Share

Lupa

Penulis: Dwrite
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-11 04:27:59

Suara azan subuh terdengar berkumandang, angin mulai berembus kencang masuk melalui ventilasi di sisi jendela, hingga menyibak gorden kamar berwarna cokelat lembut tersebut.

Terbaring di atas ranjang berukuran king size, tampak sepasang suami istri yang telah memadu kasih. Bergelung dalam satu selimut yang sama. Seolah berbagi kehangatan tubuh masing-masing.

Setelah mendengar suara azan berkumandang, terlihat sang suami beranjak. Melerai pelukan eratnya dari tubuh mungil sang istri yang masih terlelap dalam buaian mimpi. Bibirnya terlihat mendekati daun telinga yang semula tertutup juntaian rambut tersebut.

Lembut ia berbisik. "Lan, udah subuh. Bangun, yuk! Atau mau Mas pangku ke kamar mandi?"

Merasakan napas hangat menyapu permukaan wajah, akhirnya Lani mengerjap. Perlahan tapi pasti mata bulat bening itu mulai tampak. Lalu bersitatap dengan iris hitam pekat yang menatapnya lekat.

Kedua sudut bibirnya tertarik. Perlahan ia mulai beranjak.

"Aku duluan, ya," sahutnya sembari mulai
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Playboy in Love   Hadiah di Penghujung Tahun

    "Sebentar, ya." Setelah itu Erick berlari menuju garasi.Lani menunggu di pelataran, sampai suaminya kembali dari garasi dengan sebuah motor matix berwarna hitam metalic."Yuk, Mas!" Lani tampak sudah bersiap menggunakan helm dan naik di jok belakang. Namun, seketika kegiatannya terhenti saat sebuah cekalan tangan menahannya tetap berdiri di hadapan. Lekat mata Erick menatap Lani yang berdiri di hadapannya dengan gamis bermodel semi gaun yang bertumpuk di bagian bawahnya hingga membentuk beberapa layer. Pakaian itu dipadupadankan dengan khimar syar'i yang menutupi pinggang rampingnya berwarna senada. "Lan.""Iya?""Kenapa nasi harus ada lauknya?"Seketika dahi Lani mengernyit, pada akhirnya ia menjawab juga. "Untuk pelengkap. Kalau cuma makan nasi aja, 'kan nggak enak, Mas.""Nah, sama halnya dengan kamu. Allah menciptakanmu untuk menjadi pelengkap hidup Mas, Lan. Tanpamu dunia Mas hampa."Mendengar itu seketika tawa Lani meledak. Perempuan itu tampak membekap mulut, setelahnya ia

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-12
  • Playboy in Love   Ngidam

    Semburat senja yang tampak di kaki langit telah berganti dengan pekatnya sang malam. Tepat ketika jam berpusat di angkat tujuh, Erick baru kembali dari lokasi proyek di daerah Jakarta Utara.Lelaki itu tampak berlari kecil menuju pintu masuk akses rumahnya. Ia merapatkan jaket saat udara dingin mulai menyergap."Assalamualaikum," salamnya setelah pintu dibuka Bi Ningsih."Wa'alaikumsallam," balas perempuan paruh baya itu, sembari mempersilakan Erick masuk."Lani di mana, Bi?" tanyanya."Oh, Neng Lani ada di atas, Pak. Tadarus kayaknya."Erick mengangguk, kemudian melepas sepatunya dan mengganti dengan sandal rumah. Bergegas pria itu berjalan menuju lantai dua."Makan malamnya udah siap, Pak. Mau makan sekarang?"Erick menghentikan langkah, kemudian memutar kepala menghadap Bi Ningsih. "Nanti aja, Bi."Mengerti dengan maksudnya, Bi Ningsih tersenyum penuh arti. "Duh pasangan muda makin lama makin romantis aja. Jadi pengen muda lagi. Si Bapak ke mana lagi. Pan abi ge hoyong dimanja cita

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-12
  • Playboy in Love   Akhir

    Empat tahun kemudian ....Pria itu tampak berjongkok untuk menyejajarkan tubuh dengan bocah perempuan yang berdiri di hadapannya. Ia memasangkan jilbab di kepala bocah menggemaskan dengan mata bulat dan pipi gembil tersebut."Ayah ... napa Ica harus pake keludung, tapi Kak Malik sama Kak Ridwan engga?" Pertanyaan yang terlontar dari bibir putri kecilnya membuat senyum pria itu mengembang. Ia mengusap kepala bocah bernama lengkap Khairunnisa Wardhana yang lebih sering dipanggil Ica itu setelah jilbabnya terpasang."Ridwan dan Malik itu laki-laki, Sayang. Sedang anak ayah yang cantik ini, 'kan perempuan shalihah. Ica selalu bilang sama ayah kalau mau jadi kayak bunda, 'kan?"Bocah menggemaskan itu tampak mengangguk antusias."Iya, Ayah. Ica mau jadi kayak Buna. Buna cantik, telus sayang Ica sama Ayah!""Nah, kamu tahu? Jilbab itu adalah cara Allah buat ngelindungin kaum perempuan. Kalau udah gede Ica pasti ngerti.""Iya, Ayah. Ica juga suka pake keludung. Biar kelihatan cantik kayak Bun

