Home / Romansa / Dendam Anak Tiri / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Dendam Anak Tiri: Chapter 241 - Chapter 250

325 Chapters

Alena & Andrio: Bab 48

Tak mau terus-terusan bersedih di rumah, Alena memutuskan keluar jalan-jalan untuk menenangkan pikiran. Dia mengendarai mobil sendiri. Di tengah perjalanan dia baru mengirim pesan pada suaminya. To Mas Andrio: Mas, aku keluar, ya. Jengukin makam Ibu dan Mbah Nani. Sekarang aku udh di jalan. Alena yakin, suaminya tak akan mempermasalahkan dirinya yang keluar lebih dulu baru memberitahu. Yang penting pria itu sudah tahu dia ke mana. Alena menghentikan mobilnya di depan sebuah TPU. Lalu turun dari mobil. Sebelum dia ke makam, dia singgah ke tempat penjualan bunga yang tak jauh dari makam tersebut. Setelah membeli bunga kertas yang dia bawa dalam keranjang di tangannya, Alena menyusuri tanah kuning yang mana kiri kanannya berjejer batu nisan berkeramik. Angin sepoi-sepoi dari pepohonan lebat di sekitarnya terasa berhembus menerpa wajah dan menerbangkan anak rambutnya. Lantas perempuan itu berhenti di depan makam yang bertuliskan nama Leyla Prameswari. Sejak menikah dia belum pernah me
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Alena & Andrio: Bab 49

Andrio berdiri menghadap balkon lantai dua, menatap pemandangan perumahan komplek dari ketinggian. Atap-atap rumah orang yang tidak bertingkat terlihat dari sini. Angin sepoi-sepoi berhembus terasa menyejukkan wajah. Pria itu sedang memikirkan seseorang. Tak lain adalah istrinya, Alena, yang pergi mendadak. Sesekali dia merogoh ponselnya dalam saku, mengecek balasan pesan dari Alena, tapi ternyata pesannya belum dibaca. "Katanya ke makam. Kok lama banget, sih?" gumamnya sambil kembali memasukkan ponselnya ke saku. "Ini udah sore lho, ngapain ke makam sore-sore." Andrio gusar. Perasaannya tak nyaman. Sementara itu di ruangan lain, Anjani sibuk berkhayal. Perempuan itu mengelilingi lantai dua rumah itu. "Hmm coba Mbak Alena sering-sering aja nggak ada di rumah kayak gini. Aku jadi bebas berduaan sama Mas Andrio." Wanita itu tersenyum geli. "Gini kali, ya, rasanya seandainya aku satu-satunya istri Mas Andrio sekaligus satu-satunya Nyonya di rumah ini. Pasti akan sangat menyenangkan .
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more

Alena & Andrio: Bab 50

Mobil yang Alena kendarai akhirnya tiba di depan pagar tinggi itu. Kebetulan ada Bi Juminten yang sedang menyapu-nyapu teras. Daun kering yang tersasar dari pohon tetangga sebelah di teras rumah itu membuat Bi Jum menyapu lagi. Bi Jum yang mendengar suara mesin mobil Alena langsung membukakan pagar. Mobil Alena pun langsung masuk menuju garasi. Begitu turun dari mobil, Alena langsung menyuruh Bi Jum untuk mengangkat barang-barang belanjaannya dari mobil. "Pantas Nyonya pulangnya sore. Belanjaannya banyak gini," respons Bi Jum ketika melihat kantong-kantong besar dan tootbag-tootbag belanjaan di bagasi yang terbuka. "Pasti Nyonya repot. Kenapa ndak ajak Tuan tadi buat temenin?" Alena tertawa. "Aku lama karena ke makam ibu dulu tadi, Bi. Aku juga nggak mau gangguin Mas Andrio." "Oala Nyonya ke makamnya Ibu?" "Iya, Bi. Boleh di bawa barang-barangnya." Alena menunjuk bagasi itu dengan kunci mobil. "Itu nggak cuma barang dapur. Ada juga perlengkapan pribadi aku. Oh iya aku juga beliin
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more

