Home / Horor / SEHARUSNYA KAU IKUT MATI / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of SEHARUSNYA KAU IKUT MATI: Chapter 41 - Chapter 50

112 Chapters

40-MUNTAH

Para warga di Desa Muara Damar yang ramai di pagi itu, masih terlihat menumpuk di depan klinik tempat mayat Iyo terbaring sekarang. Mereka benar-benar penasaran atas apa yang terjadi, karena sebagian dari mereka mengenal mayat tersebut setelah di angkat dan di evakuasi ke klinik.Sehingga banyak menimbulkan pertanyaan di antara para warga yang berkumpul di pagi itu. Itu karena Iyo merupakan orang luar Desa Muara Damar yang paling sering terlihat bolak-balik di sekitar desa.Mereka saling bertanya-tanya, apakah mayat Iyo adalah sebuah kecelakaan, atau hanyut ketika air di rawa-rawa naik pada hujan semalam, atau ada hal lain seperti korban pembunuhan dan mayatnya dilempar ke rawa-rawa sehingga ditemukan menyangkut di dekat pasar tumpah di pagi itu.Semuanya saling berspekulasi, semuanya saling mencari tahu penyebab mayat itu ada, karena semasa mereka hidup dan merintis desa ini belum pernah ramai seperti sekarang, tidak ada satupun kejadian yang membuat geger seperti ini.Desa Muara Dam
last updateLast Updated : 2022-12-16
Read more

41-ORANG LAIN

Perjalanan menyusuri hutan yang tidak ada habisnya ternyata sangat melelahkan bagiku, aku yang tidak terbiasa berjalan kaki dengan jarak yang begitu jauh, seringkali meminta kepada Bu Cucu, Pak Dani dan Ucok untuk beristirahat sejenak.Wajahku kini tidak karuan, keringat karena medan di hutan ketika berjalan menyusuri jalanan yang masih berupa tanah merah dan berlumpur di tengah hutan membuatku benar-benar kecapean pada saat itu.Sudah hampir empat jam aku berjalan mengikuti Bu Cucu yang berada di paling depan, selama itu pula lah aku sudah beristirahat sebanyak lima kali berturut-turut, aku benar-benar sudah tidak sanggup lagi dengan berjalan kaki yang menguras tenaga ini.Rasa Lelah dan letih yang aku rasakan seperti ketika aku pertama kali menggarap lahan di kebun yang pemerintah berikan di hari pertama, kebun yang masih berupa semak-semak liar sebanyak dua hektar yang harus kita bersihkan berdua, dibantu dengan Ayu dengan keadaan terpaksa sehingga banyak mengeluh di sepanjang hari
last updateLast Updated : 2022-12-17
Read more

42-MENCARI TAHU

Suasana malam yang tertutup oleh kabut tebal yang menutupi pandangan para manusia yang berdiri disana terlihat dengan jelas.Suara-suara hewan malam yang saling bersahutan membuat siapapun yang berdiri di sana akan merasakan suatu ketakutan yang mendalam, suatu perasaan akan apa yang terjadi di depan matanya yang mungkin saja bisa mengakibatkan suatu tragedi yang tidak bisa terlupakan oleh dirinya sendiri.Bu Cucu, terlihat hanya berdiri di antara kabut tebal yang menutupi tubuhnya juga lingkungan yang ada di sekitarnya.Dia yang tahu bahwa ini bukanlah sebuah kenyataan, namun adalah gambaran dari suatu peristiwa yang nantinya mungkin bisa dijadikan suatu petunjuk, membuatnya dirinya hanya bisa terdiam. Melihat ke sekeliling dengan tatapannya yang tajam dan menakutkan.Dia tidak tahu apa yang akan terjadi disana. Namun dia kini melihat, sebuah gambaran dari Desa Muara Ujung yang sangat berbeda dari pandangannya.Rumah-rumah yang berjejer di sana seperti kosong dan tidak berpenghuni, b
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more

