All Chapters of Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan: Chapter 81 - Chapter 90

137 Chapters

Bab 81

"Ah, Ibu-Ibu ini bisa saja. Aku tidak merasa berubah kok, Bu. Aku tetap menjadi Mira yang dulu. Mungkin, kalau penampilanku iya ada yang berbeda. Aku tidak dekil dan kumal seperti dulu lagi, sebab aku mengikuti perkembangan zaman. Apalagi aku sekarang menjadi penjual pakaian, jadi aku tau style aku itu seperti apa?" Aku membenarkan, kalau penampilanku memang berubah, tetapi tidak dengan sifat dan kepribadianku.Aku tetap merendah di hadapan mereka, supaya mereka tahu, kalau aku tetaplah seorang Mira yang dulu."Penampilanmu memang modis, Mira. Namun, tidak merubah sifat dan sikap kamu. Kamu ini memang benar-benar baik, Mira. Kami kagum padamu," ucap Bu Eti."Alah, Ibu-ibu bilang begitu karena belum merasakan, bagaimana jika suaminya direbut pelakor. Coba kalau sudah, pasti tidak akan berkata seperti itu. Terserah saja sih, jika kalian mau percaya atau tidak kepadaku, yang penting aku sudah mengingatkan kalian Semua." Susi keki, ketika mendengar Ibu-ibu memujiku, serta malah membel
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more

Bab 82

"Apa kamu, Sekar teman sekolahku ya?" tanyaku "Iya, Mira, aku ini Sekar. Aku teman sekolahmu dari mulai SD sampai SMA," sahutnya.Ternyata benar dugaanku, jika dia ini adalah Sekar temanku. Aku sangat kaget mendengar pengakuannya, kalau ternyata dia itu benar Sekar sahabatku. Aku kaget dan tidak percaya, sebab penampilan dia berubah drastis begini. Tapi aku juga penasaran dengan alasannya, kenapa dia bisa berubah sangat drastis seperti ini? Padahal yang dulu aku tahu, kalau ia itu selalu menjaga penampilannya."Ya ampun sekar, maafkan aku karena tidak dapat langsung mengenalimu. Maklum ya, aku jarang pulang. Kita terakhir ketemu juga pas ade aku menikah, sedangkan waktu itu kamu belum menikah. Betul tidak," tanyaku.Aku meminta maaf karena tidak dapat langsung mengenali sahabat semasa sekolahku ini."Iya, Mira, nggak apa-apa kok. Aku maklum jika kamu nggak mengenaliku, sebab penampilanku memang seperti nenek-nenek sekarang. Sedangkan penampilan kamu, malah semakin cantik saja," ujarn
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more

Bab 83

"Jadi begini, Mira, kalau memang kamu mau tau keadaan rumah tanggaku. Suami aku poligami, Mira. Ia menikah dengan janda kampung sebelah. Tadi aku datang ke sana mau meminta nafkah, soalnya semenjak dia menikah lagi, dia nggak pernah tinggal bareng sama aku. Dia terus berada di rumah istri barunya dan jarang menafkahiku, jika tidak aku minta. Dia seakan tidak peduli, jika anak istrinya yang disini mau makan apa? Terkadang, kalaupun aku datang ke rumah perempuan itu untuk meminta nafkah. Aku tidak mendapatkan jatah sama sekali, seperti hari ini aku tidak mendapat nafkah dari suamiku. Beruntung sekali aku bertemu kamu, Mira. Allah memang selalu memberi jalan, kepada setiap hambanya yang mau berusaha," tutur Sekar panjang lebar.Aku merasa kaget, saat mendengar penuturan Sekar. Sekar menceritakan semua kepiluannya dengan wajah sendu, menandakan begitu berat luka hati yang di deritanya. Aku merasa kaget saat mendengar berita ini, sebab yang aku tahu dari orang tuaku, Sekar dan suaminya d
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more