Alena & Andrio: Bab 51

Alena masuk ke kamarnya dengan linangan air mata dan sakit hati yang luar biasa. Wanita itu menutup dan mengunci pintu. Lantas terduduk di balik pintu, meratapi kesedihannya. Hal yang sering dia lakukan ketika bertengkar dengan suaminya seperti ini. Amarah yang selama ini dia pendam akhirnya keluar juga. Dan yang tak dia sangka, ketika dia memilih meluapkan amarah dan kekesalannya itu, sikap suaminya malah membuatnya makin sedih. Bayang-bayang awal pernikahan mereka kembali melintas di kepala. Di awal pernikahan mereka begitu bahagia sampai akhirnya dirinya dinyatakan mandul dan dia merelakan Andrio menikah lagi. Banyak hal yang sudah dia korbankan. Mulai dari berhenti kerja dan mengabdi menjadi ibu rumah tangga sampai merelakan suaminya menikah lagi. Dan itu semua hanya agar Andrio punya anak. Perjuangannya sudah sejauh ini dan dia tak ingin perjuangannya sia-sia. "Ya Allah aku nggak yakin apa aku bisa terus bertahan, tapi aku akan berusaha." Alena terus menangis seorang diri. *
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more

Alena & Andrio: Bab 52

Alena nyaris tertidur dalam keadaan duduk ketika dia mendengar sayup-sayup suara memanggilnya. Dan ketika dia membuka mata, dia menyadari di mana posisinya kini dan suara itu terdengar makin jelas. Dia sedang bersandar di balik pintu. "Nyonya Alena ndak pa-pa 'kan?" Alena pun langsung berdiri. Dia membuka pintu. Tampak Bi Jum berdiri di depan pintu. "Nyonya ndak pa-pa?" tanya Bi Jum lagi. "Bibi." Alena tersenyum. "Aku tadi ketiduran, Bi. Aku nggak pa-pa, kok." "Dari tadi Nyonya ngurung diri di kamar udah cukup lama. Saya takut Nyonya pingsan di dalam." "Nggak kok, Bi." Alena memaksakan senyum. Namun, terlihat jelas wajahnya masih diliputi kesedihan. "Kalau hati Nyonya bagaimana? Baik-baik saja?" tanya Bi Jum lagi. Alena terdiam. "Oh, iya, Nyonya. Baju-baju Nyonya yang baru dibeli mau taruh di mana?" Bi Jum baru teringat tujuannya memanggil Alena. Alena menepuk jidat. "Aku hampir lupa, Bi. Kalau tadi aku ada belanja, ya." "Iya, Nyonya." "Bawa ke kamar saya aja, Bi. Tapi Bi
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more

Alena & Andrio: Bab 53

Di dalam kamar, Anjani membanting peralatan make-upnya dari atas meja rias hingga botol-botol itu bertabur di lantai dan menimbulkan suara berisik. Dia sakit hati atas perlakuan Alena padanya. Dia menatap dirinya di cermin sembari memegangi pipinya yang memerah. "Berani-beraninya dia tampar aku! Liat saja Mbak, aku akan buat kamu nggak berkuasa melakukan apa pun lagi!" *** Baru saja tadi kekesalan dan kesedihan Alena mereda. Kini dia kembali menangis. Kali ini perasaannya dua kali lebih sakit dan pedih dari sebelumnya. "Mas Andrio sendiri juga mengakui dia sudah mencintai saya, Mbak. Kami saling mencintai ...." Kata-kata itu terus terngiang serasa menusuk jantungnya. Alena menangis terisak di tempat duduknya sambil memeluk lutut. "Ya Allah kenapa jadi begini?" Seandainya dia tahu akhir dari keputusannya seperti ini, dia tak akan meminta Andrio menikah lagi. Setelah puas memarahi Anjani habis-habisan, Alena mengusir perempuan itu dari hadapannya. Dan sepeninggal Anjani, tangisn
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more

Alena & Andrio: Bab 54

Berhari-hari sejak kejadian itu berlalu. Seringkali Alena merenung sendiri, memikirkan permintaan suaminya juga kata-kata suaminya. Kadang kala dia juga merasa bersalah. Dia menyadari dari awal meminta Andrio menikahi Anjani adalah keputusannya. Kilas balik percakapan-percakapanya dengan suaminya dan ibu tirinya kembali terngiang. "Mas, kamu baru aja nikah sama Anjani. Seharusnya malam ini kamu tidur sama dia. Ngapain kamu di sini!" "Tapi aku mau tidur sama kamu." "Jangan gitu, dong, Mas. Ini malam pertama kamu sama Anjani. Jangan bikin dia kecewa!" "Dari awal siapa yang mau nikah sama dia?" "Tapi sekarang kalian udah nikah. Biar bagaimana pun dia juga istri kamu dan kamu harus melakukan kewajiban sebagai seorang suami ...." "Mas tolong dengerin aku. Kamu harus ingat tujuan awal kita. Kamu nikahin Anjani supaya kamu bisa punya keturunan dari dia. Dan gimana kamu bisa punya anak dari dia kalau kamu nggak tidur sama dia? Lakukan ini hanya supaya kamu bisa punya anak, Mas. Lebih c
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more

