All Chapters of KEMBALINYA CINTA PERTAMA SUAMIKU: Chapter 61 - Chapter 70

78 Chapters

Tak Ada Alasan Menolak

"Mantan suami Hana telah berselingkuh dengan mantan pacarnya dulu, Ma. Dan sekarang mereka sudah menikah. Lima bulan mereka menikah, Hana bahkan tak pernah menerima sepeserpun dari uang nafkah untuk anak-anaknya. Hana yang harus putar otak untuk menafkahi 3 orang anaknya. Syukurnya Hana dikelilingi keluarga yang begitu peduli terhadap dirinya. Bulan keenam pernikahan suaminya, laki-laki itu datang, ingin kembali pada Hana dengan alasan ingin menghapus semua kesalahannya. Namun, Hana menolak keras. Bahkan untuk melihat wajah laki-laki itu saja ia muak." Hakim meluah semua yang ia tahu tentang Hana. Berharap sang mama memberi restu padanya. Marwah ikut geram mendengar penjelasan Hakim tentang mantan suami Hana. Namun, ia berusaha bersikap sebiasa mungkin. Ini bukan waktunya untuk turut berduka atas rasa sakit perempuan lain yang dikhianati suaminya. "Apakah Hana yang menceritakannya padamu?" tanya Marwah dengan ekspresi datar. Hakim menggeleng pelan. Detik selanjutnya ia menceritaka
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

Datanglah Jika Yakin

*Malam sudah sejak 2 jam lalu dari puncaknya, kini beranjak menuju pagi. Angin dingin terasa menelusup tulang ketika Hana membasuh wajah hingga berakhir di kaki. Ia berwudhu untuk melaksanakan shalat malam, merangkap istikharah. Satu per satu gerakan tubuh diiringi bacaan dzikir dan do'a dalam shalatnya. Mengagungkan Sang Pemilik Singgasana. Meruntuhkan harga dirinya sebagai hamba di hadapan Sang Pencipta. Damai menelusup relung hati. Mengikis semua prasangka buruk atas segala takdir. Menyisakan syukur atas semua nikmat ketika tangan menengadah. "Ya, Rabb, terima kasih atas segala karunia-Mu. Terima kasih atas takdir baik yang Engkau tuliskan untukku. Engkau satu-satunya yang tak pernah lelah untuk memberi atas segala pinta.""Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu, dengan ilmu pengetahuan-Mu. Engkau mengetahui segala sesuatu yang tidak hamba ketahui.""Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa jalan ini lebih baik untukku dan agamaku, mudahkan jalannya. B
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

Kunjungan Rio

Rembulan bulat di atas cakrawala memancarkan sinar terang. Persis hati Hakim yang kini dihujani cahaya cinta. Semua harap dan pinta dalam sujud-sujud terakhirnya akhir-akhir ini menemukan titik terang. Hati Hana yang semula redup, kini mulai menampakkan sinar dan memancarkan cahaya demi menerangi hatinya. Hakim menatap lekat wajah Hana. Wajah yang masih terus menunduk. Wajah yang selalu ia rindu akhir-akhir ini. Wajah yang kerap membuat Hakim bersemangat. Namun, terkadang sebaliknya. "Na …," panggil Hakim pelan setelah beberapa saat berusaha menetralkan degub jantungnya. Hana mendongak. Menatap wajah tampan itu dengan hati berdesir. Entah sejak kapan rasa itu tumbuh, yang pasti semua bermula dari rasa kagumkagum yang akhir-akhir ini berubah jadi rindu. "Apa kau merasakan tekanan dari pihak lain?" tanya Hakim dengan suara bergetar. Perasaannya sekarang jauh lebih besar dari kemarin, ketika tahu rasanya bersambut. Hana menggeleng pelan. Bibirnya terkunci rapat. Ini mutlak keinginan
last updateLast Updated : 2023-01-06
Read more

