Inez kembali tertawa pelan. Tangan Rio mengepal kuat dengan gigi bergemelutuk. Ia paham jika kalimat itu dimaksudkan Inez untuknya. Entah dengan siapa Inez berbicara. Namun, isi percakapannya mampu membuat Rio dikuasai emosi. "Ya, enggaklah. Kalau dia mau marah, ya, sudah, tinggalin aja sekalian. Lagi pula banyak, kok, yang mau antre."Inez kembali diam, fokus mendengar balasan kalimatnya dari seberang sana. "Aku nggak sebodoh itu, kali. Mana mau aku berpisah tanpa bawa apa-apa. Sudahlah, tenang aja, aku sama sekali nggak takut Rio bakal menceraikanku kapanpun."Suara kekehan pelan kembali terdengar, membuat darah di tubuh Rio kian mendidih. Ia tak tahu siapa lawan bicara Inez di seberang sana. Namun, kecurigaannya jika Inez benar-benar berkhianat kian terasa. Rio berusaha keras untuk berpikir, bagaimana menyikapi semuanya. Namun, tetap saja emosi yang berada di atas segalanya. Ia hanya matang dari segi usia. Namun, sama sekali tak matang dalam pemecahan masalah. Ia tak mampu l
Last Updated : 2022-12-27 Read more