Alena & Andrio: Bab 55

Tanpa terasa sebulan setelah Alena mengabulkan permintaan Andrio berlalu. Semuanya kembali membaik. Bahkan lebih baik dari sebelumnya. Anjani dan Alena pun sudah akur. Meski rasa sakit itu tetap ada, Alena tak pernah menampakkan kecemburuannya secara terang-terangan jika Andrio menghabiskan waktunya dengan Anjani. Pun sebaliknya. Andrio sendiri juga bisa membagi waktunya antara pekerjaan dan memperhatikan kedua istrinya. Andrio juga bergantian meniduri istrinya. Kadang-kadang mereka bertiga berlibur di tempat-tempat indah. Bagi orang-orang yang melihatnya, mereka bertiga lebih terlihat seperti tiga sekawan. Sampai suatu hari, kabar bahagia datang di keluarga itu. Anjani hamil. Orang yang paling senang mendengar kabar tersebut adalah ibu mertuanya, Marissa. Sementara Rista dan Bagas turut bersyukur. Intinya kabar kehamilan Anjani membuat mereka sekeluarga bahagia. Namun, sedikit ada perubahan semenjak kehamilan Anjani. Perubahan tersebut kembali menguji kesabaran Alena. Karena seja
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more

Alena & Andrio: Bab 56

"Lo, sih, ngapain coba nyuruh Kak Andrio nikah lagi." Pernah berpacaran dengan Andrio, Alyssa terbiasa memanggil kakak iparnya itu 'Kak'. "Ya maksud gue emangnya lo nggak mikir dari awal? Masak iya suami lo serahin ke orang lain. Apalagi sebenarnya Kak Andrio-nya nggak mau 'kan nikah lagi?" "Ya, mau gimana lagi, cuman itu cara supaya Mas Andrio bisa cepat punya anak. Belum lagi Mama Marissa suka desak-desak aku, aduh." Alena lalu terdiam, dia terpikirkan sesuatu. "Sa, sebenarnya ada rahasia yang nggak gue bagi ke siapa pun. Rahasia pernikahannya Mas Andrio dan Anjani. Dan ini hanya gue dan Anjani yang tahu. Mas Andrio sendiri juga nggak tahu. Tapi sekarang gue mau kasih tahu lo rahasianya." Alyssa sedikit membelalak mendengarnya. "Rahasia apaan tuh?" "Tapi lo janji, ya, nggak kasih tahu siapa-siapa. Termasuk Papi dan Mami." "Iya, iya." "Serius nih gue. Jangan iya-iya aja. Kalau sampai ada orang lain tahu. Berarti lo yang bongkar." "Iya, Al. Gue janji nggak bakal kasih tahu siapa-
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more

Alena & Andrio: Bab 57

Membantu Rista memasak bersama Alyssa sambil berbincang banyak hal dan bergurau cukup membuat Alena terhibur. Alena baru pulang ketika hari sudah sore, sekitar pukul setengah lima. Begitu turun dari mobil, Alena melihat pintu yang terhubung dengan garasi tampak terbuka. Dia langsung masuk. Namun, mendadak langkahnya terhenti di depan pintu kala dia melihat sebuah pemandangan yang menyesakkan dada. Andrio sedang duduk-duduk bersama Anjani di ruang televisi seperti biasa. Andrio merangkul Anjani sambil tangan sebelahnya mengelus perut Anjani yang terlihat sedikit buncit, sesekali mencium perut itu dengan mesra, sesekali menatap acara televisi. Mereka tertawa-tawa, entah apa yang dibicarakan hingga mereka begitu bahagia. Rupanya Anjani menyadari kedatangan Alena yang termenung di depan pintu. "Eh, Mbak Alena pulang!" Andrio spontan memandang ke Alena juga. Alena memaksakan senyum dan melangkah masuk. Anjani bangkit dari duduknya dan berjalan tergesa menghampiri Alena. "Hati-hati j
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
33
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status