Terbakar Cemburu

Hana menghela napas panjang. Benar kata orang tuanya, selagi masih sendiri, Rio akan terus berusaha mendekatinya dengan berbagai alasan. "Tolong jangan membuatku murka. Kita kembali menjadi orang asing sekarang. Hargai aku sebagai ibu dari anak-anakmu. Jangan memaksaku untuk meminta mereka membencimu," ucap Hana dengan napas menderu. "Sudah kukatakan itu hanya alasanmu agar aku menjauh. Kita baru talak satu, Na. Kembalilah. Akan aku perbaiki semuanya." Rio tertunduk dalam. Rasa malu pekat terasa ketika kalimat barusan kembali terucap. "Kau melupakan sesuatu, Na."Hana terperangah. Sedetik kemudian ia menggaungkan syukur dalam hati. Hakim tak ubah seorang pahlawan penyelamatnya saat ini. Hakim berjalan mendekat. Mengulur tangan yang berisi kotak cincin pada Hana, tanpa peduli Rio yang kini membeku di tempat dengan rasa cemburu membakar dadanya. Tangan kekar itu terulur ke arah Hana. Beberapa saat tatapan kesuanya bertemu. Senyum menguar, menciptakan luka di hati Rio. "Aku ingin k
last updateLast Updated : 2023-01-06
Read more

Persetujuan Shanum

Pagi menyapa meninggalkan pekat dan dinginnya malam. Adzan subuh mengalun sejak lima belas menit yang lalu. Shanum mengucek mata demi menghilangkan kantuk. Ingatannya kembali pada janji sang ayah semalam. Lekas ia beranjak dengan rasa kantuk yang masih meninggalkan sisa. Ia berjalan menuju kamar Hakim. Kamar yang letaknya bersisian dengan kamarnya. Nihil, tak ada Hakim di sana. Shanum kembali ke luar. "Papa masih di masjid, Nek?" tanya Shanum pada Marwah yang baru saja keluar kamar. "Iya kayaknya. Kenapa pagi-pagi sudah bangun?" Marwah balik bertanya setelah memberi jawaban. "Papa sudah janji—""Assalamualaikum," salam dari arah luar membuat Shanum tak meneruskan kalimatnya. Kini ia menyongsong kedatangan sang ayah. "Janji, semalem mau ngasih surprise pada Shanum." Todong Shanum sambil mencium punggung tangan sang ayah. Hakim yang kini masih berada di ruang tamu berjongkok. Menatap lekat wajah putrinya dengan senyum geli. "Sudah shalat?" tanya Hakim. Tangannya membingkai wajah
last updateLast Updated : 2023-01-07
Read more

Lamaran

"Baiklah, kau bisa turun dulu. Aku akan nyusul," ucapnya tanpa beranjak. Hakim terdiam beberapa saat sambil menghirup sisa-sisa aroma parfum Hana yang masih tertinggal. Hana mengerutkan dahi. Namun, kakinya tetap menuruni anak tangga persis perintah Hakim. Ia berjalan menuju dapur, memesan 2 porsi makan siang untuk dirinya dan Hakim. Setelahnya berjalan menuju meja di sudut ruangan. Dari sini jalanan nampak jelas dari dinding kaca berukuran lebar di hadapannya. Kurang dari lima menit Hakim datang dengan tangan menenteng sebuah album foto. Duduk persis di depan Hana. Penciuman Hana dimanjakan dari aroma maskulin dari parfum Hakim yang menguar. "Rencananya besok malam Mama akan datang bersama keluarga lainnya. Kemarin bahkan Mama sudah memintaku untuk membawa ini padamu," ucap Hakim membuka pembicaraan. Tangannya mengangsur sebuah album foto. Laki-laki itu nampak sempurna dalam balutan kaos polos putih serta celana denim selututnya. "Ini apa?" Hana mengerutkan dahi. "Buka aja."
last updateLast Updated : 2023-01-07
Read more

Hakim Kecelakaan

Beberapa detik kemudian mobil yang Hakim kemudi kian oleng. Shanum bahkan sempat terpental menghantam senderan kursi di depannya, membuat dahinya terasa nyeri. Beruntungnya Shanum duduk di kursi belakang. Suara ban mobil berderit karena tuas rem yang diinjak kuat-kuat. Tubuh Hakim sempat tergoncang dan menghantam setir. Namun, cepat ia menguasai keadaan. Beberapa detik suara ban mobil beradu dengan aspal, hingga akhirnya mobil Hakim berhenti dengan ban sebelah kiri berada di berem jalan. Sedang mobil yang menyerempet berhenti di jarak sekitar sepuluh meter di hadapannya. Shanum nampak Syok. Tubuh anak perempuan itu bergetar dengan air mata meleleh di pipi. Tak ada kalimat yang ke luar, pun suara tangis. Ia menikmati degub jantung yang membuat kaki dan tangannya berkeringat dingin. Hakim mematung dengan degub jantung berlompatan. Tubuh laki-laki itu ikut bergetar. Lama ia mematung di belakang kemudi, bibirnya sibuk mengumandangkan istigfar, hingga ingatannya tertuju pada Shanum. Spo
last updateLast Updated : 2023-01-08
Read more