Bab 84

"Iya, Mira, terima kasih ya," sahut Sekar"Sama-sama," kataku. Aku pun segera keluar dari rumah Sekar, kemudian berjalan menuju motorku. Aku diekori oleh Sekar, yang mengantarku sampai depan rumahnya. Setelah itu aku pun segera melajukan motorku, dengan kecepatan sedang, meninggalkan kediaman Sekar. Aku melakukan motor milik Bapak, menuju rumah orang tuaku. Kebetulan perjalanan dari rumah Sekar kerumahku tidak begitu jauh, hanya memakan waktu sepuluh menit, ketika menggunakan sepeda motor. Pada saat motorku melewati warung Susi, ada seorang Ibu yang memanggilku. Aku pun berhenti dan ternyata itu adalah Bu Nunung. Bu Nunung terkenal dengan mulutnya yang sadis jika berbicara. Selain itu, dia juga terkenal sebagai tukang nyinyir. Sebenarnya aku malas untuk meladeninya, tetapi jika aku tidak berhenti, nanti malah bisa dianggap sebagai orang yang sombong. Memang jadi serba salah, kalau menghadapi orang yang seperti ini."Mira, tunggu!" perintah Bu Nunung lagi."Iya, Bu Nunung, ada apa
last updateLast Updated : 2023-01-22
Read more

Bab 85

"Ibu sudah makan disuapi sama Bapakmu, Nak. Alhamdulillah, mulut Ibu sekarang sudah mulai merasakan sedikit enak makan. Makanya, Ibu sedang ngemil agar-agar buatanmu," sahut Ibuku."Alhamdulillah, kalau begitu. Terus sekarang Ibu sudah minum obat?"tanya lagi.Aku merasa bersyukur, sebab sekarang Ibuku sudah mulai makan banyak lagi, serta mau ngemil apapun yang aku buat dan aku sajikan. Semoga saja Ibu segera pulih seperti sedia kala, kalau bisa lebih fit dari sebelumnya."Sudah, Nak, tadi Ibu sudah makan obat, sekalian sama Bapak diberikannya." Ibu memberitahuku lagi."Oh syukurlah, kalau memang Ibu sudah makan siang sama minum obat. Terus sekarang Bapaknya kemana, Bu?" tanyaku, menanyakan keberadaan Bapak sama Ibu.Aku merasa senang mendengarnya, saat Ibu Bapak saling membantu dikala lagi sakit. Mereka berdua adalah panutan buatku, sebab selama aku tunggal dan dibesarkan oleh mereka. Aku belum pernah mendengar dan melihat, kalau ada pertengkaran yang berarti di antara mereka. Justru m
last updateLast Updated : 2023-01-22
Read more

Bab 86

"Iya, Bu Irma, menurut ceritanya Susi. Kalau Mira ini menggoda suaminya Ferdi, sampai-sampai dia minta belanjaannya digratiskan." Bu Nunung menyahut pertanyaan Ibuku, yang terlihat kaget saat mendengarnya.Rupanya Susi, masih saja mempengaruhi semua orang untuk menganggap, kalau aku ini seorang pelakor, yang akan merebut suaminya dari tangannya. Rupanya Susi ini mesti diberi peringatan yang keras, supaya mulutnya bisa terkontrol. Aku bukan dirinya, yang menyerobot milik orang lain demi kepuasan batinnya. Tidak sadar apa ya, kalau selama ini justru dialah yang menjadi pelakor? Dasar, Susi,pelakor kok teriak pelakor!"Terus, Bu Nunung datang ke sini cuma mau berkata seperti ini saja! Nggak ada keperluan lain?" tanyaku."Iya, saya hanya meminta penjelasan sama kamu, Mira. Kenapa kamu kok tega sekali, berbuat seperti ini sama temanmu sendiri? Bukankah kamu juga sudah mempunyai suami? Kenapa mesti menggoda suami orang?" tanya Bu Nunung, ia berkata panjang lebar menyalahkanku."Ibu mendengar
last updateLast Updated : 2023-01-22
Read more

Bab 87

"Lagian ya, aku juga heran sama Bu Nunung. Kok mau-maunya, Ibu mengurusi urusan yang nggak ada manfaatnya, yang unfaedah begini. Apa sebenarnya Ibu di persen sama Susi, buat mengurusi masalah begini?" Aku bertanya sambil, sedikit menyinggung Bu Nunung."Nggak kok, aku nggak dibayar oleh Susu. Tapi karena aku nggak suka, kalau mendengar ada orang, yang mengganggu kenyamanan rumah tangga orang lain." Bu Nunung menjawab sudah seperti menjadi seorang pahlawan saja."Iya, tapi Ibu Nunung sudah salah membela. Karena bukan Susi yang teraniaya, tapi anakku," terang Ibu, yang juga menyambung ucapanku.Bu Nunung sepertinya malu kepada kami karena mungkin ia merasa telah salah membela. Ia pun terdiam dan malah terus saja menunduk, tanpa berkata sepatah kata pun lagi."Ya sudah Bu Nunung, yang sudah biarlah berlalu, tetapi mulai saat ini dan kedepannya. Ibu harus lebih bijak dalam bertindak, jangan cuma mendengarkan perkataan, hanya dari satu orang saja, terapi harus dari dua belah pihak biar I
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more

