Beberapa perwakilan sekte mulai memperebutkan Lin Feng yang berhasil membuat mereka kagum saat Lin Feng mengalahkan lawan-lawannya. Namun, Lin Feng melihat seorang perwakilan sekte yang tidak mendekati dan menawarinya. “Dari sekte mana pak tua itu berasal?” tanya Lin Feng penasaran. “Dia hanyalah pak tua dari Sekte Pedang Api, sekte kecil di Provinsi Bintang Biru,” ujar salah satu perwakilan sekte. “Kalau begitu, aku akan memasuki Sekte Pedang Api.” Lin Feng entah kenapa tertarik setelah mendengar nama Sekte Pedang Api. Beberapa perwakilan sekte yang mendekati Lin Feng sedikit kecewa karena Lin Feng memilih Sekte Pedang Api. Namun, mereka tidak bisa berbuat apapun dengan keputusan Lin Feng. Lin Feng berjalan mendekat ke pak tua dari Sekte Pedang Api. Saat sudah berada di dekatnya, Lin Feng menyapa pak tua itu. “Pak tua, apa kamu dari Sekte Pedang Api?” “Ya,” balas pak tua itu. “Aku berniat mengikuti seleksi masuk Sekte Pedang Api,” terang Lin Feng. “Apa kamu mau pergi ke Sekte
Dua minggu berlalu, Lin Feng sampai di Sekte Pedang Api tanpa halangan yang berarti. Pedang berkarat miliknya disimpan di cincin ruang dimensi karena berat pedang itu akan menghambatnya saat melesat menuju sekte pedang api. Selama perjalanan itu, Lin Feng meningkatkan kultivasinya dan menelan beberapa pil kultivasi yang dia racik. Berkat usaha kerasnya itu, kultivasinya meningkat menjadi tingkat pembentukan keenam. Di sekte, sudah berkumpul ribuan calon murid yang akan mengikuti seleksi. Mereka berasal dari klan besar ataupun kecil, kota ataupun desa dari segala penjuru Provinsi Bintang Biru. Mereka memenuhi wilayah lapang di depan gerbang Sekte Pedang Api. Sekte Pedang Api terletak di wilayah pegunungan Kunlun yang memiliki banyak perbukitan yang menjulang tinggi ke langit. Lin Feng dapat menyasikan bangunan-bangunan megah dari luar sekte. “Meskipun sekte pedang api merupakan sekte kecil di provinsi bintang biru, sekte ini benar-benar megah,” gumamnya. “Lihat di sana! Apa dia ben
Lin Feng dengan santai mengambil pedang berkarat miliknya dari tanah dan menaruh di punggungnya. Kesepuluh peserta itu menelan ludah tidak menyangka bahwa pedang berkarat milik Lin Feng ternyata memang berat. Lin Feng bahkan terlihat santai saat membawa pedang berkarat di belakang punggungnya, seperti tidak ada beban sama sekali. “Ba … bagaimana kamu melakukannya? Apa kamu monster?” gumam mereka terbata-bata. Lin Feng menghela nafas, kemudian meninggalkan mereka, mulai berlari mengelilingi gunung Kunlun. Kesepuluh peserta itu hanya bisa mengikuti Lin Feng dengan wajah mereka yang terlihat aneh. “Aku tidak seharusnya bertaruh dengannya,” gumam salah satu peserta. “Sudahlah … nasi sudah menjadi bubur. Kecepatan berlarinya bahkan masih terlihat mengagumkan meskipun membawa pedang seberat itu,” sahut lainnya. “Aku menjadi sedikit takut dengannya, dia seperti monster. Bagaimana bisa berlari sangat cepat dengan membawa beban berat seperti itu tanpa tenaga dalam? Aku tidak boleh menying
