Beranda / Romansa / Dendam Anak Tiri / Bab 251 - Bab 260

Semua Bab Dendam Anak Tiri: Bab 251 - Bab 260

325 Bab

Alena & Andrio: Bab 58

Tibalah hari itu hari di mana Alena memakai pakaian badut. Kebetulan hari itu hari minggu. Andrio pun tak ke mana-mana. Sejak Anjani hamil mereka sering menghabiskan waktu di rumah. Kini mereka sedang berkumpul di teras. Alena sudah mengenakan kostum badut yang Andrio belikan. Alena sebenarnya tidak percaya diri memakainya. Dia merasa tidak nyaman dengan pakaian yang didominasi warna kuning biru itu dan wajahnya yang tertutup topeng wajah badut serta mengenakan rambut kribo palsu. Musik pengiring joget badut sudah terputar nyaring sejak tadi melalui handphone Andrio. Namun, Alena hanya berdiam diri. "Mbak Alena, joget-joget, dong!" Anjani tertawa melihat penampilan Alena yang demikian. Andrio yang berdiri di samping Anjani hanya tersenyum melihat penampilan Alena sembari bersidekap dada. Dengan gerakan kaku, Alena mencoba berjoget. Dia mengangkat kedua tangannya, mendekatkannya ke sisi kepala. Lalu menelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Lalu tubuhnya memutar menghadap belakang.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-06
Baca selengkapnya

Alena & Andrio: Bab 59

Kehamilan Anjani sudah genap sembilan bulan. Jenis kelamin bayi itu pun tentu sudah diketahui yaitu berjenis kelamin laki-laki. Perhatian Andrio tentu tak pernah surut. Orang tua Andrio pun kembali mengunjungi Anjani di rumah itu. Mereka berkumpul di ruang tamu. Alena yang baru balik dari dapur karena habis menyuruh Bi Jum untuk membuatkan mereka minuman, mendengar percakapan mereka yang sepertinya sudah berlangsung sejak tadi. "Akhirnya kita punya cucu juga, ya, Pa. Laki-laki lagi," ucap Marissa pada suaminya, Putra. "Dia nanti yang bakal nerusin perusahaan Papa." Anjani yang duduk di sofa, didampingi Andrio, hanya tersenyum senang sambil mengelus perutnya yang sudah besar. "Namanya siapa, ya, Pa, kira-kira?" tanya Marissa lagi. "Gimana kalau Kenzy Alvaro aja. Bagus 'kan?" "Belum juga lahir, Ma, udah dikasih nama," sahut Andrio. "Nggak pa-pa. 'Kan persiapan." Marissa tak mau kalah. "Tapi katanya pamali lho, Ma. Kasih nama kalau bayinya belum lahir," sahut Andrio lagi. "Ah, Ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-09
Baca selengkapnya

Alena & Andrio: Bab 60

Tengah malam, dini hari, ketika Andrio tidur dengan Alena, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar mereka dengan keras di susul rintihan perempuan seperti orang kesakitan. "Mas ....!! Andrio terbangun lebih dulu mendengar sayup-sayup suara itu sampai dia mendengar jelas kalau itu suara Anjani. Kantuk Andrio pun seketika sirna kala dia teringat sesuatu. Pria itu langsung bergegas bangun dan membuka pintu. Terlihat Anjani yang kesakitan sambil memegangi perutnya. "Mas, aku udah mau lahiran ini, Mas!" Andrio menatapnya dengan raut khawatir. "Iya, iya. Aku bangunin Alena dulu." Tanpa banyak bicara lagi, Andrio kembali ke tempat tidur, membangunkan Alena yang masih tidur nyenyak. "Alena, Alena, bangun, Sayang ..." Andrio menggoyangkan lengan Alena. Alena pun mulai mengerjap-ngerjap. Dia melihat wajah Andrio terlihat tegang. "Ada apa, Mas?" "Anjani kontraksi, Al. Dia udah mau melahirkan. Tolong bilangin Bi Jum buat nyiapin bajunya, ya." Alena yang belum sadar sepenuhnya dan tiba-
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-09
Baca selengkapnya

