"Cih, munafik! Padahal punya lu bangun, tuh."Lagi, Erick memejamkan mata sesaat. "Gue bilang minggir, Sialan!"Akhirnya wanita itu menyerah, ia turun dari pangkuan Erick setelah mendengkus kesal. "Oke, fine! Dasar cowok aneh. Ngapain ke sini kalau nggak jajan coba. Sok suci, lo!"Sejenak Erick terdiam. Dengan kasar ia sisir rambutnya ke belakang. Segala pikiran berkecamuk dalam benak. Untuk sesaat, rasanya ia sempat berpikir ingin menyerah, tapi bila dipikir lagi ini sama sekali belum seberapa. Pada akhirnya ia memilih untuk beranjak. Menuju meja bar di tengah tempat hiburan malam itu, lalu duduk di salah satu bangku. "Woah, Masbro! Ke mana aja lu? Udah lama banget baru mampir." Seorang bartender dengan rambut abu-abu itu menyapa Erick. "Nggak usah banyak bacot, lu. Siapin aja minuman," sentak Erick. "Oke, sip. Santai aja kali, Bro! Mau minum apa?" "Bir aja.""Oke. Siap dalam sepuluh detik."Tak lama bartender itu menyodorkan minuman dengan efek memabukkan tersebut ke hadapan
Terakhir Diperbarui : 2023-01-25 Baca selengkapnya