“Berhenti atau kamu akan mati!”
Lin Feng menghentikan langkahnya, membalik badannya menatap Tuan Muda Huang. “Aku memaafkan sikapmu barusan. Tapi, jika kamu masih bersikap bodoh, aku akan membunuhmu serta tiga pengawalmu.”
Bukan terintimidasi, Tuan Muda Huang itu justru terbahak. “Hahaha … Kultivasimu hanya berada di tahap pembentukan kelima. Jangan bermimpi untuk membunuh kami.”
“Tampaknya, kamu perlu diberi pelajaran.” Dia tersenyum miring sebelum melesat dengan cepat. Tuan Muda Huang tidak sempat berkedip, saat tiba-tiba Lin Feng sudah berada di hadapannya.
Plakkk!
Tamparan kuat Lin Feng membuat tubuh kekar Tuan Muda Huang terjatuh di lantai. “Aku mengandalkan kemampuan bukan kultivasiku.” Dia mendengus sebelum kembali memutar tubuh.
Saat Lin Feng akan kembali menaiki tangga, ketiga pengawal Huang Cha langsung melesat untuk menyerangnya.
Bammm!
Hiat.
Lin Feng dengan sigap meninju dan menendang ketiga pengawal Tuan Muda Huang Cha. Ketiga pengawal itu terpental mengenai kursi dan meja lantai bawah restoran. Para pengunjung restoran tidak percaya menyaksikan Lin Feng dapat dengan mudah mengalahkan Tuan Muda dan ketiga pengawalnya yang terkenal hebat itu.
Di tempatnya, Tuan Muda Huang mengerutkan kening. Dia berada di tahap pembentukan ketujuh sementara ketiga pengawalnya berada di tahap pembentukan kesembilan. Namun, mengapa mereka bisa dengan mudah dikalahkan oleh Lin Feng yang hanya berada di tahap pembentukan kelima?
Mendengar kegaduhan, manager restoran keluar dari ruangannya. “Hentikan!”
Tuan Muda Huang menatap tajam. Dia yang telah berdiri sempurna itu menunjuk keberadaan Lin Feng dengan wajah penuh dendam. “Siapa kamu? Sampah itu telah menyinggungku, aku akan membunuhnya.”
“Aku manager restoran ini. Jika ingin bertarung, bertarunglah diluar restoran.”
Ketiga pengawal Tuan Muda Huang tidak menghiraukan manager restoran dan langsung melesat kembali untuk menyerang Lin Feng.
Bammm.
Lin Feng kembali meninju dan menendang tiga pengawal tersebut hingga mereka semua tersungkur di lantai. Kali ini, ketiga pengawal itu bahkan bukan lagi mengeluarkan darah dari sekujur tubuh, melainkan nyawanya pun ikut terenggut.
Tuan Muda Huang menggertakkan giginya. Dia tidak percaya Lin Feng berani melawan Klan Huang yang merupakan salah satu klan kelas atas di kota kincir angin. “Aku akan kembali bersama ayah dan pamanku.”
Lin Feng melesat dan tiba-tiba sudah berada dihadapan Huang Cha. Dia mengambil pedang dari punggungnya.
Srakkk!
Lin Feng tanpa belas kasih menebas tangan kanan Tuan Muda Huang dengan pedangnya.
“Aaaaa.” Tuan Muda Huang memekik kesakitan.
Sementara Lin Feng menurunkan pedangnya usai berhasil memotong tangan Tuan Muda itu. “Orang arogan sepertimu memang perlu diberi pelajaran. Enyah dan laporkan saja kepada ayah dan
pamanmu! Aku akan dengan senang hati menunggu mereka.”
Gegas, Tuan Muda Huang berlari keluar restoran sambil kesakitan memegangi lengannya yang terpotong.
“Sehebat apa ayah dan pamannya? Aku akan membunuh mereka jika berani membuat masalah.”
Lin Feng membiarkan Tuan Muda Huang Arogan pergi begitu saja. Dia berpikir untuk menguji batas kemampuannya kepada Klan Huang. Lin Feng kemudian mengambil sepuluh koin emas dari cincin ruang dimensinya. Dia memberikan sepuluh koin emas dan memberikannya kepada manager restoran.