Alena & Andrio: Bab 61

Proses melahirkan itu berjalan lancar. Anjani berhasil melahirkan bayinya dengan normal. Bayi itu juga sudah diadzankan oleh Andrio. Waktu pertama kali melihat bayi itu di samping Anjani yang terbaring lemah, Alena merasa terharu. Ingin sekali dia menggendong dan mencium bayi yang masih terpejam dengan kulit merah itu. "Bayi kamu lucu, ya." Alena lalu menatap Anjani. "Iya, yang penting sehat dan normal," jawab Anjani yang juga memandangi bayinya sambil tersenyum. "Anjani," panggil Alena lagi. "Iya, Mbak?" Anjani beralih menatap Alena. Alena tersenyum. "Terima kasih, ya, kamu sudah berjuang melahirkan bayi itu, kamu sudah berhasil memberi Mas Andrio keturunan." "Anak itu anakku juga, Mbak. Sudah seharusnya aku berjuang untuknya," jawab Anjani. Alena meraih tangan Anjani. "Maafin saya, ya. Selama ini kadang bersikap nggak menyenangkan sama kamu." Anjani tersenyum. "Nggak pa-pa, Mbak. Saya maklum." Alena terdiam. Dia tidak tahu apakah Anjani tulus dan benar-benar memaafkannya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-10
Baca selengkapnya

Alena & Andrio: Bab 62

Empat puluh hari pasca melahirkan sudah Anjani lalui. Keadaannya pun sudah pulih. Anjani juga sudah kembali aktif bekerja di kantornya. Dan selama Anjani tidak berada di rumah, Alena-lah yang menggantikan peran Anjani mengurusi Kenzy. Sebenarnya Andrio ingin menyewa babbysitter untuk merawat anak mereka, hanya saja Alena melarang. Katanya biar dia saja yang mengurus dan menjaga Kenzy. Lagi pula Kenzy masih bayi, tidak akan begitu repot mengurusinya. Seperti saat ini. Di rumah tidak ada orang selain dirinya, Bi Jum yang sibuk di dapur dan Kenzy yang kini di gendongannya. Alena memangku bayi itu di tepi kasur kamarnya. Menatapi wajah bayi itu yang sedang tidur. Meski Kenzy bukan anak kandungnya, dia berandai-andai kalau Kenzy adalah anak kandungnya. "Begini kah rasanya jadi Ibu ...," gumamnya seorang diri. Dia tiba-tiba teringat mendiang ibunya. Ibunya yang melahirkannya, ibunya juga membesarkannya seorang diri tanpa suami. Lalu dia membayangkan dirinya membesarkan seorang anak ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-10
Baca selengkapnya

Alena & Andrio: Bab 63

"Halo, Bu, ada apa?" Anjani mengangkat telepon dari ibunya sambil memangku Kenzy. "...." Anjani tersenyum. "Alhamdulillah, Bu. Kenzy sehat, semuanya baik-baik aja." "...." "Hubungan aku sama suamiku dan Mbak Alena juga baik-baik aja." "...." Anjani terdiam mendengar ibunya berceloteh panjang lebar. Lalu wajah wanita itu berubah muram. Sebelum akhirnya dia menjawab. "Aku nggak bisa, Bu. Aku nggak tega sama Mbak Alena. Dia baik sama aku, Bu, sama anakku juga." Rupanya Bu Dedeh berusaha menghasut Anjani agar anaknya itu berbuat ulah lagi seperti sebelum-sebelumnya untuk membuat Alena dan Andrio bertengkar hingga akhirnya Alena memilih keluar dari rumah itu. "...." "Nggak, Bu, aku nggak mau!" Wajah Anjani berubah sengit. "Dengan Mas Andrio nggak menceraikanku sudah cukup buatku ...," Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka. Anjani sedikit terperanjat dan menoleh sekilas. Ternyata Andrio masuk ke kamar. "Bu, udah dulu, ya, teleponannya. Ada suamiku," bisik Anjani sebelum akhirnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-10
Baca selengkapnya

Alena & Andrio: Bab 64

Berhari-hari berlalu. Alena masih sering memikirkan kesepakatan awalnya dengan Anjani. Ingin juga membicarakannya, tapi selalu saja gagal. Dia seperti tidak diberi kesempatan untuk membicarakan hal itu. Terlebih ketika dia melihat sikap Andrio yang begitu hangat dan romantis ke Anjani. Dia takut suaminya justru marah dan membencinya jika dia meminta Andrio menceraikan Anjani. Hingga pada akhinya dia hanya bisa memendam perasaan itu sendiri. Hari ini hari libur. Meski pun libur, Andrio tetap mendapat giliran jaga di rumah sakit pagi ini. Sedangkan Anjani tidak masuk kantor hingga dia bisa menjaga anaknya, Kenzy. Tapi hari itu tidak seperti biasanya. Alena mengajak Anjani menemaninya belanja bulanan di Mall. Anjani dengan senang hati menerima ajakan itu. Dengan menitipkan Kenzy ke Bi Jum, mereka pun berangkat menggunakan mobil. Alena yang menyetir. Alena sengaja mengajak Anjani pergi. Niat hati sepulang dari pasar, dia akan membicarakan perjanjian itu. *** Mobil yang Alena kendarai
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-11
Baca selengkapnya

