Home / Fantasi / Legenda Jenius Beladiri / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Legenda Jenius Beladiri: Chapter 1 - Chapter 10

133 Chapters

Penyerangan Desa

“Fang’er … larilah sekencang-kencangnya ke hutan!” Lin Feng menatap sedih pada ibunya yang kini sedang membungkukkan badan. Mereka sedang dalam misi pelarian dan menyelamatkan diri karena kampung tempat tinggal mereka diserang oleh Sekte Aliran Hitam.Ayah Lin Feng sendiri telah tewas dengan cara keji.“Tapi, Bu.”Ibu Lin Feng menggeleng. Dia kemudian melepas sebuah kalung giok yang selalu dikenakan dan menyerahkannya pada Lin Feng. “Ambilah ini! Ibu akan menghalangi orang itu.” Masih dengan lelehan air mata dan napas yang memburu, Lin Feng bertanya kebingungan. “Apa ini, Bu?”“Tidak ada waktu untuk menjelaskannya, simpanlah baik-baik kalung ini! Suatu saat kamu akan mengetahuinya.” Dia kemudian mengepalkan tangan Lin Feng dan mendorong anak itu untuk menjauh darinya. “Lari, Feng’er! Sekarang!”Lin Feng tidak banyak membantah dan berlari sekencang-kencangnya. Sesekali dia menengok ke belakang untuk melihat ibunya. Sama seperti sang ayah, ibunya pun terlihat merentangkan tangan untuk
Read more

Kakek Petapa Misterius

“Kakek tua …” Lin Feng menundukkan tubuhnya sebagai tanda penghormatan. “Maaf mengganggumu, tetapi, bisakah aku sementara bersembunyi di tempat ini?”Petapa misterius terdiam beberapa detik sebelum akhirnya hanya mengangguk menjawab Lin Feng. Dia mengamati lekat-lekat sosok bocah tidak biasa di hadapannya. Kakek tua itu masih tidak percaya bahwa Lin Feng berhasil menembus lapisan formasi yang dibuat olehnya di sekitaran gua.Formasi yang dibuat oleh petapa misterius itu merupakan sebuah formasi pelindung yang sangat kuat. Kultivator maupun binatang spirit tingkat tinggi sekalipun tidak mungkin dapat menembusnya dan memasuki gua. Namun, tidak terjadi apa pun terhadap Lin Feng saat dia memasuki gua, membuat petapa misterius yang mendiami gua itu bingung dan heran.Petapa misterius itu mengamati Lin Feng, sejenak kemudian dia tersentak kaget melihat Lin Feng.‘Bocah ini memiliki jiwa beladiri naga kuno. Pantas formasi yang aku buat tidak berpengaruh kepadanya. Jika aku melatihnya, bocah
Read more

Kemampuan Hebat

Waktu terus berjalan sampai tidak terasa 5 tahun berlalu. Lin Feng telah dilatih banyak hal oleh petapa misterius yang sudah dia anggap sebagai kakeknya. “Feng’er, waktunya telah tiba.”“Apakah secepat ini, Kek?”5 tahun terasa begitu cepat bagi Lin Feng. Selama ini, dia selalu meningkatkan kekuatan fisiknya, berlatih dasar-dasar ilmu beladiri, membuat berbagai macam pil, berlatih teknik dasar segel dan formasi, meningkatkan kultivasi, dan lain sebagainya. Meskipun Lin Feng lebih suka dan berbakat dengan pedang, kakek petapa juga melatihnya dasar penggunaan berbagai macam senjata pusaka lain seperti panah, tombak, tongkat, sabit, dan lainnya sebagai pengetahuan bagi Lin Feng. Tidak hanya itu, Lin Feng juga selalu berlatih dengan membunuh para binatang spirit yang mendiami hutan kegelapan. Binatang spirit di hutan kegelapan tidak lagi mengerikan baginya.Namun, meski begitu … kultivasinya masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan jalan kultivasi Lin Feng yang memiliki jiwa beladiri n
Read more