Penatua Mang memulai ujian pertama seleksi masuk sekte. Para peserta akan masuk satu persatu ke menara berdasarkan nomor urut mereka saat memasuki gerbang sekte. Tetua Zhang duduk bersila di atas atap menara. Dia mengedarkan kesadarannya ke dalam menara sehingga dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi di dalamnya.Peserta pertama memasuki lantai satu menara dan sebuah boneka kayu yang mirip seperti manusia menyambutnya. Boneka-boneka yang harus dihadapi di tingkat satu sampai lima dapat bergerak karena kertas jimat formasi yang ditempelkan dibelakang punggung boneka-boneka kayu tersebut. Semakin tinggi lantai di menara, semakin tinggi pula tingkatan jimat yang diberikan. Boneka kayu tersebut dapat melakukan teknik berpedang tingkat dasar. Meskipun begitu, para peserta tidak seharusnya meremehkannya karena teknik dasar boneka kayu itu sangat sempurna sesuai dengan teknik dasar berpedang Sekte Pedang Api. “Hanya boneka kayu, apa hebatnya,” gumam peserta pertama kemudian mulai me
Satu demi satu peserta memasuki menara namun belum ada satupun dari mereka yang berhasil sampai ke lantai kelima. Peserta mulai terlihat panik dan khawatir tidak dapat lolos seleksi babak pertama. Penatua Mang memanggil peserta berikutnya.”Berikutnya, peserta dengan nomor urut ke-11, silahkan memasuki menara!” Peserta nomor 11 bernama Xiao Yuli terlihat memasuki menara. Dia tidak ingin menunggu terlalu lama dan langsung berusaha menaiki lantai kedua. Tetapi, langkahnya dihadang oleh boneka kayu yang menyerang dengan pedangnya. Meskipun Xiao Yuli bergerak cepat dan lincah, boneka kayu itu seperti mengetahui gerakannya dan tidak membiarkan siapapun dapat menaiki lantai kedua dengan mudah. “Aku akan mencoba teknik pertama pedang teratai,” gumam Xiao Yuli. “Tarian Pedang Teratai.” Tranggg Tranggg Xioa Yuli berusaha secepat mungkin mengalahkan boneka kayu di lantai satu. Dengan teknik pedangnya yang begitu anggun, gerakan Xiao Yuli dapat lebih cepat dari boneka kayu itu. Boneka kay
Waktu terus berlalu, ujian pertama itu terus dilakukan. Sekitar 117 Peserta sudah berhasil lolos ujian pertama dengan bersusah payah. “Sekarang giliranku,” gumam Lin Feng kemudian melangkah maju untuk memasuki menara sebelum Penatua Mang memanggilnya. Lin Feng kembali diikuti belasan peserta yang akan bersiap di dekat pintu masuk menara berpikir agar Lin Feng tidak bisa kabur setelah gagal dalam ujian. Lin Feng hanya tersenyum kecut dengan kekonyolan belasan orang peserta itu dan mengutuk mereka dalam hati. “Peserta berikutnya nomor urut 453,” ucap Penatua Mang dengan suara lantang. Wussss Lin Feng melesat dengan cepat memasuki lantai satu menara. Dalam hitungan detik, Lin Feng dapat mengetahui letak kertas jimat tersembunyi di punggung boneka di lantai pertama itu. Lin Feng mengambil kertas jimat yang menggerakkan boneka kayu itu. Gerakan dan kecepatan Lin Feng melebihi boneka kayu tersebut. Selain itu, teknik dasar beladiri sudah Lin Feng kuasai dengan sempurna, begitupun den
Lin Feng menghela nafas, “Jika aku sampah, maka kalian lebih dari sampah jika tidak dapat melalui ujian di menara,” balasnya. “Berhenti beromong kosong dan cepat katakan atau kami akan membuatmu menyesal!” “Tidak ada gunanya aku membantu orang-orang seperti kalian, kecuali jika kalian memberiku seluruh harta kalian kepadaku, sekarang!” jawab Lin Feng. Perselisihan Lin Feng dengan lima peserta diperhatikan oleh peserta lain yang juga penasaran dengan rahasia Lin Feng dapat melewati kelima lantai di menara. Begitupun dengan Tetua Zhang yang mendengar dan menyaksikannya. Kelima peserta berbisik kemudian melemparkan cincin ruang dimensi mereka yang kali ini berisi penuh uang dan sumberdaya tanpa mereka sisihkan sedikitpun. Mereka telah berdiskusi dan berpikir akan kembali mengambil dengan paksa harta mereka dari Lin Feng, menyangka Lin Feng lemah. Kelima peserta melemparkan cincin ruang dimensi mereka ke arah Lin Feng. “Cepat beritahu kepada kami!” Lin Feng menangkap seluruh cincin