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-12
  • Playboy in Love   1. Resepsi Pernikahan

    Plak!"Dasar buaya darat. Dulu lo janji nikahin gue, sekarang tahu-tahu udah nikah sama orang lain. Laki-laki macem lo emang nggak bisa dipegang kata-katanya. Hobi nebar janji ke sana-sini sampe akhirnya cewek-cewek bego kayak gue kemakan omongan lo!"Alani Ramadhanti, dibuat kaget bukan kepalang karena kedatangan seorang tamu tak diundang. Perempuan dengan pakaian kekurangan bahan itu menampar dan memaki-maki pria yang baru beberapa jam menyandang sebagai suami sahnya-- di acara resepsi."Lo yakin nikah sama laki model begini mbak? Yang namanya buaya darat, mau berubah status juga kalau udah watak bawaan orok kagak akan bisa diubah. Jangan nyesel kalau nanti nangis-nangis karena kelakuan bejatnya!" Perempuan seksi itu menatap Lani berapi-api dengan amarah membuncah. Matanya menyorot tajam dengan tangan terulur menunjuk suami Lani."Apa maksud lo ngata-ngatain gue kayak gitu? Lo marah gue tolak waktu itu, hah?" Karena tak terima suami Lani membuka suara, pria itu mengusap pipi kananny

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Playboy in Love   2. Awal Perjodohan

    "Usiamu sudah memasuki 20 tahun, Nak. Akhirnya anak Ibu tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Sebenarnya sudah lama ibu ingin mengatakan ini ... kamu tahu 'kan Pak Sultan Wardhana, majikan ibu?"Lani mengangguk. Kemudian bersedekap di atas meja makan, menatap wajah meneduhkan Ainun-- ibunya."Beliau menyukaimu sejak kecil, Nak. Beliau suka sikap periangmu meski pun kau tumbuh tanpa seorang Ayah. Sejak ibu bekerja di rumah Pak Sultan dan tak sering membawamu ikut serta. Sudah beberapa kali beliau menawarkan kepada ibu untuk mengangkatmu sebagai cucu. Namun ibu menolak karena tak mau jauh darimu."Senyum di wajah ayu Lani mengembang, ia meraih tangan Ainun dan menggenggamnya erat."Kalau pun Lani di berikan dua pilihan antara hidup mewah bersama orang lain atau sederhana tapi bersama orang yang dicintai ... Lani lebih memilih yang kedua. Tak apa Lani hidup susah asalkan ada ibu. Semenjak ayah meninggal kita sudah hidup seperti ini, Bu. Tak ada yang perlu dikhawatirkan, Lani bahagia.

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Playboy in Love   3. Party

    "Neng, kamu tahu kenapa bunga ini layu?" Erick mengulurkan sebuah bunga mawar layu yang tersimpan di dasbor mobilnya. Entah sejak kapan, ia pun tak ingat.Perempuan bermake up tebal itu menggelengkan kepala dengan wajah yang dibuat se-cute mungkin."Nggak ... kenapa emang, Bang?""Karena bunga ini kalah dengan kecantikanmu!" Erick melemparkan senyuman maut yang membuat perempuan itu tersipu malu."Ah, abang bisa aja.""Hehe ... boleh minta nomber HPnya?" Mata Erick mengerling nakal.Perempuan yang diketahui sebagai seorang SPG salah salah satu produk minuman itu tampak malu-malu, saat Erick menyodorkan ponsel keluaran terbaru miliknya."Makasih cantik. Nanti lain kali Abang hubungin, ya. Ini ... minumannya nyegerin kayak lihat wajah kamu." perempuan itu salah tingkah saat Erick menggodanya. "Bye!"Kaca mobil kembali dinaikan. Dia melirik Lani sekilas yang sejak tadi berada satu mobil dan tepat duduk di sampingnya. Gadis itu tampak mengurut dada, bibirnya tak henti mengucap istigfar