Kota Kincir

“Tunggu!” Qio Yinsi berteriak lantang, membuat Lin Feng menghentikan langkahnya kembali. “Setidaknya jangan biarkan gadis sepertiku di hutan seperti ini seorang diri.”Meskipun tingkat kultivasi Lin Feng lebih rendah dari Qio Yinsi, Qio Yinsi berpikir lebih baik pergi berdua daripada sendirian di hutan yang mengerikan baginya.“Apa maumu? Aku sudah membantumu melawan harimau emas, menawarimu untuk aku antar, tetapi kamu malah memandang rendah diriku.”Qio Yinsi mengedikkan bahunya dengan tidak acuh. “Untuk apa marah jika kenyataannya kamu memang lemah? Kultivasiku memang lebih tinggi beberapa tingkatan darimu. Bukankah sama halnya aku yang mengantarmu ke kota?” “Terserah kamu saja, aku akan pergi. Aku tidak perlu diantar olehmu ke kota.” Gantian, Lin Feng membalas dengan ketus.Entah kenapa, Qio Yinsi merasa tidak senang dengan sikap Lin Feng yang ketus, terkesan tidak acuh dan mudah marah kepadanya. Kecantikan Qio Yinsi dipuja seantero Kekaisaran–dialah salah satu gadis tercantik. N
Read more

Balai Sumberdaya

“Aku akan menjual kristal jiwa.”Pelayan tersebut tersenyum sinis menatap Lin Feng. “Menara Bulan tidak kekurangan kristal jiwa. Lebih baik kamu enyah dari sini! Kristal jiwa apa yang akan pemuda sepertimu jual? Kultivasimu bahkan hanya di tahap pembentukan kelima.”Pelayan Menara Bulan meremehkan Lin Feng. Dia menganggap jika pemuda seperti Lin Feng hanya akan menjual kristal jiwa dari binatang spirit tingkat rendah.“Ini ….” Lin Feng menunjukan puluhan kristal jiwa yang ada di tasnya kepada pelayan, kemudian berkata, “aku akan menjualnya di tempat lain jika Menara Bulan menolaknya.”“I … i … ini kristal jiwa dari binatang spirit tingkat tinggi yang sangat berharga.” Pelayan tersebut tergagap saat melihat kristal jiwa yang ditunjukkan Lin Feng. “Tunggu sebentar, Tuan Muda.” Pelayan menara tersentak kaget dan langsung berlari untuk memanggil manager Menara Bulan sembari menggumam, “Mudah-mudahan tuan muda itu tidak marah kepadaku.” Pelayan Menara Bulan itu naik ke lantai atas dan kem
Read more

Tuan Muda Arogan

“Berhenti atau kamu akan mati!” Lin Feng menghentikan langkahnya, membalik badannya menatap Tuan Muda Huang. “Aku memaafkan sikapmu barusan. Tapi, jika kamu masih bersikap bodoh, aku akan membunuhmu serta tiga pengawalmu.”Bukan terintimidasi, Tuan Muda Huang itu justru terbahak. “Hahaha … Kultivasimu hanya berada di tahap pembentukan kelima. Jangan bermimpi untuk membunuh kami.”“Tampaknya, kamu perlu diberi pelajaran.” Dia tersenyum miring sebelum melesat dengan cepat. Tuan Muda Huang tidak sempat berkedip, saat tiba-tiba Lin Feng sudah berada di hadapannya.Plakkk!Tamparan kuat Lin Feng membuat tubuh kekar Tuan Muda Huang terjatuh di lantai. “Aku mengandalkan kemampuan bukan kultivasiku.” Dia mendengus sebelum kembali memutar tubuh.Saat Lin Feng akan kembali menaiki tangga, ketiga pengawal Huang Cha langsung melesat untuk menyerangnya.Bammm!Hiat.Lin Feng dengan sigap meninju dan menendang ketiga pengawal Tuan Muda Huang Cha. Ketiga pengawal itu terpental mengenai kursi dan me
Read more

Bukan Bocah Biasa

Lin Feng menatap Huang Li dan Huang Mo. Dia melihat kultivasi Huang Li berada ditahap pemula kelima sementara Huang Mo berada ditahap pemula ketiga. “Putramu pantas mendapatkannya.” “Kurang ajar … Serangggg!” perintah Huang Li kepada Huang Mo tanpa banyak basa-basi. Huang Mo langsung mengambil pedang dari punggungnya, melesat ke arah Lin Feng, berniat menebas kedua lengan Lin Feng. Duarrr Lin Feng menendang meja di hadapannya sampai terbang ke arah Huang Mo. Namun, Huang Mo dapat dengan mudah menghancurkannya dan meneruskan serangan pedangnya ke arah Lin Feng. Bammm Lin Feng dengan sigap menghindar dan langsung menendang dada Huang Mo. Huang Mo terpental menghancurkan beberapa meja dan kursi restoran dan dia tersungkur di lantai. Huang Mo bangkit, menyeka darah yang keluar dari mulutnya. “Patriark, bocah ini bukan bocah biasa, dia mungkin berasal dari sebuah sekte,” ujarnya kepada Huang Li. Huang Li menatap tajam ke arah Lin Feng . ‘Apa bocah ini menekan kultivasinya? Bocah ber
Read more