43-MASUK HUTAN

Ki Sakti dan Bu Cucu, adalah dua orang yang mempunyai kemampuan yang lebih, kemampuan yang tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya, yaitu kemampuan untuk merasakan, melihat bahkan untuk mengontrol makhluk yang ada di sekitar mereka.Mereka memiliki keilmuan itu bukan tanpa sebab, Bu Cucu mendapatkan kemampuan itu dari lahir, keturunan dari leluhurnya yang belajar tentang keilmuan tersebut, tidak ada yang tahu pasti, keilmuan apa yang Bu Cucu pelajari, namun hal itu bisa membantu manusia apabila mereka diganggu atau di teror oleh para makhluk yang ada di sekitar mereka.Berbeda dengan Ki Sakti, yang hampir setengah hidupnya diam di hutan yang luas ini, tubuhnya yang dipaksa untuk bertahan hidup di tengah hutan hujan yang lebat membuat dirinya belajar secara perlahan dari alam, melihat sisi yang berbeda tentang sesuatu yang hidup di alam sepanjang hidupnya.Bahkan, dia pun belajar hal-hal seperti ini dari makhluk yang tinggal di hutan, yang mempelajarinya keilmuan yang bisa dia gunakan
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more

44-SURAT YANG BASAH

Srak, srak, srak,Semak-semak belukar dari sebuah hutan hujan yang lebat membuatku kesulitan untuk bergerak, suara-suara dari dedaunan yang aku singkirkan, juga suara dari daun-daun kering yang aku injak di tanah membuat sebuah suara yang menggema di tengah-tengah hutan.Aku tidak tahu kenapa tubuhku bergerak seperti ini, bergerak mengikuti Satria dan Pak Ridwan yang mungkin saja itu hanya halusinasi semata karena rasa lelah dan pikiran yang menumpuk akibat kejadian-kejadian yang menimpaku pada saat ini.Namun, pikiranku seakan-akan ingin segera mengikuti mereka berdua yang berjalan terus menembus semak-semak hutan dan pepohonan yang menutupi hutan itu dengan lebatnya.“Minahhhhh, Minaaahhhh, pergi kemana kamu?”Terdengar sayup-sayup dari arah belakang, suara teriakan dari Pak Dani dan Ucok yang mencoba mengejarku yang berjalan masuk ke dalam hutan secara tiba-tiba.Mereka seperti sedang berusaha mengejarku dengan sekuat tenaga, menyingkirkan semak-semak belukar yang menghalangi jalan
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

45-EVAKUASI

Bu Cucu yang aku temui di dalam hutan tiba-tiba berubah, sama seperti Ayu yang pada waktu itu dirasuki oleh Satria dan membawanya keluar rumah. Matanya menyorot tajam ke arahku dengan rambutnya yang kini terurai secara perlahan dan menutupi setengah dari wajahnya. Tangannya terkepal dengan jelas, bahkan surat yang dia pegang di salah satu tangannya terlihat robek karena saking kuatnya dia mengepalkan tangannya. Ada sebuah aura yang berbeda ketika Bu Cucu yang tiba-tiba berdiri dan berkata bahwa aku harus menyerahkan Ayu kepadanya pada saat ini, Ayu yang dia katakan adalah awal mula dari kejadian-kejadian ini membuatku merasa takut. Dia memang bukanlah anak kandungku, dia hanyalah anak dari suamiku Satria yang meninggal di Desa Muara Ujung beberapa hari yang lalu. Namun, setelah melihat kejadian itu, aku benar-benar tidak tega lagi melihat Ayu kesakitan, menangis dengan rintihan yang sangat menyayat hati, bahkan ketika aku berdiskusi dengan Pak Ridwan, dengan Pak Dani dan Ucok tentan
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more

46-TIGA ORANG

“Bunda!”“Kenapa di ujung sana banyak orang yang berkumpul?”Ayu dengan mata polosnya bertanya kepadaku di depan rumah, dia berdiri bersamaku, melihat para warga yang berlarian ke depan desa untuk menjemput seseorang yang diantarkan oleh Pak Dani dan Bu Cucu bersama dengan para warga lainnya yang menjemputnya setelah aku pulang bersama Ucok di siang itu.“Kak Jeje sakit, jadi harus dibawa pulang oleh warga nak,” kataku sambil tersenyum ramah kepada Ayu pada saat itu.Aku bingung harus menjelaskan seperti apa kepada Ayu tentang Jeje yang kehilangan nyawanya dengan kondisi tubuh yang mengenaskan, aku benar-benar tidak tega mendengar lagi kata mayat, atau kata pembunuhan yang semuanya saling berkaitan dengan Satria.“Owh, kirain kak Jeje sudah meninggal Bunda, ternyata masih hidup ya,” kata Ayu sambil tersenyum kecil kepadaku.“Haaaahhh?”Aku tiba-tiba kaget, mendengar hal itu dari mulut Ayu yang polos itu, tatapannya seperti tidak mempunyai beban apapun ketika mengatakan itu kepadaku.‘
last updateLast Updated : 2022-12-22
Read more