”Ini untuk kompensasi kerusakan di restoran dan mengurus ketiga mayat itu,” ujarnya kepada manager restoran sambil menunjuk mayat tiga pengawal Klan Huang.
Manajer restoran itu menerima koin emas dari Lin Feng dengan perasaan senang, kendati ada takut yang terselip. “Terima kasih, Tuan Muda.”
Para pengunjung restoran hening seketika. Mereka termenung menyaksikan Lin Feng yang dapat mengalahkan Tuan Muda Huang dan ketiga pengawalnya dengan sangat mudah.
“Apa pemuda itu menekan kultivasinya?”
Beberapa pengunjung menyangka jika Lin Feng menekan kultivasinya yang sebenarnya sampai ke tahap pembentukan kelima.
Meski begitu, beberapa pengunjung restoran yang enggan berurusan dengan Klan Huang memilih bertindak tidak acuh. “Dia telah menyinggung Klan Huang. Restoran ini akan kacau oleh orang-orang dari Klan Kuang. Ayo, kita keluar dari restoran ini.”
Lin Feng melanjutkan langkahnya menaiki lantai atas restoran. Dia duduk di sebuah meja setelah sampai di lantai tiga restoran itu. Selang beberapa saat, pelayan restoran membawa hidangan terlezat di restoran itu.
“Berapa semuanya? Aku akan membayarnya terlebih dahulu.”
Pelayan mengangguk serta menyebutkan nilai makanan yang dipesan Lin Feng. “Semuanya 5 koin emas, Tuan Muda.”
Lin Feng mengambil 10 koin emas dan memberikannya kepada pelayan restoran. “Sisanya untukmu,” katanya yang kemudian disambut bahagia oleh pelayan.
Beberapa saat berlalu, Tuan Muda Huang ternyata membuktikan ucapannya. Dia kembali ke restoran bersama ayah dan pamannya, Huang Li dan Huang Mo.
“Bajingan mana yang berani memotong lengan anakku, Huang Cha?” teriak patriark Huang Li.
Lin Feng tidak menggubris Tuan Huang. Dia terus menyantap makanannya dengan lahap.
Tuan Huang Li dan Paman Huang menatap Lin Feng dengan heran. Tidak ada satupun orang yang ada di restoran itu kecuali Lin Feng.
Kesal karena Lin Feng tidak menggubris kalimat Tuan Huang, Paman Huang Mo kembali berteriak. “Sampah … kenapa kamu masih berada di restoran ini?”
Lin Feng menunjuk ke arah Huang Cha. “Tanyakan saja kepada tuan muda buntung itu!”
Sementara itu, Tuan Muda Huang Cha berujar dengan nada merajuk. “Ayah, Paman … dialah orang yang telah memotong lenganku!”
Huang Li dan Huang Mo tersedak tidak percaya. Namun Lin Feng mempertegasnya, “ Benar, Aku orang yang kalian cari.”
Huang Li menatap nyalang pada Lin Feng. “Berani sekali sampah sepertimu terhadap Klan Huang! Apa kamu tidak tahu siapa Klan Huang?”
“Aku tidak peduli dengan klan huang. Enyah kalian dari sini!”
Huang Li sangat geram dan murka terhadap Lin Feng. Semua ancaman dan kemarahannya seakan bukan hal berarti untuk bocah itu.
“Bocah, dari mana keberanianmu berasal? Kamu telah memotong lengan anakku. Aku akan membalasnya berkali-kali lipat.”
