Beranda / Romansa / DENDAM SANG PEWARIS / Bab 111 - Bab 120

Semua Bab DENDAM SANG PEWARIS: Bab 111 - Bab 120

127 Bab

Bab. 111

Ketika malam tiba, Viona kembali ke rumah dengan gelisah setelah dia menghabiskan sebagian hari untuk menenangkan diri. Kedua orang tuanya sedang berada di kamar mereka sehingga keduanya tidak mendengar kedatangan putrinya.Ketika masuk waktu makan malam, pelayan mengetuk pintu kamar Viona dan memanggilnya turun untuk makan malam.Kepala Viona tertunduk sejak gadis itu duduk di sana. Viona berusaha menghindari tatapan tajam ayahnya yang memandangnya nyaris tanpa kedip sejak dia hadir di sana.Ruang makan begitu hening saat Ilham bersama istri dan putrinya duduk dengan canggung di meja makan.Suara lembut Delia memecah keheningan ketika Delia berdehem pelan untuk menarik perhatian semua orang.Wanita itu merendahkan suaranya saat berbicara dengan mereka."Makan dulu! Selesai makan kita akan bahas semuanya. Dan kamu, Delia, Mama butuh penjelasan dari kamu."Tanpa komando wanita itu mulai mengisi piring kosong milik suaminya serta miliknya sendiri.Viona menghela napasnya pelan. Kali in
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-01
Baca selengkapnya

Bab. 112

Ilham mengangkat matanya dan menatap Delia dengan hangat."Pagi ini aku harus ke kantor, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan," kata Ilham pada istrinya.Dia kemudian membersihkan mulutnya dengan serbet dan bersiap untuk meninggalkan meja makan. Namun, pertanyaan yang dilontarkan oleh Delia menghentikannya."Apa nanti siang kamu ada waktu?""Kenapa?""Ayo kita pergi menemui Prabujaya. Aku ingin masalah ini segera berakhir agar Viona bisa melanjutkan hidupnya," kata Delia tanpa basa-basi.Ilham berpaling sebentar, menatap putrinya yang tampak begitu tegar."Lihat saja nanti! Jika pekerjaanku cepat selesai, aku akan pulang untuk menjemputmu.""Tidak perlu. Aku dan Viona akan datang menemuimu di kantor setelah makan siang," balas Delia dengan cepat.Dia khawatir, jika menundanya maka rencana itu tidak akan terealisasi. Sementara waktu yang mereka miliki semakin sempit untuk segera mengubah rencana.Ilham berpikir sejenak, menimbang-nimbang rencana istrinya itu. Dia khawatir Delia akan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-02
Baca selengkapnya

Bab. 113

Tak menunggu waktu lama, dokter Gunawan akhirnya tiba bersama dua orang perawat yang membuntut di belakangnya. Pria itu tersenyum cerah ketika mendapati Daniel dan Erlangga menoleh ke arahnya secara bersamaan."Selamat pagi semuanya. Maaf karena hari ini saya sedikit terlambat. Ada pasien yang harus saya tangani dengan segera," ucap dokter Gunawan. Dia kemudian menghampiri Prabujaya yang masih terlelap.Er mulai bertanya padanya ketika dokter tampan itu mulai memeriksa kondisi Prabujaya."Bagaimana kondisinya, Dok? Apa Papa sudah bisa pulang hari ini? Saya ingin segera membawa Papa pulang karena Papa pasti sudah bosan berada di sini. Sebelumnya Papa pernah bilang kalau dirinya tidak suka tinggal di rumah sakit."Er tampak sangat pengertian dan begitu memahami ayahnya.Meski begitu, Daniel sama sekali tidak tersentuh dengan kepedulian yang baru saja ditunjukkan oleh Erlangga. Daniel masih belum bisa sepenuhnya percaya pada anak majikannya itu karena Er sering membuatnya kecewa. Ya, wal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-03
Baca selengkapnya

