhatian yang Ale berikan selama ini, bukan disebabkan oleh perasaan cinta sebagaimana seorang kekasih.Sementara itu Ale berpikir berbeda, dia merasa tidak percaya diri dan tidak pantas mendampingi Nawa, kecuali jika gadis itu ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-25
Baca selengkapnya

Pulang

Pulang “Aku bosan! Aku mau pulang saja, Sayang!” jawab Jayid sambil meraih pinggang Nawa dan memeluknya.“Apa?” Nawa bertanya sebagai bentuk protes karena lukanya masih parah dan Niah tidak mengizinkannya pulang.Jayid mencium Nawa hingga mulutnya tak bisa lagi bicara.“Apa Rasyid masih di sini?” Jayid balik bertanya, dia tidak menjawab pertanyaan Nawa setelah menghentikan ciumannya.Nawa hanya menggelengkan kepalanya.“Apa tidak masalah kalau kamu pulang? Rizal saja masih di sini!” katanya.“Dia pulang kalau aku pulang. Memangnya gimana perusahaan kalau aku tinggal sepekan lagi, Ibu hanya memikirkan dirinya sendiri!” keluh Jayid sambil meneruskan memakai sepatu dia benar-benar nekat pulang padahal mulutnya meringis menahan sakit.Nawa membantunya dengan wajah yang cemberut. Sebagai istri dia hanya bisa menurut, walaupun dia tidak suka.Tiba-tiba seorang wanita muncul dengan raut wajah marah dan berkacak pinggang.Wanita itu berkata, “Siapa yang kau maksud cuman mementingkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-26
Baca selengkapnya

Di Mana Nawa

Di Mana Nawa“Ada apa sayang?” terdengar lagi suara Jayid dari belakangnya, membuat Nawa terkejut. Mereka memang terbangun secara bersamaan, tapi Nawa tidak mengira jika suaminya akan mendengar gumaman dari mulutnya.“Bukan apa-apa, ini ...!” sahut Nawa dengan kening yang berkerut, sejenak ia ragu dengan isi pesan itu.“Ini apa?” Jayid bertanya masih dengan berbaring, karena dia memang belum bisa banyak bergerak Dia hanya bisa melihat punggung Nawa yang membelakanginya.“Ini hanya orang iseng, yang benar saja dia menagih hutang katanya aku membeli sepatu padanya. Aku tidak pernah membeli sepatu itu, dia bilang aku pergi ke tokonya kemarin! Aku seharian kemarin di rumah sakit!” kata Nawa sambil beranjak dari duduknya. Ia lalu pergi ke kamar mandi sambil membawa handuk dan ponselnya.Nawa terlihat cemas sekali saat ia membersihkan diri, tapi ketika keluar dari kamar mandi dan berpakaian, dia tidak menampakkannya di depan Jayid.“Sayang!” panggil Nawa dengan lembut, membuat Jayid se
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-27
Baca selengkapnya

Alasan Menyimpan Dendam

Alasan Menyimpan Dendam “Kau bisa menyimpan dokumen palsu di rumah Jayid tanpa terlibat tangan langsung, aku kira kau pun bisa berbuat seperti itu pada Nawa!” kata Rasyid saat ia sudah berdiri di dekat jeruji besi. Ia melihat Misella yang duduk di lantai dengan pakaian lusuh khusus tahanan. Misella melihat ke arah Rasyid sambil mengerutkan kening, tampak berpikir tentang apa yang baru saja didengar telinganya. Ia heran, bagaimana bisa adik iparnya hilang? Tiba-tiba hatinya diliputi rasa bersalah, sebab baru beberapa hari Jayid bisa kembali bersama Nawa, setelah insiden perbuatannya yang membawanya ke penjara. Lalu, sekarang adik lelakinya harus kehilangan wanita yang dicintainya lagi. Padahal pria itu tidak bisa berbuat banyak di karena kan luka-luka di tubuhnya akibat kecelakaan.“Wah, wah, jadi, kau pikir aku sepandai itu?” Misella berkata sambil berdiri dan kini dia berhadapan dengan Rasyid hanya di pisahkan oleh penyekat dari besi itu. Mereka saling bertatapan.“Kau sama seka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-28
Baca selengkapnya

Pesan Menjijikkan

Pesan Yang Menjijikkan“Nawa! Marhan kecelakaan, dia butuh darah tambahan, aku tahu darahmu sama dengan darahnya, donor kan darahmu sedikit saja!”“Nawa, tidak ada siapa pun di sana, apa kau tega kalau dia mati?”“Kalau kau tidak suka, maka lakukan atas dasar kemanusiaan!”“Nawa kau akan jadi pembunuh orang yang pernah kau cintai kalau tidak datang!”“Walaupun ada aku! Tapi tetap saja kau orang yang pernah dia cintai, jadi datanglah!”“Kau orang tidak berhati kalau tidak datang!”“Jangan lupakan kenangan indah kalian berdua! Walau kau sudah menikahi pria lain, tapi Marhan pernah jadi pria satu-satunya dalam hatimu dulu, iya, kan?”“Jangan menunda lagi, sebelum dia mati! Kau bukan manusia, Nawa, kalau kau tega dan membiarkan dia pergi sekarang atau besok!”“Apakah dendam sudah membutakan hatimu sebagai manusia?Semua itu adalah bunyi pesan dari sebuah nomor yang tidak dikenal oleh Jayid, sebab dari namanya bertuliskan Aida, Jayid tidak tahu siapa Aida bagi Nawa.Masih banyak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-28
Baca selengkapnya