Lin Feng menatap Huang Li dan Huang Mo. Dia melihat kultivasi Huang Li berada ditahap pemula kelima sementara Huang Mo berada ditahap pemula ketiga. “Putramu pantas mendapatkannya.” “Kurang ajar … Serangggg!” perintah Huang Li kepada Huang Mo tanpa banyak basa-basi. Huang Mo langsung mengambil pedang dari punggungnya, melesat ke arah Lin Feng, berniat menebas kedua lengan Lin Feng. Duarrr Lin Feng menendang meja di hadapannya sampai terbang ke arah Huang Mo. Namun, Huang Mo dapat dengan mudah menghancurkannya dan meneruskan serangan pedangnya ke arah Lin Feng. Bammm Lin Feng dengan sigap menghindar dan langsung menendang dada Huang Mo. Huang Mo terpental menghancurkan beberapa meja dan kursi restoran dan dia tersungkur di lantai. Huang Mo bangkit, menyeka darah yang keluar dari mulutnya. “Patriark, bocah ini bukan bocah biasa, dia mungkin berasal dari sebuah sekte,” ujarnya kepada Huang Li. Huang Li menatap tajam ke arah Lin Feng . ‘Apa bocah ini menekan kultivasinya? Bocah ber
Lin Feng berjalan santai menikmati keindahan kota Seribu Api. Kota itu terlihat ramai penuh dengan lalu lalang warga kota yang melakukan aktivitasnya. Banyak kedai dan kios besar maupun kecil berjejer rapi menjual berbagai pernak-pernik hasil kerajinan tangan, makanan, pakaian, herbal, senjata, sumberdaya, dan lain sebagainya. Kios senjata, herbal dan berbagai sumberdaya cukup ramai oleh warga kota yang tidak cukup mampu untuk membeli di Menara Bulan. Namun, ada juga beberapa kios megah yang dimiliki oleh klan besar Kota Seribu Api dan hanya orang-orang tertentu yang mampu membeli di tempat seperti itu. Lin Feng menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat mendapat tatapan mengejek dari beberapa orang. “Sial … kenapa banyak orang seperti itu di dunia ini, aku akan membeli pakaian yang bagus terlebih dulu. Pakaian yang bagus mungkin akan sedikit menutupi kultivasiku yang rendah ini,” desahnya. Lin Feng memasuki sebuah toko pakaian mewah. “Tunjukkan padaku pakaian yang bagus!” perintah L
Lin Feng menengok pemuda itu, di belakangnya dua orang bawahan mengikutinya. “Benar, aku Lin Feng. Siapa kalian?” “Aku Xian Li,” balas pemuda itu. “Tuan muda Li, untuk apa mendekati sampah sepertinya?” Dua pemuda bawahan Xian Li keberatan jika tuan muda mereka mendekati Lin Feng. Lin Feng menyipitkan alis kesal karena lagi-lagi bertemu dengan seseorang yang merendahkannya. “Jika kalian mendekatiku untuk menghinaku, lebih baik enyah dari hadapanku!” usir Lin Feng. “Hahaha … aku melihatmu dan sangat tertarik denganmu. Bagaimana bisa sampah sepertimu mengikuti turnamen?” tawa Xian Li mengutarakan maksudnya mendekati Lin Feng yaitu untuk membulinya. Seperti dugaan Lin Feng, Xian Li dan dua bawahannya memang berniat membulinya. Lin Feng mengepalkan tangannya erat-erat sangat marah terhadap Xian Li dan dua bawahannya. Lin Feng bermaksud meninju mereka. Namun, dia menahan diri karena berada di pusat keramaian. “Aku akan pergi mendaftar turnamen.” Lin Feng yang menyadari kultivasinya mas