Keesokan harinya, 145 peserta seleksi berkumpul di kaki gunung Sekte Pedang Api. Xiao Yuli mendekat ke arah Lin Feng dan lima peserta yang mengikutinya. “Apa aku bisa bergabung dengan kalian?” Lin Feng melirik Xiao Yuli, bertanya-tanya dalam hati tentang apa yang diinginkan Xiao Yuli sehingga mendekatinya. “Perkenalkan … aku Xiao Yuli.” Xiao Yuli berinisiatif memperkenalkan dirinya kepada Lin Feng. “Aku Lin Feng.” “Kakak Feng, bolehkah Li’er mendatangi Kakak Feng jika ingin berlatih? Li’er yakin Kakak Feng bisa masuk sekte, Li’er ingin berlatih dengan Kakak Feng di dalam sekte nanti. Jika Li’er berlatih dengan Kakak Feng, Li’er pasti akan memperoleh banyak pelajaran berharga,” ucap Xiao Li mengutarakan maksudnya,dia yakin jika dirinya dan Lin Feng dapat masuk Sekte Pedang Api. “Kami juga Kakak Feng,” sela kelima peserta di belakang Lin Feng. Kelima peserta itu masih terus merayu Lin Feng agar mereka bisa lolos seleksi masuk sekte dengan mengikuti Lin Feng yang menurut mereka san
Satu persatu ular es raksasa kembali muncul di hadapan Lin Feng dari berbagai sisi gua es. Lin Fengpun dengan mudah menghabisi mereka dengan menancapkan pedangnya ke otak mereka. Tanpa terasa, Lin Feng telah menghabisi tiga puluh ular es raksasa. Diapun menguliti semua ular es itu dan mengambil empedunya. Ular es raksasa merupakan jenis binatang buas. Meskipun begitu, kekuatan mereka tidak bisa dipandang sebelah mata. Hanya saja, kekuatan ular es raksasa tidaklah lebih hebat dibandingkan Lin Feng. Lin Feng kembali menyusuri gua es setelah menghabisi semua ular es raksasa yang muncul. Tak lama, Lin Feng menemukan pusat gua es itu. Dia melihat tempat yang cukup luas dengan pepohonan berlapis es berada di sekelilingnya. Lin Feng menengok ke kanan kiri untuk mencari sumber energi yang membuat gua itu terselimuti es. "Ketemu, disanalah sumber energi itu!" Lin Feng melihat kolam air dan meyakini jika di dalam kolam air itulah sumber energi gua es berada. Tanpa menunggu waktu l
Pertarungan antara Lin Feng melawan wanita siluman terlihat sangat dahsyat. Dalam radius puluhan kilometer pepohonan hancur lebur, tanah retak dan menjadi lubang kawah akibat teknik dan jurus dari keduanya. Lin Feng terus menggempur wanita siluman dengan tarian pedangnya yang sangat anggun. Wanita siluman berusaha menjauh dari Lin Feng agar bisa mengeluarkan tekniknya. Namun Lin Feng tidak membiarkan hal itu. Wanita siluman hanya bisa bergerak mundur sementara Lin Feng terus mengejarnya. "Jika terus seperti ini, aku pasti akan kalah," desah wanita siluman frustasi. Wanita siluman adalah salah satu siluman tersesat yang entah kenapa sampai di kekaisaran qilin. Dia termasuk golongan siluman yang sangat lemah yang ada di hutan siluman di kekaisaran luo. Namun meskipun begitu, kultivasi wanita siluman yang berada ditingkatan kaisar keenam tidak bisa diremehkan. "Wanita siluman, kenapa kamu sampai di kekaisaran qilin?" tanya Lin Feng sambil terus menyerang. "Maukah kamu menye
