Home / Romansa / Dendam Anak Tiri / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Dendam Anak Tiri: Chapter 231 - Chapter 240

325 Chapters

Alena & Andrio: Bab 38

Acara pernikahan yang di tambah dengan resepsi sederhana di masjid itu akhirnya selesai pukul tujuh malam. Setelahnya, seluruh kerabat dan keluarga inti pulang ke rumah masing-masing. Dan Anjani, sejak itu tinggal di rumah megah milik Alena dan Andrio, tentu saja. Keluarga Anjani yang datang dari kampung--ibu Anjani dan Rara, adik tengahnya--ikut menginap di rumah itu sebelum besok kembali ke kampung halaman. Rumah megah yang dulunya sepi itu ramai seketika. Barang-barang keluarga Anjani dibawa oleh beberapa petugas yang Andrio sewa. Mereka datang langsung dari Cikidang ke masjid, tempat acara itu dilaksanakan. Sejak turun dari mobil, ibu Anjani dan adiknya tak berhenti kagum dengan rumah megah itu. Bahkan ketika Alena mengajaknya masuk, kekaguman mereka bertambah. "Impen naon nya Bu urang tiasa lebet ka imah sebagus ieu," (Mimpi apa ya Bu kita bisa masuk ke rumah sebagus ini), bisik Rara pada ibunya dengan bahasa Sunda yang kental ketika orang-orang tak memperhatikan mereka. "He
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

Alena & Andio: Bab 39

Anjani mendapati Andrio berjalan menuju ruang tengah. Tentu masih mengenakan jas hitam. Perempuan itu dengan perasaan sungkan mendekati pria yang telah menjadi suaminya itu. "Mas," panggilnya memberanikan diri. Andrio mengernyit, sedikit heran mendengar Anjani memanggilnya demikian. Ya, memang sudah sepantasnya Anjani memanggilnya begitu karena mereka sudah menikah, hanya saja Andrio tak menyangka Anjani punya inisiatif seperti itu. "Kamu panggil saya, Mas?" Andrio bertanya retoris. "Iya, Mbak Alena yang suruh." "Oh." Andrio pun langsung paham. Bahkan bahasa panggilan Anjani ke Alena pun sudah berubah. Itu semua pasti Alena yang minta. "Permisi, Tuan, Nyonya ..." Panggilan itu menyadarkan keduanya yang masih diliputi kecanggungan. Rupanya Bi Juminten yang mendatangi mereka. "Iya, ada apa Bi Jum?" tanya Andrio. "Sesuai perintah Bu Alena, kamar khusus untuk Tuan dan Nyonya sudah disiapkan. Pakaian ganti buat Nyonya juga," beritahu Bi Juminten. "Oh iya iya." Andrio mengangguk-a
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

Alena & Andrio: Bab 40

"Anjani, salaki anjeun ieu jalmi jegud. Tingal imahna sagede ieu. Kamar na oge sebagus ieu." (Anjani, suamimu ini orang kaya lho. Lihat rumahnya sebesar ini. Kamarnya juga sebagus ini). Bu Dedeh mengedar pandang ke ruangan kamar tersebut. Yang beliau tak tahu adalah rumah itu dibeli hasil dari jerih payah Andrio bersama Alena waktu masih menjabat sebagai CEO. "Iya terus kenapa, Bu?" "Niat mimiti anjeun nikah sami Andrio ngan kanggo kaasih anjeunna turunan 'pan?" (Niat awal kamu menikah sama Andrio cuman buat kasih dia keturunan 'kan?) Anjani mengangguk. "Cobi anjeun ngamanah-ngamanah deui. Naon anjeun nggak pengin gaduh salaki jegud? Anjeun nggak peryogi cape-cape damel deui. cicing di imah semewah ieu saban dinten. Anjeun oge nggak peryogi cape-cape beberes imah margi atos aya asisten laki-rabi." (Coba kamu pikir-pikir lagi. Apa kamu nggak pengin punya suami kaya? Kamu nggak perlu capek-capek kerja lagi. Tinggal di rumah semewah ini setiap hari. Kamu juga nggak perlu capek-capek
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