“Aku akan mengadukanmu kepada ayahku. Kamu tidak akan keluar hidup-hidup dari kota seribu api,” ujar Xian Li. Lin Feng menegok ke kanan kiri dan melihat tempat mereka berada sangatlah sepi. Lin Feng yang awalnya bimbang dengan apa yang harus dia lakukan kepada Xian Li, memilih untuk membunuh Xian Li dan dua bawahannya. Lagian, Xian Li juga mengancam akan membunuhnya. Seandainya Lin Feng lebih lemah dari Xian Li, Lin Feng sendirilah yang akan terbunuh. Selain itu, tidak ada burung pengamat yang mengawasi mereka. Bummm Bummm Bummm Lin Feng melesat meninju Xian Li dan dua bawahannya dengan sangat keras. Xian Li yang hanya berada ditahap pembentukan kesembilan seketika tewas ditangan Lin Feng begitupun dengan dua bawahannya yang masing-masing berada ditahap pembentukan ketujuh. “Mayat sepertimu tidak akan bisa mengadukanku,” gumam Lin Feng sambil mengambil kantong ruang dimensi milik Xian Li dan dua bawahannya kemudian meninggalkan jasad mereka. Waktu terus berlalu dan beberapa pe
Beberapa perwakilan sekte mulai memperebutkan Lin Feng yang berhasil membuat mereka kagum saat Lin Feng mengalahkan lawan-lawannya. Namun, Lin Feng melihat seorang perwakilan sekte yang tidak mendekati dan menawarinya. “Dari sekte mana pak tua itu berasal?” tanya Lin Feng penasaran. “Dia hanyalah pak tua dari Sekte Pedang Api, sekte kecil di Provinsi Bintang Biru,” ujar salah satu perwakilan sekte. “Kalau begitu, aku akan memasuki Sekte Pedang Api.” Lin Feng entah kenapa tertarik setelah mendengar nama Sekte Pedang Api. Beberapa perwakilan sekte yang mendekati Lin Feng sedikit kecewa karena Lin Feng memilih Sekte Pedang Api. Namun, mereka tidak bisa berbuat apapun dengan keputusan Lin Feng. Lin Feng berjalan mendekat ke pak tua dari Sekte Pedang Api. Saat sudah berada di dekatnya, Lin Feng menyapa pak tua itu. “Pak tua, apa kamu dari Sekte Pedang Api?” “Ya,” balas pak tua itu. “Aku berniat mengikuti seleksi masuk Sekte Pedang Api,” terang Lin Feng. “Apa kamu mau pergi ke Sekte
Dua minggu berlalu, Lin Feng sampai di Sekte Pedang Api tanpa halangan yang berarti. Pedang berkarat miliknya disimpan di cincin ruang dimensi karena berat pedang itu akan menghambatnya saat melesat menuju sekte pedang api. Selama perjalanan itu, Lin Feng meningkatkan kultivasinya dan menelan beberapa pil kultivasi yang dia racik. Berkat usaha kerasnya itu, kultivasinya meningkat menjadi tingkat pembentukan keenam. Di sekte, sudah berkumpul ribuan calon murid yang akan mengikuti seleksi. Mereka berasal dari klan besar ataupun kecil, kota ataupun desa dari segala penjuru Provinsi Bintang Biru. Mereka memenuhi wilayah lapang di depan gerbang Sekte Pedang Api. Sekte Pedang Api terletak di wilayah pegunungan Kunlun yang memiliki banyak perbukitan yang menjulang tinggi ke langit. Lin Feng dapat menyasikan bangunan-bangunan megah dari luar sekte. “Meskipun sekte pedang api merupakan sekte kecil di provinsi bintang biru, sekte ini benar-benar megah,” gumamnya. “Lihat di sana! Apa dia ben
Lin Feng dengan santai mengambil pedang berkarat miliknya dari tanah dan menaruh di punggungnya. Kesepuluh peserta itu menelan ludah tidak menyangka bahwa pedang berkarat milik Lin Feng ternyata memang berat. Lin Feng bahkan terlihat santai saat membawa pedang berkarat di belakang punggungnya, seperti tidak ada beban sama sekali. “Ba … bagaimana kamu melakukannya? Apa kamu monster?” gumam mereka terbata-bata. Lin Feng menghela nafas, kemudian meninggalkan mereka, mulai berlari mengelilingi gunung Kunlun. Kesepuluh peserta itu hanya bisa mengikuti Lin Feng dengan wajah mereka yang terlihat aneh. “Aku tidak seharusnya bertaruh dengannya,” gumam salah satu peserta. “Sudahlah … nasi sudah menjadi bubur. Kecepatan berlarinya bahkan masih terlihat mengagumkan meskipun membawa pedang seberat itu,” sahut lainnya. “Aku menjadi sedikit takut dengannya, dia seperti monster. Bagaimana bisa berlari sangat cepat dengan membawa beban berat seperti itu tanpa tenaga dalam? Aku tidak boleh menying