47-SUJUD

[ 13 May 1996Satria, apa yang sebenarnya terjadi padamu?Apa yang sudah kamu lakukan semasa kamu hidup?Aku merindukanmu Satria, merindukan dirimu semasa hidup, bukan dirimu yang sekarang, yang meneror anakmu, bahkan meneror warga desa yang tidak tahu apa-apa tentang apa yang terjadi pada dirimu.Kamu yang sudah membantuku menemukan kegirangan di dalam hidupku, dan kemudian kamu harus menanggung semua kenyamanan yang aku inginkan.Kamu menemaniku untuk tumbuh lebih ceria dengan semua yang aku lakukan di dalam hidupku pada saat itu.Kamu juga telah membiarkan aku mencintai dirinya, anakmu Ayu. Yang kini sudah aku anggap sebagai anakku sendiri, anak yang harus aku jaga di tempat yang asing ini.Bahkan, Ayu yang ingin kamu ambil atas sesuatu yang aku sendiri pun tidak tahu, aku harus menjaganya agar hal itu terjadi.Meskipun, kini ada dua orang yang sudah menjadi korban atas apa yang sudah kamu lakukan, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan masa lalumu.Sekarang, ketika kamu hil
last updateLast Updated : 2022-12-23
Read more

48-BERDIRI

Brrrrrr!“Dingin banget sih malam ini!”Supri yang menjauh dari rumah Jeje dan Bu Maesaroh kini berjalan di semak-semak, pemandangan yang gelap sejauh mata memandang terlihat oleh kedua matanya pada saat itu.Hanya lampu-lampu lima watt yang menyala redup di depan rumah-rumah yang berjejer, tidak serta merta membuat lingkungan di sekitarnya terang benderang, cahaya lampu yang tidak begitu terang hanya bisa membuat terang sebagian kecil saja di sekitar rumah-rumah mereka.Supri sengaja membuang air kecil di semak-semak dekat kebun Bu Maesaroh yang kini dipenuhi oleh tanaman palawija. Meskipun di dalam rumahnya terdapat kamar mandi, tapi dia seakan-akan takut apabila harus melewati mayat Jeje yang terbujur kaku di dalam rumah pada malam itu.Dari kejauhan, Supri beberapa kali menoleh ke arah Tono dan Adi, yang dengan santainya merokok dan makan cemilan yang sudah disiapkan oleh Pak Dani di depan rumah sambil mengobrol banyak hal disana.Namun, karena semak-semak yang dia tuju adalah sem
last updateLast Updated : 2022-12-24
Read more

49-HILANG

Sorot lampu lima watt yang memperlihatkan dengan jelas salah satu tangan Supri yang berlumuran darah kental dengan bau busuk yang menyengat, membuat dirinya merasa ketakutan.Kondisi yang gelap gulita ketika dia membuang air kecil di semak-semak membuatnya tidak menyadari bahwa rasa basah dari dedaunan yang dia anggap air adalah darah yang kini menempel di tangan, wajah bahkan celananya.Supri benar-benar panik, tubuhnya sempat terhenti sesaat ketika Tono dan Adi berteriak dengan kencang ke arahnya pada saat itu.Apalagi,Posisi dia berdiri saat ini, hanyalah beberapa meter dari pintu rumah Jeje yang terbuka dengan sangat jelas. Sehingga, semua teriakan dari Tono dan Adi tak dia hiraukan sesaat.Karena, tepat di salah satu sudut matanya, dia melihat dengan jelas sesuatu yang berdiri dan menatapnya dengan tatapan yang sangat menakutkan.Sosok yang dibalut dengan kain kafan, dengan wajahnya yang pucat dengan leher yang sedikit menekuk ke arah kiri akibat benturan keras dari atas pohon p
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status