Bab. 114

Erlangga meletakkan buket bunga yang dibawanya di atas meja makan, lalu segera pergi dari sana. Er sama sekali tidak perduli dengan reaksi di wajah kedua orang tua itu. Jauh di dalam hati, Er merasa lega karena dirinya akhirnya bisa merebut Viona dari Rangga. Dan Er akan memanfaatkan situasi ini untuk membuat musuhnya itu semakin terpuruk.Senyum di bibir Erlangga merekah ketika sebuah rencana terlintas di benaknya.Er mengubah arah langkahnya. Dia segera berbalik dan pergi keluar untuk mencari Alex. Akan tetapi Er tidak menemukannya di antara para pengawal yang sedang duduk beristirahat."Dimana Alex?" tanya Erlangga.Seorang dari mereka langsung menjawabnya, "Alex mungkin ada di kamarmya, Tuan. Saya akan memanggilnya sekarang.""Oke ... terima kasih."Pengawal itu segera pergi meninggalkan rekannya dan masuk ke ruangan khusus staf untuk mendapatkan Alex di kamarnya.Lima menit kemudian, keduanya langsung muncul di hadapan Erlangga."Anda mencari saya, Tuan Muda?" tanya Alex.Er me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-05
Baca selengkapnya

Bab. 115

Ketika Nyonya Helen tiba di sana, asisten Prabujaya telah berdiri di sana untuk menyelesaikan masalah.Nyonya Helen mengamati wanita muda yang tengah berdiri di hadapan mereka dengan seksama. Ini pertama kalinya wanita tua itu melihatnya. Tetapi dia yakin jika gadis itu adalah orang yang baru saja diceritakan oleh Daniel.Saat ini Viona berdiri angkuh dengan mata melotot tajam. Dia terlihat sangat marah ketika Daniel datang bukan untuk membelanya, melainkan Erlangga."Kenapa aku tidak boleh masuk? Orang tua ku datang ke sini untuk bicara baik-baik, tapi mengapa kalian malah menahan kami seperti ini? Apa kalian tahu kesalahan apa yang telah kalian perbuat hari ini? Aku bersumpah, kalau hari ini kami tidak bisa bertemu dengan Om Prabu, kalian akan terima akibatnya!" Viona berteriak lantang dan tanpa ragu mengancam lawannya, meski para pengawal menahan tangannya agar tidak bergerak maju.Sementara di belakangnya, Ilham Samudera dan Delia berdiri untuk mendukung putrinya. Mereka tidak ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-06
Baca selengkapnya

Bab. 116

Suasana kamar begitu hening. Ilhan dan istrinya saling memandang, berusaha mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Prabujaya.Wanita itu menautkan alisnya ketika dirinya teringat kembali pada ucapan putrinya tentang pemuda itu. Viona mengatakan pada mereka bahwa pemuda itu adalah anak haram.Siapa diantara mereka yang berbohong?Bagaimana mungkin putrinya menipu orangtuanya sendiri?Lebih mustahil bila pria terhormat itu berbohong hanya demi menyelamatkan putranya itu. Dia bahkan dengan berani berbicara di hadapan media tanpa ragu.Dan tentang Rangga, siapa dia sebenarnya?Delia berdebat dengan pikirannya yang tak selaras dengan hatinya."Bagaimana mungkin? Ketika Viona dan Rangga bertunangan, bukankah kalian datang bersama? Mengapa kami tidak tahu jika kamu dan Liana telah berpisah? Saat itu kalian terlihat sangat akrab dan hangat satu sama lain," debat Delia. Jelas wanita itu tidak bisa menerima berita itu dengan begitu saja.Prabujaya tertawa kecil, menyadari Delia adalah wanit
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-07
Baca selengkapnya

Bab. 117

Dua hari berlalu setelah kedatangan keluarga Ilham Samudera ke fumah besar.Seluruh penghuni rumah besar akhirnya dapat bernapas lega setelah Prabujaya pulih dari penyakitnya.Hari ini pria paruh baya itu sedang duduk di meja makan bersama Erlangga. Nyonya Helen dengan setia menemani ayah dan anak itu untuk melayani mereka."Apa kamu akan pergi sendiri ke sana?""Tidak. Alex akan menemaniku seperti biasanya. Kenapa Papa bertanya?"Kepala Prabujaya manggut-manggut. Sesaat kemudian pria paruh baya itu berkata lagi, "Papa akan menyusulmu segera setelah urusan di kantor selesai. Papa tidak ingin melewatinya begitu saja.""Baiklah, aku akan menunggu Papa di sana. Cepatlah datang atau Papa akan ketinggalan," kata Erlangga mengingatkan.Er mengedipkan satu matanya sebagau kode ketika Prabujaya telah berdiri dari kursinya. Orang tua itu memperbaiki letak jasnya kemudian meninggalkan ruang makan.Nyonya Helen menyusul dari belakang untuk mengantar Prabujaya hingga ke pelataran rumah. Asisten p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-08
Baca selengkapnya