Kedatangan Rena

Sony hendak berbalik. Namun, Inez sekuat tenaga menyeret tangannya menuju mobil. "Apa-apaan, sih, mobil ini butuh biaya besar buat memperbaikinya. Enak saja dia mau minta ganti rugi," gerutu Sony tanpa mau disalahkan. "Kita perlu bicara," ucap Inez dengan gigi merapat karena kesal "Tanyakan berapa harus ganti rugi. Aku tak ingin Rio mengetahui keberadaanku jika ini berlanjut," ucap Inez kala mereka berada di sisi mobil yang mereka tumpangi. Sony berdecak kesal. "Masuk sekarang!"Sony tancap gas meski jalan mobil nampak tak stabil. Tak ia pedulikan bemper mobil sebelah kiri penyok akibat gesekan dengan mobil Hakim. Ia tak ingin rugi lebih banyak lagi jika harus mengganti kerusahan mobil Hakim. "Kenapa malah kabur? Apa kau tak takut laki-laki itu melaporkan kita ke polisi?" Inez nyerocos dengan jengkel. Tak ada jawaban dari laki-laki itu. Kepalanya sibuk menerka apa yang akan menimpanya setelah ini karena peristiwa sore ini. *Hakim menatap punggung mobil yang Sony kendarai kian
last updateLast Updated : 2023-01-08
Read more

Bertemu Rena

"Oh, baiklah. Bentar, ya." Hakim beranjak masuk ke dalam. Mencari Hana di dapur resto. Tempat yang menjadi langganan keberadaan Hana. Tak menemukan Hana di dapur, Hakim melangkah menuju ruangan Hana di lantai dua. Ruangan itu tertutup rapat.Tok! Tok! Tok! "Na …," panggil Hakim pelan. Beberapa saat menunggu tak ada jawaban, hingga saat mengetuk untuk kedua kalinya pintu terbuka. Hana menyembul dengan mukena masih melekat di kepala. "Iy, Bang," jawab Hana dari pintu yang terbuka setengahnya. "Masih sibuk?" "Ada apa? Hana baru selesai ashar, tadi belum sempat.""Oh, ya udah, ada yang mau ketemu di bawah. Bisa?" Hakim kembali bertanya. Matanya menatap bangga. Sejak masih gadis Hana memang termasuk taat agama. Di manapun ia berada shalat tetaplah keharusan baginya. Itu yang Hakim simpulkan dari kebersamaan mereka sejak dulu. Hana mengangguk dengan senyum tipis. "Ya, udah, aku turun dulu. Nanti nyusul, ya."Hakim kembali ke bawah, sedang Hana masuk untuk menggantikan mukena dengan
last updateLast Updated : 2023-01-08
Read more

Penantian Sia-sia

Cincin yang fotonya bulan lalu di kirim Dewi padanya. Ya, Dewi mengatakan jika Hakim memintanya memilih model yang paling bagus. Dan pilihan Dewi jatuh pada cincin yang kini melingkar di jari manis Hana. "Aamiin," ucap Hakim dan Hana bersamaan sambil melempar senyum. Susah payah Rena menelan ludah sendiri. Melihat raut wajah dua orang di hadapannya itu saat saling tersenyum, mampu membuat hatinya meringis. Ada beban yang tiba-tiba menghimpit dada, menciptakan sesak. Hayalannya tentang bagaimana cincin itu melingkar indah di jari manisnya kini pupus sudah. Semua mimpi-mimpinya tentang masa depan bersama Hakim seketika kandas. Ada luka yang baru saja tergores di hati, luka karena perasaan berlebih pada orang yang salah. Jika saja ia tengah sendiri, ingin rasanya meluahkan rasa lewat air mata. Sekian lama ia berusaha menampilkan yang terbaik di hadapan Hakim maupun keluarganya. Namun, semua hanya kesia-siaan. Dua tahun waktunya menjaga hati untuk Hakim sama sekali tak dihargai. Ent
last updateLast Updated : 2023-01-09
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status