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Playboy in Love   4. Sial

    "Arggh ... kampret, setan, b*bi ngepet, wewe gombel! Gue keceplosan!!"Lani menatap suaminya yang seperti kerasukan setan itu di sana. Erick terlihat menendang-nendang sofa yang tak bersalah setelah acara ia bubarkan begitu saja bahkan sebelum dimulai."Astaga pajangan mahal gue. Pala si Panjul sama ini barang yang gue impor dari Itali lebih berharga barang ini." Erick memunguti serpihan guci yang berserakan di lantai. Guci itu pecah karena tubuh Panji menghantam benda tersebut saat Erick melayangkan bogemnya.Panji pun tak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit. Namun, bukannya merasa bersalah Erick justru menangisi guci mahalnya."Mas ...," panggil Lani lirih, gadis itu berjalan menghampiri Erick yang bersimpuh di lantai."APA?" Erick menatap Lani dengan pelototan hingga membuat gadis itu mengurungkan niatnya untuk menyentuh bahu Erick. "Ini semua terjadi gara-gara lo tahu nggak, Lan. Coba kalau lo nggak turun dan menarik perhatian ... guci mahal gue nggak akan jadi korbannya!"

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Playboy in Love   5. Salah Sasaran

    "Bowo! Gue pulang dulu, ya. Tiba-tiba ada urusan mendadak ... kalau nggak balik lagi handle aja sama lo. Ntar kasih laporan aja lewat WA," ucap Erick pada mandor proyeknya di daerah Menteng, Bogor. Dia melepas helm orange itu, lalu berjalan menuju mobilnya yang terparkir.Pria itu duduk di balik kemudi, sejenak ia menggeram. "Diana ... Diana ... siapa ntu cewek? Gue inget pernah pergi liburan ke puncak sama temen-temen. Tapi perasaan nggak ngapa-ngapain. Atau gue lupa? Ah, kampret. Berabe kalau bener tuh cewek bunting!" Erick memukul stir, wajahnya tampak frustrasi. Ia masih ingat suara lirih Lani dari ujung telepon. Bagaimana tanggapan gadis itu kalau benar ia menghamili perempuan lain?Habis dia digorok kakeknya!Mobil melaju dengan kecepatan 40 km/jam. Melesat membelah kepadatan di Kota hujan ini. Beberapa kali Erick menarik napas. Namun, tak bisa mengurangi rasa geramnya.Erick sampai di pelataran rumah. Pria itu berjalan menghampiri dua orang yang berdiri di depan pintu. Entah a

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13

Bab terbaru

  • Playboy in Love   Akhir

    Empat tahun kemudian ....Pria itu tampak berjongkok untuk menyejajarkan tubuh dengan bocah perempuan yang berdiri di hadapannya. Ia memasangkan jilbab di kepala bocah menggemaskan dengan mata bulat dan pipi gembil tersebut."Ayah ... napa Ica harus pake keludung, tapi Kak Malik sama Kak Ridwan engga?" Pertanyaan yang terlontar dari bibir putri kecilnya membuat senyum pria itu mengembang. Ia mengusap kepala bocah bernama lengkap Khairunnisa Wardhana yang lebih sering dipanggil Ica itu setelah jilbabnya terpasang."Ridwan dan Malik itu laki-laki, Sayang. Sedang anak ayah yang cantik ini, 'kan perempuan shalihah. Ica selalu bilang sama ayah kalau mau jadi kayak bunda, 'kan?"Bocah menggemaskan itu tampak mengangguk antusias."Iya, Ayah. Ica mau jadi kayak Buna. Buna cantik, telus sayang Ica sama Ayah!""Nah, kamu tahu? Jilbab itu adalah cara Allah buat ngelindungin kaum perempuan. Kalau udah gede Ica pasti ngerti.""Iya, Ayah. Ica juga suka pake keludung. Biar kelihatan cantik kayak Bun

  • Playboy in Love   Ngidam

    Semburat senja yang tampak di kaki langit telah berganti dengan pekatnya sang malam. Tepat ketika jam berpusat di angkat tujuh, Erick baru kembali dari lokasi proyek di daerah Jakarta Utara.Lelaki itu tampak berlari kecil menuju pintu masuk akses rumahnya. Ia merapatkan jaket saat udara dingin mulai menyergap."Assalamualaikum," salamnya setelah pintu dibuka Bi Ningsih."Wa'alaikumsallam," balas perempuan paruh baya itu, sembari mempersilakan Erick masuk."Lani di mana, Bi?" tanyanya."Oh, Neng Lani ada di atas, Pak. Tadarus kayaknya."Erick mengangguk, kemudian melepas sepatunya dan mengganti dengan sandal rumah. Bergegas pria itu berjalan menuju lantai dua."Makan malamnya udah siap, Pak. Mau makan sekarang?"Erick menghentikan langkah, kemudian memutar kepala menghadap Bi Ningsih. "Nanti aja, Bi."Mengerti dengan maksudnya, Bi Ningsih tersenyum penuh arti. "Duh pasangan muda makin lama makin romantis aja. Jadi pengen muda lagi. Si Bapak ke mana lagi. Pan abi ge hoyong dimanja cita