Penguasa hutan setan ternyata merupakan salah satu siluman tersesat yang berasal dari Kekaisaran Luo. Wanita siluman itu sebenarnya sudah berusia ratusan tahun, namun karena menyerap energi para pemuda tampan dan hebat, dia terlihat seperti wanita muda yang sangat cantik. "Cih, darimana kamu tahu kalau aku adalah siluman?" "Tidak perlu banyak bertanya! Sebentar lagi kamu akan mati," ucap Lin Feng. Lin Feng mengetahui aura wanita itu berbeda dari manusia. Sekali melihat, dia dapat mengetahui jika wanita itu adalah siluman. "Tampaknya, kamu harus aku paksa untuk menjadi suamiku." "Coba saja kalau kamu bisa!" Wanita siluman mengibaskan lengannya. Seketika, puluhan pisau langsung melesat ke arah Lin Feng. Lin Feng berlari zigzag menghindari pisau-pisau yang melesat ke arahnya. Duarrr Duarrr Duarrr Pisau-pisau yang dilesatkan wanita siluman mengenai pepohonan besar hingga membuat pepohonan itu hancur berkeping-keping. Lin Feng bergerak mendekati wanita siluman set
"Berapa hari tuan ingin menyewa kuda tercepat?" tanya pelayan. "Aku akan menyewanya sekitar seminggu," jawab Lin Feng. "Untuk seminggu, tuan bisa membayar tujuh juta koin emas. Tapi tuan perlu menitipkan uang sebesar dua ratus juta koin emas sebagai jaminan. Jika tuan membawa kuda sewaan kembali kesini, uang tuan akan dikembalikan," ujar pelayan. Lin Feng memberikan dua ratus tujuh juta koin emas kepada pelayan untuk menyewa kuda dan juga jaminannya. Setelah itu, Lin Feng langsung melesat ke hutan setan dengan kuda biru bersayap. Wusss Kecepatan kuda biru bersayap berada diluar nalar kultivator biasa, bahkan Lin Feng serasa mual menaikinya karena terlalu cepat. Lin Feng turun di desa kupu-kupu bermaksud menitipkan kuda biru disana. Dia kemudian menuju ke sebuah kedai yang ada disana. "Tuan, apa aku bisa menitipkan kudaku beberapa hari disini?" tanya Lin Feng kepada pemilik kedai. "Disini tempat menjual makanan, bukan tempat penitipan binatang," jawab pemilik kedai. L
Setelah kemenangan itu, Lin Feng, Qio Yinsi, para patriark dan lainnya yang selamat membawa orang-orang yang terluka. Kaisar Qilin, pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin dibawa menuju ke istana. "Cepat panggil tabib kemari!" Qio Yinsi sangat mengkhawatirkan keselamatan ayahnya, pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin. Dia segera menyuruh pelayan untuk membawa tabib istana. "Tidak perlu memanggil tabib, aku akan memeriksanya!" Lin Feng yang dahulu diajari pengetahuan tentang kedokteran oleh petapa misterius, mencegah Qio Yinsi untuk memanggil tabib. Lin Feng segera memeriksa Kaisar Qilin, Pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin. "Untuk menyembuhkan racun ini, diperlukan pil hati emas," ucap Lin Feng setelah memeriksa Kaisar dan lainnya. Qio Yinsi merasa lemas mendengar Lin Feng menyebut pil hati emas. Pil hati emas merupakan pil tingkat lima yang hanya bisa diracik oleh alkemis legendaris. Keberadaan alkemis legendaris sangat misterius sehingga Qio Yinsi terlihat tampak putus as
Kaisar iblis menggeleng. "Kamu harus bisa mengendalikanku." "Bagaimana cara mengendalikanmu?" tanya pendekar mabuk. "Kamu akan mengetahuinya nanti," jawab kaisar iblis. Pendekar mabuk menghela nafas. "Percuma aku mengikat kontrak darah denganmu! Aku akan mati oleh assassin." "Jangan khawatir, kamu tidak akan mati oleh assassin yang sangat lemah," jawab kaisar iblis. Kaisar iblis kemudian berpamitan kepada pendekar mabuk. Menurutnya, dia akan benar-benar melebur menjadi sebuah pedang setelah segel di pedang iblis terbuka. "Selamat tinggal," ucap kaisar iblis. Pendekar mabuk tiba-tiba kembali ke dunia nyata. Dia membuka matanya, namun dengan segera pedang iblis bergerak bebas kesana-kemari dengan sendirinya. Pendekar mabuk tidak bisa mengendalikan pedang iblis. Dia mengikuti ke arah mana pedang iblis bergerak. Lalu, pedang iblis membawanya sampai ke ketua assassin. Slasss Slasss Pedang iblis bergerak sendiri menyerang ketua assassin, dan pendekar mabuk hanya mengik