Bab 88

"Ya sudah, kalau kamu memaksa," ucap Sekar, sambil naik ke atas motorku.Setelah Sekar naik ke atas motor yang aku kendarai, aku segera melajukan motor tersebut ke arah rumahku. Semua orang yang aku temui baik di jalan maupun di pinggir jalan, melihat ke arah kami sambil saling berbisik. Ada yang menegurku ada juga yang hanya tersenyum. Setelah sampai di depan rumah, aku pun segera mematikan mesin motorku, kemudian Sekar bersama anaknya turun. Kemudian akupun mengajaknya masuk."Sekar, ayo masuk," ajakku."Iya, Mir," sahutnya.Aku pun membuka pintu sambil mengucapkan salam, Ibu pun menjawab salamku dan ternyata, Ibu sedang bersantai di ruang televisi bersama Bapak. Saat ini kebetulan hari jumat, jadi Bapak tidak pergi ke sawah atau ke kebun. Karena Bapak biasa libur kerja, kalau hari jumat dan waktunya untuk istirahat dan juga beribadah."Bu, Pak, bagaimana kabarnya sehat?" Sekar bertanya, sambil mencium tangan kedua orang tuaku dengan takzim."Alhamdulillah, Nak. Bagaimana kabarmu?"
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more

Bab 89

"Aku mau banget, Mira. Biar pakaianku yang sudah tidak layak pakai aku akan membuangnya, aku akan berganti memakai pakaian yang kamu kasih. Bahkan pakaian yang masih bagus-bagus ini, aku akan pakai untuk pergi ke acara tertentu saja. Karena sayang, kalau buat dipakai sehari-hari," sahut Sekar.Ia pun menjawab pertanyaanku, Sekar merasa senang sekali, saat aku bilang akan memberikan pakaian yang lainnya. Betapa teriris hati ini, saat mendengarkan apa yang dia ucapkan yang bilang, kalau pakaian yang aku berikan tadi, yang cuma dipakai beberapa kali, akan ia pakai untuk pergi. Sedangkan, pakaian yang sekarang aku sedang pilihkan lagi buat dia, akan dia pakai untuk sehari-hari. Ternyata kehidupan Sekar sahabatku begitu menyedihkan. Aku pun bertekad dalam hati, kalau aku akan membantu Sekar. Aku sebisa mungkin akan membantu merubah penampilannya, supaya ia terlihat lebih baik dari sekarang, bahkan lebih cantik dari ketika gadis. Biar suaminya yang kini menyia-nyiakannya, merasa menyesal t
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more

Bab 90

"Iya, Mira, tapi aku mau pamit dulu sama Ibu dan Bapakmu. Setelah itu baru deh kita berangkat," sahut Sekar."Iya silahkan," kataku mempersilahkan.Setelah Sekar berpamitan kepada Ibu Bapakku, aku pun membonceng dia menuju rumahnya. Setelah menyimpan semua barang bawaan kerumah Sekar, aku pun kembali memboncengnya menuju pasar."Sekar, sini deh. Kamu biasa memakai make up apa?" tanyaku, saat sedang berada di toko khusus kosmetik."Aku dulu biasa memakai produk viva, Mira. Memangnya kenapa, Mira, kok kamu bertanya tentang make up aku segala?" tanya Sekar.Aku tidak menjawabnya, tetapi aku langsung meminta pelayan toko untuk mengambilkan kosmetik produk viva tersebut."Mbak ini satu setnya berapa?" tanyaku."Ini satu set produk viva paket satu, seharga empat ratus ribu rupiah. Sedangkan yang ini paket duanya, harganya dua ratus ribu rupiah. Mbak mau pilih yang mana?" tanya si pelayan."Sekar, ayo kamu pilih, mauboaket yang mana? Mau paket satu, atau mau yang paket dua," tanyaku.Aku be
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status