  • Playboy in Love   Hadiah di Penghujung Tahun

    "Sebentar, ya." Setelah itu Erick berlari menuju garasi.Lani menunggu di pelataran, sampai suaminya kembali dari garasi dengan sebuah motor matix berwarna hitam metalic."Yuk, Mas!" Lani tampak sudah bersiap menggunakan helm dan naik di jok belakang. Namun, seketika kegiatannya terhenti saat sebuah cekalan tangan menahannya tetap berdiri di hadapan. Lekat mata Erick menatap Lani yang berdiri di hadapannya dengan gamis bermodel semi gaun yang bertumpuk di bagian bawahnya hingga membentuk beberapa layer. Pakaian itu dipadupadankan dengan khimar syar'i yang menutupi pinggang rampingnya berwarna senada. "Lan.""Iya?""Kenapa nasi harus ada lauknya?"Seketika dahi Lani mengernyit, pada akhirnya ia menjawab juga. "Untuk pelengkap. Kalau cuma makan nasi aja, 'kan nggak enak, Mas.""Nah, sama halnya dengan kamu. Allah menciptakanmu untuk menjadi pelengkap hidup Mas, Lan. Tanpamu dunia Mas hampa."Mendengar itu seketika tawa Lani meledak. Perempuan itu tampak membekap mulut, setelahnya ia

  • Playboy in Love   Lupa

    Suara azan subuh terdengar berkumandang, angin mulai berembus kencang masuk melalui ventilasi di sisi jendela, hingga menyibak gorden kamar berwarna cokelat lembut tersebut. Terbaring di atas ranjang berukuran king size, tampak sepasang suami istri yang telah memadu kasih. Bergelung dalam satu selimut yang sama. Seolah berbagi kehangatan tubuh masing-masing.Setelah mendengar suara azan berkumandang, terlihat sang suami beranjak. Melerai pelukan eratnya dari tubuh mungil sang istri yang masih terlelap dalam buaian mimpi. Bibirnya terlihat mendekati daun telinga yang semula tertutup juntaian rambut tersebut. Lembut ia berbisik. "Lan, udah subuh. Bangun, yuk! Atau mau Mas pangku ke kamar mandi?" Merasakan napas hangat menyapu permukaan wajah, akhirnya Lani mengerjap. Perlahan tapi pasti mata bulat bening itu mulai tampak. Lalu bersitatap dengan iris hitam pekat yang menatapnya lekat. Kedua sudut bibirnya tertarik. Perlahan ia mulai beranjak. "Aku duluan, ya," sahutnya sembari mulai

  • Playboy in Love   Begitu Indah

    Ruang makan itu terlihat hening, hanya suara denting sendok garpu yang beradu dengan piring saja yang terdengar. Bi Ningsih menatap kedua majikannya dari kejauhan, tanpa ia sadari kedua sudut bibirnya terangkat naik, membentuk senyuman. Kebahagiaan keluarga kecil ini seolah menular padanya. Bisa ia rasakan rumah yang tadinya sedingin es di kutub utara, sekarang menjadi sehangat ini. Bi Ningsih terus larut dalam tontonan, hingga tak sadar tengah menyandarkan tubuhnya pada sebuah guci besar di atas meja, yang terletak di lorong ruang makan, terhubung dengan dapur. Prang! Guci itu pecah, berserakan di lantai. Serpihan pecahannya bahkan sampai di bawah ubin yang Lani dan Erick pijak. Tepatnya di bawah meja makan. "An ... jritt!" Segera sebelum kata kasar itu terlontar, Erick membekap mulut. Dengan wajah polos dan lucu ia menatap Lani yang tak kalah terkejut. Namun, tampaknya perempuan itu justru menahan senyum. "So ... maaf, Lan. Keceplosan." Setelahnya ia menyengir. "Nggak apa-apa