Penatua Mang memulai ujian pertama seleksi masuk sekte. Para peserta akan masuk satu persatu ke menara berdasarkan nomor urut mereka saat memasuki gerbang sekte. Tetua Zhang duduk bersila di atas atap menara. Dia mengedarkan kesadarannya ke dalam menara sehingga dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi di dalamnya.Peserta pertama memasuki lantai satu menara dan sebuah boneka kayu yang mirip seperti manusia menyambutnya. Boneka-boneka yang harus dihadapi di tingkat satu sampai lima dapat bergerak karena kertas jimat formasi yang ditempelkan dibelakang punggung boneka-boneka kayu tersebut. Semakin tinggi lantai di menara, semakin tinggi pula tingkatan jimat yang diberikan. Boneka kayu tersebut dapat melakukan teknik berpedang tingkat dasar. Meskipun begitu, para peserta tidak seharusnya meremehkannya karena teknik dasar boneka kayu itu sangat sempurna sesuai dengan teknik dasar berpedang Sekte Pedang Api. “Hanya boneka kayu, apa hebatnya,” gumam peserta pertama kemudian mulai me
Satu persatu ular es raksasa kembali muncul di hadapan Lin Feng dari berbagai sisi gua es. Lin Fengpun dengan mudah menghabisi mereka dengan menancapkan pedangnya ke otak mereka. Tanpa terasa, Lin Feng telah menghabisi tiga puluh ular es raksasa. Diapun menguliti semua ular es itu dan mengambil empedunya. Ular es raksasa merupakan jenis binatang buas. Meskipun begitu, kekuatan mereka tidak bisa dipandang sebelah mata. Hanya saja, kekuatan ular es raksasa tidaklah lebih hebat dibandingkan Lin Feng. Lin Feng kembali menyusuri gua es setelah menghabisi semua ular es raksasa yang muncul. Tak lama, Lin Feng menemukan pusat gua es itu. Dia melihat tempat yang cukup luas dengan pepohonan berlapis es berada di sekelilingnya. Lin Feng menengok ke kanan kiri untuk mencari sumber energi yang membuat gua itu terselimuti es. "Ketemu, disanalah sumber energi itu!" Lin Feng melihat kolam air dan meyakini jika di dalam kolam air itulah sumber energi gua es berada. Tanpa menunggu waktu l
Pertarungan antara Lin Feng melawan wanita siluman terlihat sangat dahsyat. Dalam radius puluhan kilometer pepohonan hancur lebur, tanah retak dan menjadi lubang kawah akibat teknik dan jurus dari keduanya. Lin Feng terus menggempur wanita siluman dengan tarian pedangnya yang sangat anggun. Wanita siluman berusaha menjauh dari Lin Feng agar bisa mengeluarkan tekniknya. Namun Lin Feng tidak membiarkan hal itu. Wanita siluman hanya bisa bergerak mundur sementara Lin Feng terus mengejarnya. "Jika terus seperti ini, aku pasti akan kalah," desah wanita siluman frustasi. Wanita siluman adalah salah satu siluman tersesat yang entah kenapa sampai di kekaisaran qilin. Dia termasuk golongan siluman yang sangat lemah yang ada di hutan siluman di kekaisaran luo. Namun meskipun begitu, kultivasi wanita siluman yang berada ditingkatan kaisar keenam tidak bisa diremehkan. "Wanita siluman, kenapa kamu sampai di kekaisaran qilin?" tanya Lin Feng sambil terus menyerang. "Maukah kamu menye
