Bab 90Malam yang begitu dingin, sampai-sampai membuat Tika menarik selimutnya ke kepala. Di saat-saat seperti ini, keinginan Tika untuk menggaet Dika sepenuhnya semakin kuat. Kalau sudah menikah dengan Dika, ia bisa leluasa meminta pria tersebut menghangatkannya setiap malam. "Halo, Pak. Bapak udah tidur, ya?" sapa Tika yang sengaja menelepon Dika karena merasa butuh ditemani. "Kalau saya udah tidur, gimana caranya bisa ngangkat telepon dari kamu, Tika?" jawab Dika dari seberang telepon. Tika sontak menyengir. "He-he-he. Maaf, Pak. Efek ngantuk dan kedinginan, nih. Kayaknya kita harus cepat-cepat nikah, deh, Pak." "Itu bukan efek ngantuk, Tika, tapi memang kamunya aja yang kurang se-ons. Saya jadi makin bingung, kenapa saya punya perasaan sama kamu, ya? Padahal kamu dodolnya nggak hilang-hilang." "Is, Bapak mah ngeledek saya mulu! Bikin makin kangen aja, deh! Besok kita ketemuan, ya, Pak?"Benar dugaan Dika. Sepertinya Tika memang kurang seons. Padahal ia serius saat menghina ga
Baca selengkapnya