  • Playboy in Love   Ungkapan Perasaan

    Seketika Erick termangu. Geming menatap Lani yang mulai beringsut mendekat. Kuat kepalan tangannya setiap melihat perempuan itu menghela napas, dan membuka mulut. Perasaan yang selama tiga bulan sempat teredam, kembali muncul ke permukaan kala Lani mulai mengungkitnya kembali.Erick pikir perempuan ini telah melupakan kejadian itu seiring berjalannya waktu bersama dengan proses konselingnya.Melupakan permintaan yang membuat lelaki itu untuk pertama kalinya merasa takut kehilangan. Namun, ternyata ia salah. Proses itu dilakukan hanya untuk mengendalikan trauma Lani serta mengontrol kendali pada dirinya. Bukan serta merta memengaruhi ingatan di benaknya, apalagi ingatan yang melekat dalam diri sang penderita. "Mas ...."Seketika lelaki itu mendongak, setelah menghela napas panjang ia meletakkan tangan di kedua bahu Lani. "Maaf karena aku nggak bisa menuruti keinginanmu beberapa bulan yang lalu. Jujur permintaanmu saat itu di luar kuasaku, Lan. Jadi, kumohon kasih aku kesempatan. K

  • Playboy in Love   Permintaan Cerai

    Mobil-mobil mewah itu tampak sudah berjejer rapi di pekarangan rumah Erick malam hari ini. Didorong menggunakan kursi roda oleh Hendra menantunya--tampak Sultan Wardhana tersenyum semringah melihat Lani menyambutnya di ambang pintu.Tak hanya Erick, ternyata perubahan juga terjadi pada sosok Hendra Wirawan--papanya. Setelah tiga bulan berusaha memperbaiki diri. Akhirnya hubungan ia dengan keluarga pihak istri--terlebih Sultan Wardhana--perlahan mulai membaik.Keluarga besar Wardhana itu masuk satu per satu menuju kediaman Erick dan Lani. Setelah Hendra dan Sultan, tampak Rima serta Ainun berjalan bersebelahan, lalu bergantian memeluk Lani. Setelahnya diikuti Opick dan Mariam. Mereka berkumpul di ruang tengah dengan prasmana yang sudah disiapkan oleh pihak catering yang sengaja dipesan. Tampak datang belakangan Panji dan Diana berdiri celingukan di ambang pintu. Erick yang melihat itu langsung berjalan menghampiri."Astagfirullah, Di. Baju lu udah kek jaring-jaring Ikan Pari," celetu

  • Playboy in Love   Menahan Diri

    Sesaat setelah menjejakkan kakinya memasuki kamar, Lani dibuat tertegun dengan suasana yang tiba-tiba berubah. Dinding yang biasa bercat hijau, kini dilapisi wallpaper bermotif elegan. Warnanya berpaduan peach dan hijau tosca. Sangat seiras dan enak dipandang. Langkahnya mulai berayun memasuki ruangan seluas 9 x 9 meter tersebut. Menyisir pandangannya ke sekeliling, lalu terhenti tepat di depan ranjang dengan seprai berwarna senada dinding. Dilapisi kelambu putih yang diikat dengan pita cantik di tiap sisi tiang penyangganya.Jemari lentik perempuan itu mulai terulur menusuri setiap inci ranjang berukuran king size itu, lalu beralih pada Erick yang berdiri memperhatikannya sejak tadi. "Suka?" tanya Erick sembari melempar senyum ke arah istrinya. Lani mengangguk. "Iya, ini nyaman, Mas," pujinya. Senyum Erick melebar. "Syukurlah. Ya, udah. Mas mandi dulu, ya. Setelahnya kita salat Ashar di musala bawah.""Sebentar, Mas!" Lani menghentikan langkah Erick yang baru saja hendak beranja

  • Playboy in Love   Pulang

    Dua bulan kemudian....Di hadapannya Lani melihat Erick sibuk mengemasi barang mereka ke dalam tas berukuran sedang, hingga tak ada satu pun yang tertinggal. Sementara ia hanya duduk diam memperhatikan di sofa. Setelah serangkaian konseling serta psikoterapi yang dijalani. Akhirnya perempuan itu dinyatakan pulih, walaupun belum sepenuhnya sembuh. Lani masih harus mengikuti konseling rutin seminggu sekali dengan psikolognya Prof. William. Selama hampir kurang lebih tiga bulan berlalu sejak guncangan hebat yang berakibat pada psikisnya. Perempuan itu tak bisa mengingat apa saja yang terjadi selama tiga bulan terakhir ini. Karena konon, pasien yang mengalami depresi atau apa pun itu penyakit yang mengganggu kejiwaan seseorang. Mereka kerap kali melakukan tindakan di luar alam bawah sadar, hingga menunjukkan gejala-gejala yang sebenarnya tak ia kehendaki. Namun, meskipun begitu. Dalam beberapa kasus ada pula penderita yang mengalami gejala setengah sadar pasca depresi, dan masih bisa m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status