Alena & Andrio: Bab 65

Alena berlari ke arah kerumunan, tak peduli dengan belanjaannya yang berserakan di jalan. Isinya keluar dari kantong. Hancur di pijak orang-orang yang lewat. Dia menyibak paksa kerumunan itu hingga terlihatlah perempuan terbaring kaku dengan kondisi mengenaskan. Wajahnya masih terlihat jelas. Namun, di bawah kepalanya darah kental sudah menggenangi jalan. Kaki sebelah kirinya terlihat bengkok ke kanan dan berdarah-darah. Alena mematung. Kakinya seketika lemas serasa tak mampu menopang tubuhnya berdiri. Ini benar-benar seperti mimpi. Alena berharap ini mimpi. "Anjani!!" *** Di bantu oleh warga, Alena yang histeris dan mayat--entah pantas dikatakan mayat atau tidak--Anjani di bawa ke rumah sakit terdekat. Alena menangis sejak tadi di dampingi oleh seorang ibu-ibu. Sementara mayat Anjani diperiksa oleh dokter di ruangan. Meski kecil kemungkinan, Alena berharap Anjani masih bisa diselamatkan. "Bu, bisa tinggalkan saya sendiri?" pinta Alena pada ibu itu. "Neng, udah mendingan? Apa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-11
Baca selengkapnya

Alena & Andrio: Bab 66

Kuburan bernisan Putri Anjani binti Wibowo itu sudah tertutup sempurna dan bertabur bunga. Para pelayat pun sudah pada bubar, menyisakan keluarga inti mendiang Anjani. Tak terkecuali Bu Dedeh yang langsung datang dari kampung mendengar kabar anaknya meninggal karena kecelakaan. Sepanjang prosesi pemakaman Anjani berlangsung, Bu Dedeh orang yang paling histeris. Wanita itu terus menangis dan berteriak-teriak di depan kuburan sang anak seolah tak rela anaknya pergi meninggalkannya secepat ini. Tragedi itu persis seperti Alena yang kehilangan ibunya dulu. Alena jadi teringat akan dirinya dulu. Alena sungguh kasihan melihat Bu Dedeh. Alena bisa merasakan apa yang dirasakan wanita itu. Anjani adalah anak pertamanya sekaligus punggung keluarganya. Jika Anjani pergi siapa pula yang menafkahi keluarganya? Dengan kesedihan yang mendalam, Alena memberanikan diri menyentuh bahu Bu Dedeh yang setia meratapi makam anaknya. "Sabar, Bu ...." Namun, tanpa di duga Bu Dedeh menepis tangannya kasar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-11
Baca selengkapnya

Alena & Andrio: Bab 67

Diskusi tentang siapa yang menafkahi keluarga Bu Dedeh beserta hak asuh Kenzy berlanjut ketika mereka kembali ke rumah. Hanya Andrio yang berbicara dengan Bu Dedeh di ruang tamu. Sedangkan Alena yang sejak tadi mual-mual disuruh Andrio istirahat di kamar. Alih-alih istirahat di kamar, Alena malah masuk ke kamar mendiang Anjani. Di sana dia melihat Kenzy yang tidur di box-nya. Alena mengangkat bayi itu dengan kesedihan mendalam. Ketika Alena menggendongnya, tiba-tiba bayi itu bangun lantas merengek kecil. "Kenzy sayang ... Aku gendong kamu dulu, ya ...," gumam Alena pelan. Bayi itu masih merengek pelan. Alena berusaha mendiamkannya. "Cup, cup, Kenzy ...." Menatap wajah bayi itu membuat Alena kembali teringat dengan mendiang Anjani. "Ibumu sudah meninggal, Nak." Mata Alena kembali memanas. Alena lalu berjalan ke arah jendela, melempar pandang ke pemandangan taman mini di luar sana. Kenangan-kenangannya bersama Anjani terlintas. Kenangan yang pahit dan menyakitkan mau pun kenangan y
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2425262728
...
33
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status