"Maaf, Mbak Arina, maaf menyela. Saya pamit pulang dulu. Karena sepertinya ini urusan keluarga Mbak Arin," ucap Bu Kenanga, tangan kanannya menjewer telinga Pak Hendra. "Oh, baik, Bu. Silakan, hati-hati di jalan, ya!" Mereka pun mengangguk. Sebelum pergi, Bu Kenanga sempat meludahi Rara. Hal itu membuat ia berteriak, sementara aku mengulum senyum. "Ra, ayo jawab! Itu nggak benar, kan?" tanya Mama sekali lagi, namun Rara sepertinya enggan menjawab, ia malah menoleh ke arah Mas Delon, sepertinya meminta bantuan pada lelaki itu. Yah, pasti dibelain. Aku jadi teringat kembali sewaktu acara pernikahan mereka. Membawa Mbok Rah ke sini, tak membuat Arina mengakui mereka, apalagi sekarang? &n
Baca selengkapnya