"Dek, sudah ya. Kamu jangan menangis terus, nanti yang ada Marninya juga ikut sedih," bujuk Mas Romi."Iya, Mas, aku hanya tidak menyangka, jika Marni akan seperti ini," sahutku.Namun, siapa sangka, setelah aku berbisik di telinganya, ada respon dari Marni. Dari susut matanya menetes air mata, kemudian jari tangannya pun bergerak. Aku pun segera melaporkan semuanya kepada Dokter, kemudian Pak Dokter pun kembali memeriksa Marni. Atas izin Allah, Marni dapat membuka matanya, kemudian dia berkata dengan suara parau serta putus-putus. Aku pun mendengarkan selayang diucapkannya dengan begitu seksama."Mbak Mi-ra, aku min-ta ma-af, ya Mbak! Aku ba-nyak do-sa sa-ma Mbak," ucap Marni.Ia meminta maaf kepadaku, atas kesalahan yang pernah dia lakukan."Iya, Marni. Mbak sudah memaafkan kamu kok. Kamu jangan terlalu banyak bicara dulu ya, sebab kondisi kamu belum stabil," tegurku."Aku ng-gak kuat, Mbak. Aku ca-pe, aku mau pu-lang," sahutnya."Marni, sudah ya jangan bicara dulu. Kamu istirahat
Last Updated : 2023-01-16 Read more