Bab. 118

"Bagaimana perasaan anda pagi ini? Apa semuanya baik-baik saja, Tuan?" Suara Alex memecah keheningan di dalam mobil setelah lama memperhatikan tuannya dari kaca spion."Entahlah, sejak tadi jantungku berdebar terus. Firasatku mengatakan sepertinya hari ini bakal ada yang terjadi."Erlangga mengusap dadanya seraya menghela napasnya pelan.Sejak mereka berangkat tadi,, Er sudah menyusun kata-katanya di dalam pikirannya sambil menebak-nebak pertanyaan apa yang akan mereka lempar padanya.Erlangga akan melakukan yang terbaik sebagai rasa tanggung jawab dan bukti kasih sayangnya pada mamanya meski Olivia tak lagi berada di sisinya."Apa anda merasa takut, Tuan? Itu wajar karena ini adalah pertama kalinya anda duduk berhadapan dengan orang-orang yang akan mempermainkan perasaan dan emosi anda dengan mengatas namakan hukum. Anda jangan sampai terkecoh. Mereka mungkin akan berusaha memutar kebenarannya di hadapan anda agar anda kalah di persidangan.""Kau benar. Mereka mungkin akan membuat ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-09
Baca selengkapnya

Bab. 119

Daniel mencoba mengabaikan wajah sendu Vionaà sebelum suasana di ruangan itu terkena imbasnya.Dengan suara tegas, Daniel kembali bertanya pada gadis itu. "Bisa beri tahu saya lebih detail apa yang dia katakan pada anda, Nona?"Mata VIona melebar.Entah mengapa Viona merasa bahwa asisten Tuan Prabujaya tidak mempercayai ucapannya.Karena itu, Viona melempar ponselnya dengan kesal di atas meja."Kau bisa baca sepuasnya!"ucap gadis itu lantang, kemudian berlalu dari ruangan itu untuk bersembunyi di kamarnya yang tenang.Semua orang di ruangan itu tercengang dengan aksi Viona yang tiba-tiba.Mereka menatap kepergiannya hingga tubuh Viona perlahan menjauh dan menghilang dari pandangan."Saya minta maaf, Tuan Ilham. Saya harus lakukan ini demi kebaikan Nona Viona." Daniel segera mencari alasan sebelum kedua orang tua gadis itu mulai menyalahkannya."Jangan diambil hati. Putriku sangat sensitif akhir-akhir ini. Lakukan saja apa yang harus kau lakukan."Daniel mengangguk.Dengan perasaan be
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-10
Baca selengkapnya

Bab. 120

Kemunculan keluarga Pak Hasan bersama beberapa warga desa berhasil mencuri perhatian beberapa pencari berita yang telah menunggu di depan pintu ruang sidang.Rombongan warga desa itu terlihat turun dari sebuah mobil keluaran lama dan berdiri menunggu di depan pintu untuk dipersilahkan masuk.Akan tetapi, tak seorang pun dari wartawan itu bergerak untuk mengejar mereka karena berpikir bahwa keluarga Pak Hasan hanyalah warga biasa seperti yang lainnya.Hal itu dimanfaatkan dengan baik oleh Pak Hasan. Laki-laki itu dan istrinya pelan-pelan berpisah dari rombongan untuk mencari Erlangga."Permisi, Pak. Kapan sidangnya akan dimulai, ya?"Pak Hasan mendekati seorang petugas berseragam coklat yang baru saja keluar dari sebuah ruangan di samping ruang sidang untuk bertanya padanya."Mungkim sekitar satu jam lagi," jawab petugas itu.Saat dia akan pergi, Pak Hasan menahannya dan kembali bertanya padanya."Tunggu, Pak. Apa Erlangga sudah tiba di sini?""Erlangga? Maaf, Pak ... saya tidak kenal.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status