Alena & Andrio: Bab 41

Alena duduk menatap kaca rias di kamarnya. Memperhatikan pantulan wajahnya yang sudah polos tanpa make-up. Pikirannya menerawang atas apa yang sudah terjadi belakangan ini. "Malam ini malam pertama Mas Andrio dengan Anjani. Mas Andrio pasti tidur dengan Anjani ...." Lalu mereka melakukan hal yang Alena tak sanggup membayangkannya. Mata Alena terasa memanas seiring dengan pandangannya yang memburam. "Ya Allah beginikah rasanya dimadu. Meski aku sudah mengizinkan dan berusaha menerima. Kenapa rasanya tetap sakit?" Dada Alena tiba-tiba sesak. Lalu bulir bening meleleh di pipi tanpa bisa dicegah. Suara derit engsel pintu kamar terdengar seketika mengejutkan Alena hingga bahunya tersentak. Refleks Alena mengusap pipinya yang basah. Dia berusaha menetralkan wajahnya. Namun, tetap tak mengalihkan pandangannya dari pantulan wajahnya di kaca. Melalui sudut matanya, Alena bisa melihat sosok laki-laki sedang berjalan ke arahnya. Pria itu Andrio. Lalu tanpa di duga, Andrio ikut bercermin, di
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

Alena & Andrio: Bab 42

"Lakukan ini hanya supaya kamu bisa punya anak, Mas. Lebih cepat lebih baik supaya pengorbanan aku nggak sia-sia." Kata-kata Alena terngiang kembali di pikiran Andrio. Semua yang Alena katakan sangat benar. Tujuannya menikahi Anjani sedari awal hanya supaya dia bisa memiliki keturunan. Jadi dia tak boleh sia-siakan momen ini dan membuat Alena menderita makin lama. Namun, apa dia bisa melakukannya? Meski hatinya ragu, Andrio terus melangkah menuju kamar Anjani. Pria itu sudah berganti pakaian, mengenakan pakaian tidur yang dia ganti di kamar Alena. Saat langkahnya tiba di depan kamar Anjani, dia mengetuk pintu kamar itu dengan hati-hati "Anjani," panggilnya. Tak lama kemudian pintu di buka dan menampakkan sosok Anjani. "Iya, Mas Andrio?" "Aku mau masuk," ucap Andrio lagi. Anjani pun langsung membuka pintu itu lebih lebar. Andrio berjalan masuk melewatinya membuat jantung Anjani berdebar kencang. "Kamu belum tidur?" tanya Andrio ketika Anjani menutup pintu kembali dan menguncin
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

Alena & Andrio : Bab 43

Keesokan paginya ketika bersiap-siap ke rumah sakit seperti biasa, Andrio meminta Alena yang melayaninya. Pagi-pagi sekali pria itu masuk ke kamar Alena dan untungnya Alena sudah bangun lebih dulu. Andrio hanya minta cuti dua hari saja. Karenanya di hari pertama pernikahannya dengan Anjani, dia sudah kembali bekerja. Dan seperti biasa, Alena menyiapkan kemeja kerjanya, juga mengenakan dasi di kerah kemeja Andrio. Dan saat ini mereka berdiri saling berhadap-hadapan. Ketika Alena hendak menarik tangannya dari leher Andrio, pria itu malah menahan tangannya, mengarahkan telapak tangan Alena ke dadanya. Alena mengernyit. "Apa, sih, Mas?" "Coba kamu rasain detak jantung aku, terasa nggak?" Alena membiarkan telapak tangannya menempel di dada kanan Andrio, lantas mengangguk-angguk. "Aku deg-degan di dekat kamu." Andrio tersenyum. Alena langsung melepas tangannya dari dada Andrio. "Apa, sih, kamu kayak orang baru jatuh cinta aja." "Iya, aku emang lagi jatuh cinta sama kamu. Setiap hari
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

Alena & Andrio: Bab 44

Waktu sarapan yang mereka lewati dengan canda tawa itu berakhir. Ketika Andrio siap-siap berangkat kerja, Alena dengan sigap mengantar suaminya sampai depan rumah. Dia takut keduluan Anjani. Sesampainya di teras, Andrio sempat mencium kening Alena yang langsung tersenyum. "Aku pergi dulu, ya." "Hati-hati di jalan, ya, Mas," pesan Alena. "Iya, Sayang." Lagi-lagi Alena menahan senyum. Jawaban Andrio tak dia duga. Andrio memanggilnya sayang di depan Anjani. Dan itu menunjukkan bahwa Andrio memang lebih menyayanginya ketimbang Anjani. Entahlah, rasanya dia cemburu dengan wanita yang berdiri di sampingnya kini. Dia tak ingin Anjani merebut perhatian Andrio darinya. Mobil Andrio melaju meninggalkan halaman yang sempit itu. Andrio sempat menghidupkan klakson singkat. Bersamaan dengan Anjani yang berdada ria. Selepas kepergian mobil itu, Alena memanggil Bi Jum untuk menutup pintu pagar. "Anjani saya mau ngomong sama kamu," ucap Alena sebelum masuk ke rumah. Anjani pun mengiringinya. Ke
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