Penguasa hutan setan ternyata merupakan salah satu siluman tersesat yang berasal dari Kekaisaran Luo. Wanita siluman itu sebenarnya sudah berusia ratusan tahun, namun karena menyerap energi para pemuda tampan dan hebat, dia terlihat seperti wanita muda yang sangat cantik. "Cih, darimana kamu tahu kalau aku adalah siluman?" "Tidak perlu banyak bertanya! Sebentar lagi kamu akan mati," ucap Lin Feng. Lin Feng mengetahui aura wanita itu berbeda dari manusia. Sekali melihat, dia dapat mengetahui jika wanita itu adalah siluman. "Tampaknya, kamu harus aku paksa untuk menjadi suamiku." "Coba saja kalau kamu bisa!" Wanita siluman mengibaskan lengannya. Seketika, puluhan pisau langsung melesat ke arah Lin Feng. Lin Feng berlari zigzag menghindari pisau-pisau yang melesat ke arahnya. Duarrr Duarrr Duarrr Pisau-pisau yang dilesatkan wanita siluman mengenai pepohonan besar hingga membuat pepohonan itu hancur berkeping-keping. Lin Feng bergerak mendekati wanita siluman set
"Berapa hari tuan ingin menyewa kuda tercepat?" tanya pelayan. "Aku akan menyewanya sekitar seminggu," jawab Lin Feng. "Untuk seminggu, tuan bisa membayar tujuh juta koin emas. Tapi tuan perlu menitipkan uang sebesar dua ratus juta koin emas sebagai jaminan. Jika tuan membawa kuda sewaan kembali kesini, uang tuan akan dikembalikan," ujar pelayan. Lin Feng memberikan dua ratus tujuh juta koin emas kepada pelayan untuk menyewa kuda dan juga jaminannya. Setelah itu, Lin Feng langsung melesat ke hutan setan dengan kuda biru bersayap. Wusss Kecepatan kuda biru bersayap berada diluar nalar kultivator biasa, bahkan Lin Feng serasa mual menaikinya karena terlalu cepat. Lin Feng turun di desa kupu-kupu bermaksud menitipkan kuda biru disana. Dia kemudian menuju ke sebuah kedai yang ada disana. "Tuan, apa aku bisa menitipkan kudaku beberapa hari disini?" tanya Lin Feng kepada pemilik kedai. "Disini tempat menjual makanan, bukan tempat penitipan binatang," jawab pemilik kedai. L
Setelah kemenangan itu, Lin Feng, Qio Yinsi, para patriark dan lainnya yang selamat membawa orang-orang yang terluka. Kaisar Qilin, pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin dibawa menuju ke istana. "Cepat panggil tabib kemari!" Qio Yinsi sangat mengkhawatirkan keselamatan ayahnya, pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin. Dia segera menyuruh pelayan untuk membawa tabib istana. "Tidak perlu memanggil tabib, aku akan memeriksanya!" Lin Feng yang dahulu diajari pengetahuan tentang kedokteran oleh petapa misterius, mencegah Qio Yinsi untuk memanggil tabib. Lin Feng segera memeriksa Kaisar Qilin, Pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin. "Untuk menyembuhkan racun ini, diperlukan pil hati emas," ucap Lin Feng setelah memeriksa Kaisar dan lainnya. Qio Yinsi merasa lemas mendengar Lin Feng menyebut pil hati emas. Pil hati emas merupakan pil tingkat lima yang hanya bisa diracik oleh alkemis legendaris. Keberadaan alkemis legendaris sangat misterius sehingga Qio Yinsi terlihat tampak putus as
Kaisar iblis menggeleng. "Kamu harus bisa mengendalikanku." "Bagaimana cara mengendalikanmu?" tanya pendekar mabuk. "Kamu akan mengetahuinya nanti," jawab kaisar iblis. Pendekar mabuk menghela nafas. "Percuma aku mengikat kontrak darah denganmu! Aku akan mati oleh assassin." "Jangan khawatir, kamu tidak akan mati oleh assassin yang sangat lemah," jawab kaisar iblis. Kaisar iblis kemudian berpamitan kepada pendekar mabuk. Menurutnya, dia akan benar-benar melebur menjadi sebuah pedang setelah segel di pedang iblis terbuka. "Selamat tinggal," ucap kaisar iblis. Pendekar mabuk tiba-tiba kembali ke dunia nyata. Dia membuka matanya, namun dengan segera pedang iblis bergerak bebas kesana-kemari dengan sendirinya. Pendekar mabuk tidak bisa mengendalikan pedang iblis. Dia mengikuti ke arah mana pedang iblis bergerak. Lalu, pedang iblis membawanya sampai ke ketua assassin. Slasss Slasss Pedang iblis bergerak sendiri menyerang ketua assassin, dan pendekar mabuk hanya mengik