Kaisar, Li Wang dan Cang Lin berusaha bangkit untuk kembali membantu Lin Feng. Wusss Wusss Wusss Ketua assassin segera melesatkan ratusan jarum beracun ke arah Kaisar, Li Wang dan Cang Lin. Mereka bertiga berusaha menghindar, namun karena luka yang sudah sangat parah beberapa jarum beracun berhasil mengenai tubuh mereka. Mereka bertiga kembali terkapar di tanah seperti orang lumpuh yang hanya bisa melihat tanpa bisa berbuat apapun. "Kaisar, Patriark ... " Lin Feng mengkhawatirkan keselamatan Kaisar Qilin, Li Wang dan Cang Lin. Lin Feng berusaha kembali berdiri tegak dengan pedang sebagai penopangnya. "Bocah, kamu benar-benar mengerikan." Ketua assasssin mengagumi Lin Feng yang tetap berdiri tegak. "Bocah sepertimu harus mati!" Ketua assasssin merasa Lin Feng akan menjadi monster jika terus dibiarkan hidup. Lin Feng masih sangat muda, namun dia dapat bertahan lama dari ketua assassin tingkat kaisar kedelapan. Hal itu membuat ketua assassin khawatir jika Lin Feng t
Kaisar Qilin, Li Wang dan Cang Lin bangkit dari tanah, kemudian menyeka darah di bibir mereka. "Kami baik-baik saja," jawab mereka. Wusss Wusss Wusss Baru saja bangkit, ketua assassin melesatkan ratusan shuriken ke arah mereka. Ratusan shuriken itu melesat sangat cepat hingga tak dapat dilihat dengan mata biasa. Trangg Trangg Trangg Lin Feng segera menangkis shuriken-shuriken itu dengan pedangnya. Namun beberapa shuriken berhasil menyayat lengannya hingga lengannya meneteskan banyak darah. Lin Feng, Kaisar Qilin, Li Wang dan Cang Lin tetap bertahan. Mereka kemudian kembali menyerang ketua assassin. Di tempat lain, pendekar mabuk bergabung dengan pihak kaisar setelah memastikan Ye Jun dalam kondisi aman. Dia bertempur dengan para assassin tidak jauh dari Qio Yinsi dan pendekar lainnya. Pendekar mabuk menggunakan pedang iblis. Dia merasa cocok dengan pedang itu dan menganggap pedang itu pasangan yang sangat sempurna baginya. "Pedang Iblis Kematian." Pendekar mabu
Pertarungan terus terjadi, Lin Feng berhasil mengalahkan lawan-lawannya dengan sangat mudah. Disisi lain, Hui San juga berhasil mengalahkan lawan-lawannya. Kini, hanya tinggal Lin Feng dan Hui San yang harus bertarung untuk menjadi pemenang. "Saudara, aku harap kamu mengerahkan seluruh kemampuanmu." Hui San telah siap berhadap-hadapan dengan Lin Feng di arena. Selama bertarung, Lin Feng hanya menggunakan lima persen kekuatannya. Hui San tidak mengetahui kekuatan Lin Feng yang sesungguhnya. Jika Hui San tahu, dia tidak mungkin berkata seperti itu. Lin Feng menggaruk kepalanya yang tidak gatal meremehkan kemampuan Hui San. "Kamu bukanlah lawanku," jawabnya. "Kita akan tahu siapa pemenangnya sebentar lagi," balas Hui San. Juripun memulai pertarungan setelah Lin Feng dan Hui San sudah siap. Lin Feng langsung berlari zigzag ke arah Hui San sementata Hui San menari dengan pedangnya untuk menghalau gerakan Lin Feng. Lin Feng dengan mudah menghindari tarian pedang Hui San. Dia