Pelayan Sinis

Lin Feng berjalan santai menikmati keindahan kota Seribu Api. Kota itu terlihat ramai penuh dengan lalu lalang warga kota yang melakukan aktivitasnya. Banyak kedai dan kios besar maupun kecil berjejer rapi menjual berbagai pernak-pernik hasil kerajinan tangan, makanan, pakaian, herbal, senjata, sumberdaya, dan lain sebagainya. Kios senjata, herbal dan berbagai sumberdaya cukup ramai oleh warga kota yang tidak cukup mampu untuk membeli di Menara Bulan. Namun, ada juga beberapa kios megah yang dimiliki oleh klan besar Kota Seribu Api dan hanya orang-orang tertentu yang mampu membeli di tempat seperti itu. Lin Feng menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat mendapat tatapan mengejek dari beberapa orang. “Sial … kenapa banyak orang seperti itu di dunia ini, aku akan membeli pakaian yang bagus terlebih dulu. Pakaian yang bagus mungkin akan sedikit menutupi kultivasiku yang rendah ini,” desahnya. Lin Feng memasuki sebuah toko pakaian mewah. “Tunjukkan padaku pakaian yang bagus!” perintah L
Read more

Turnamen Kota

Lin Feng menengok pemuda itu, di belakangnya dua orang bawahan mengikutinya. “Benar, aku Lin Feng. Siapa kalian?” “Aku Xian Li,” balas pemuda itu. “Tuan muda Li, untuk apa mendekati sampah sepertinya?” Dua pemuda bawahan Xian Li keberatan jika tuan muda mereka mendekati Lin Feng. Lin Feng menyipitkan alis kesal karena lagi-lagi bertemu dengan seseorang yang merendahkannya. “Jika kalian mendekatiku untuk menghinaku, lebih baik enyah dari hadapanku!” usir Lin Feng. “Hahaha … aku melihatmu dan sangat tertarik denganmu. Bagaimana bisa sampah sepertimu mengikuti turnamen?” tawa Xian Li mengutarakan maksudnya mendekati Lin Feng yaitu untuk membulinya. Seperti dugaan Lin Feng, Xian Li dan dua bawahannya memang berniat membulinya. Lin Feng mengepalkan tangannya erat-erat sangat marah terhadap Xian Li dan dua bawahannya. Lin Feng bermaksud meninju mereka. Namun, dia menahan diri karena berada di pusat keramaian. “Aku akan pergi mendaftar turnamen.” Lin Feng yang menyadari kultivasinya mas
Read more

Akhir Turnamen

“Aku akan mengadukanmu kepada ayahku. Kamu tidak akan keluar hidup-hidup dari kota seribu api,” ujar Xian Li. Lin Feng menegok ke kanan kiri dan melihat tempat mereka berada sangatlah sepi. Lin Feng yang awalnya bimbang dengan apa yang harus dia lakukan kepada Xian Li, memilih untuk membunuh Xian Li dan dua bawahannya. Lagian, Xian Li juga mengancam akan membunuhnya. Seandainya Lin Feng lebih lemah dari Xian Li, Lin Feng sendirilah yang akan terbunuh. Selain itu, tidak ada burung pengamat yang mengawasi mereka. Bummm Bummm Bummm Lin Feng melesat meninju Xian Li dan dua bawahannya dengan sangat keras. Xian Li yang hanya berada ditahap pembentukan kesembilan seketika tewas ditangan Lin Feng begitupun dengan dua bawahannya yang masing-masing berada ditahap pembentukan ketujuh. “Mayat sepertimu tidak akan bisa mengadukanku,” gumam Lin Feng sambil mengambil kantong ruang dimensi milik Xian Li dan dua bawahannya kemudian meninggalkan jasad mereka. Waktu terus berlalu dan beberapa pe
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status