Kaisar, Li Wang dan Cang Lin berusaha bangkit untuk kembali membantu Lin Feng. Wusss Wusss Wusss Ketua assassin segera melesatkan ratusan jarum beracun ke arah Kaisar, Li Wang dan Cang Lin. Mereka bertiga berusaha menghindar, namun karena luka yang sudah sangat parah beberapa jarum beracun berhasil mengenai tubuh mereka. Mereka bertiga kembali terkapar di tanah seperti orang lumpuh yang hanya bisa melihat tanpa bisa berbuat apapun. "Kaisar, Patriark ... " Lin Feng mengkhawatirkan keselamatan Kaisar Qilin, Li Wang dan Cang Lin. Lin Feng berusaha kembali berdiri tegak dengan pedang sebagai penopangnya. "Bocah, kamu benar-benar mengerikan." Ketua assasssin mengagumi Lin Feng yang tetap berdiri tegak. "Bocah sepertimu harus mati!" Ketua assasssin merasa Lin Feng akan menjadi monster jika terus dibiarkan hidup. Lin Feng masih sangat muda, namun dia dapat bertahan lama dari ketua assassin tingkat kaisar kedelapan. Hal itu membuat ketua assassin khawatir jika Lin Feng t
Kaisar Qilin, Li Wang dan Cang Lin bangkit dari tanah, kemudian menyeka darah di bibir mereka. "Kami baik-baik saja," jawab mereka. Wusss Wusss Wusss Baru saja bangkit, ketua assassin melesatkan ratusan shuriken ke arah mereka. Ratusan shuriken itu melesat sangat cepat hingga tak dapat dilihat dengan mata biasa. Trangg Trangg Trangg Lin Feng segera menangkis shuriken-shuriken itu dengan pedangnya. Namun beberapa shuriken berhasil menyayat lengannya hingga lengannya meneteskan banyak darah. Lin Feng, Kaisar Qilin, Li Wang dan Cang Lin tetap bertahan. Mereka kemudian kembali menyerang ketua assassin. Di tempat lain, pendekar mabuk bergabung dengan pihak kaisar setelah memastikan Ye Jun dalam kondisi aman. Dia bertempur dengan para assassin tidak jauh dari Qio Yinsi dan pendekar lainnya. Pendekar mabuk menggunakan pedang iblis. Dia merasa cocok dengan pedang itu dan menganggap pedang itu pasangan yang sangat sempurna baginya. "Pedang Iblis Kematian." Pendekar mabu
Pertarungan terus terjadi, Lin Feng berhasil mengalahkan lawan-lawannya dengan sangat mudah. Disisi lain, Hui San juga berhasil mengalahkan lawan-lawannya. Kini, hanya tinggal Lin Feng dan Hui San yang harus bertarung untuk menjadi pemenang. "Saudara, aku harap kamu mengerahkan seluruh kemampuanmu." Hui San telah siap berhadap-hadapan dengan Lin Feng di arena. Selama bertarung, Lin Feng hanya menggunakan lima persen kekuatannya. Hui San tidak mengetahui kekuatan Lin Feng yang sesungguhnya. Jika Hui San tahu, dia tidak mungkin berkata seperti itu. Lin Feng menggaruk kepalanya yang tidak gatal meremehkan kemampuan Hui San. "Kamu bukanlah lawanku," jawabnya. "Kita akan tahu siapa pemenangnya sebentar lagi," balas Hui San. Juripun memulai pertarungan setelah Lin Feng dan Hui San sudah siap. Lin Feng langsung berlari zigzag ke arah Hui San sementata Hui San menari dengan pedangnya untuk menghalau gerakan Lin Feng. Lin Feng dengan mudah menghindari tarian pedang Hui San. Dia