Ayah Ale

Ayah Ale “Lalu ...!” kata Rasyid, sambil melangkah dan menunjuk ke arah foto ayah Ale di atas perapian, “sejak kapan Paman memiliki cincin seperti ini, Bibi?”Elli menatap Rasyid penuh tanda tanya, karena heran kenapa pria itu menanyakan soal cincin suaminya. Namun, wanita itu adalah seorang yang polos. Dia tersenyum melirik gambar ayah Ale di dinding yang sangat disukainya itu. Sang suami tampak begitu gagah di sana, hanya foto itu yang bisa mengobati rasa rindunya setiap hari.“Dia Ayah Ale, dan itu adalah cincin kesukaannya, dia selalu memakainya ke mana pun dia pergi kecuali, saat ke kota karena takut hilang. tapi cincin itu hilang entah ke mana aku tidak tahu!”“Kapan cincin itu hilang?”“Sudah lama sekali, aku tidak ingat itu kapan! Ale penyebabnya karena dia pun menyukai cincin itu, tapi aku tidak mau meributkan hal itu!”“Jadi, Bibi sudah pasrah kalau cincin warisan itu hilang begitu saja?”“Ya. Kenapa? Apa kau tertarik juga? Itu barang langka dan unik ... tidak mudah m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-01
Baca selengkapnya

Kemunculan Ale

Kemunculan Ale“Apakah kau yang menyekapku di sini, Aida ... apa sebenarnya salahku padamu?” gumam Nawa seorang diri, sambil menangis tiada henti hingga dia lemas dan tertidur. Sikapnya yang begitu menyedihkan, selalu terjadi sejak dia disekap di tempat itu.Hari ini, saat Nawa masih menangis dia mendengar suara kendaraan berhenti di depan rumah, antara sadar dan tidak ia segera bangkit. Keadaan dirinya yang sangat lemah dan kelaparan dan lelah, dia berusaha berteriak sambil berjalan mendekati pintu dengan langkah terseok-seok. Dia memukul-mukul pintu itu menggunakan sisa tenaga yang masih ada, memberi isyarat pada siapa pun yang ada di luar sana jika ada seseorang di dalam rumah yang membutuhkan pertolongan.“Halo apakah ada orang di luar, tolong aku!”“Siapa pun di sana, tolong aku, tolong! Aku tidak bersalah atas apa pun, kenapa aku harus dikurung di sini?”“Siapa pun kalian, katakan apa aku pernah menyakiti kalian? Apa salahku! Tolong keluarkan aku dari sini!” Begitu teriakan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-01
Baca selengkapnya

Pengakuan Yang Terlambat

Pengakuan Yang Terlambat“Apa kau bilang tadi? Memanfaatkan dan menikmati tubuhnya?” tanya Ale saat bersitegang dengan Aida, “Aku tidak sama denganmu, Aida!”Ucapan Ale membuat Aida tertegun sekaligus tersinggung, pemikiran di otaknya tidak sama dengan apa yang ada di benak saudaranya.“Aku bukan orang seperti itu! Walaupun aku mencintai dan ingin memiliki dia, tapi aku bukan lelaki cabul dan berpikiran sempit dengan berbuat kotor sepertimu!” kata Ale lagi sambil berjalan meninggalkan Aida pergi, untuk menemui Nawa.Jadi, di sinilah dia berada sekarang, menatap wanita yang dicintainya penuh dengan penyesalan. Seandainya dia tahu dari awal jika gagal dalam mencintai harus sesakit ini, maka dia tidak akan pernah berani untuk jatuh cinta. Menurut Ale, cinta semestinya untuk membahagiakan dan bukan menyakitkan.Ale menarik nafas dalam-dalam, lalu memalingkan muka. Dia meneguk air mineral dalam botol sampai setengahnya, kemudian kembali menatap Nawa.“Kau tahu, Nawa ... aku sudah bany
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-01
Baca selengkapnya

Dia Masih Terluka

Dia Masih TerlukaNawa tergeletak di lantai, dengan mata yang sayu dan pandangan yang mulai kabur, lalu di saat yang bersamaan, antara sadar dan tidak, dia melihat sesosok bayangan pria yang sangat di kenalnya.“Jay ...!”gumam Nawa lemah, sambil mengangkat tangan berusaha menggapai-gapai sebelum akhirnya menutup mata, dia pingsan.Jayid melihat Nawa tergeletak di lantai, dengan geram tangannya terkepal kuat sebelum berlutut di dekatnya. Ale duduk di kursi dengan keterkejutannya, dan Aida yang berdiri sambil membenahi pakaian. Mereka berdua saling bertukar pandangan dengan jiwa gelisah dan jantung yang berdegup kencang.Jayid masuk dengan gagah meskipun beberapa bagian tubuhnya masih di perban, lukanya belum kering benar. Dia segera mengangkat tubuh istrinya yang lemah tak berdaya. Penyesalan menguasai jiwanya saat melihat Nawa masih memakai baju yang sama saat dia meninggalkan rumah.“Amankan mereka semua!” serunya dengan tegas tanpa basa-basi, sambil melangkah keluar dari ruang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status