Alena & Andrio: Bab 45

Hari-hari terus berlalu. Keluarga Anjani--Bu Dedeh dan Rara--sudah balik ke kampung mereka, Desa Cikidang. Sejak kehadiran Anjani dan Bi Jum, suasana rumah megah itu terasa sedikit ramai. Rutinitas Alena pun berubah. Dia tak lagi memasak dan beberes rumah karena sudah ada asisten rumah tangga yang menggantikan perannya. Membuat Alena jadi lebih berantai-santai layaknya Nyonya seutuhnya. Anjani pun mulai kembali bekerja sebagai sekretaris setelah cukup lama dia cuti pasca pernikahannya. Tanpa terasa hampir tiga minggu usia pernikahan Andrio dan Anjani. Dan selama itu keduanya masih sungkan. Meski Andrio tak kunjung menyentuhnya, Anjani tak lelah memberi perhatian pada Andrio, tentu tanpa sepengetahuan Alena. Anjani cenderung memberi perhatian ke Andrio saat mereka sedang berdua saja. Tak hanya itu, Anjani juga berusaha agar Andrio bernafsu menyentuhnya. Wanita itu mengenakan pakaian seksi ketika Andrio tidur dengannya--meski Andrio hanya berbaring di sampingnya atau di lantai kamar
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Alena & Andrio: Bab 46

"Maaf, Nyonya. Bukannya saya lancang atau ikut campur," ucap Bi Jum di tengah-tengah percakapannya dan Alena yang baru saja membicarakan tentang alasan Alena menyuruh Andrio menikahi Anjani. Alena yang sedang mencuci piring di kitchen sink menoleh ke Bi Jum yang sedang mengaduk nasi gorengnya di wajan. "Kenapa, Bi?" "Tadi malam saya liat Tuan Andrio masuk ke kamar Nyonya Anjani dan nggak keluar-keluar lagi." "Iya, Bi. Memang saya yang suruh Mas Andrio tidur sama Anjani," jawab Alena tenang sambil meneruskan pekerjaannya. "Nyonya ndak pa-pa kalau suaminya ... maaf sama Nyonya Anjani?" Alena terdiam. Dia mengerti maksud Bi Jum. Mungkin Bi Jum berpikir kalau Alena sakit hati mengetahui jika Andrio tidur dengan madunya. Meski tidur dengan Anjani, Alena masih yakin kalau Andrio biasanya suka tidur terpisah di lantai kamar. Dan Bi Jum tentu tak tahu itu. Alena sudah biasa bercerita pada pembantunya itu tentang apa pun. Termasuk dia yang menyuruh Andrio menikah lagi karena dirinya tak
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Alena & Andrio: Bab 47

Sejak hari itu tanpa bertanya pun Alena tahu, Andrio dan Anjani sudah melakukan kewajiban mereka sebagai suami dan istri. Andrio pun jadi lebih sering tidur dengan Anjani. Kadang Alena sakit hati dan sedih, tapi dia lebih mengerti ini risiko yang harus dia terima. Hari itu libur, Andrio pun tidak ke mana-mana. Dia memilih nge-gym di rumah--di ruang olahraganya. Alena menyiapkan camilan dan minuman untuk diantarkan ke ruang olahraga suaminya. Dengan senang hati dia membawa nampan berisi makanan dan minuman leci dingin itu. Sekalian dia mau melihat suaminya nge-gym. Namun, tiba di ambang pintu ruang olahraga, langkah Alena terhenti seiring dengan senyumnya yang memudar. Ternyata dia sudah keduluan. Dia melihat Andrio dan Anjani sedang duduk di kursi yang ada di ruangan itu. Mereka tampak mengobrol sambil tertawa-tawa. Di atas meja dekat kursi itu juga terdapat sepiring kue dan dua botol minuman dingin. Anjani sudah menyiapkan semuanya lebih dulu. Anjani memakai pakaian ketat dan ce
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
33
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status