"Tika, kamu ini gimana sih, kamar mandi ada banyak darah kotor. Sehabis kamu beresin pembalut, harusnya kamu guyur lagi semua lantai kamar mandi, siapa tahu ada yang tersisa! Jorok banget ya ampun, tolong deh!" Bu Widya mengomel saat Tika baru saja keluar kamar dengan tubuh yang lemas. Bagaimana tidak lemah, letih, dan lesu, darah haid terus keluar selama delapan hari ia menjadi istri Dika. Menguras semua tenaganya dan membuatnya tidak berdaya. "Ma, tapi saya udah siram tadi." Tika masih mencoba membela diri. "Kamu lihat saja sendiri di kamar mandi! Di rumah ini, hanya ada Mama dan kamu. Fitri keluar dan dia lagi solat. Masa iya setan buang darah kotor di kamar mandi saya! Sudah sana beresin dulu kamar mandinya!" Dengan gerakan kepala, Bu Widya meminta Tika masuk ke kamar mandi. Wanita itu menghempaskan bokongnya di sofa. Tangannya lincah mengibas di depan wajahnya. Sejak ada Tika di rumah, hawanya selalu gerah. Tidak betah berlama-lama di kamar. Mesikpun hujan, tetapi rasanya ingi
Baca selengkapnya