Waktu terus berlalu, ujian pertama itu terus dilakukan. Sekitar 117 Peserta sudah berhasil lolos ujian pertama dengan bersusah payah. “Sekarang giliranku,” gumam Lin Feng kemudian melangkah maju untuk memasuki menara sebelum Penatua Mang memanggilnya. Lin Feng kembali diikuti belasan peserta yang akan bersiap di dekat pintu masuk menara berpikir agar Lin Feng tidak bisa kabur setelah gagal dalam ujian. Lin Feng hanya tersenyum kecut dengan kekonyolan belasan orang peserta itu dan mengutuk mereka dalam hati. “Peserta berikutnya nomor urut 453,” ucap Penatua Mang dengan suara lantang. Wussss Lin Feng melesat dengan cepat memasuki lantai satu menara. Dalam hitungan detik, Lin Feng dapat mengetahui letak kertas jimat tersembunyi di punggung boneka di lantai pertama itu. Lin Feng mengambil kertas jimat yang menggerakkan boneka kayu itu. Gerakan dan kecepatan Lin Feng melebihi boneka kayu tersebut. Selain itu, teknik dasar beladiri sudah Lin Feng kuasai dengan sempurna, begitupun den
Lin Feng menghela nafas, “Jika aku sampah, maka kalian lebih dari sampah jika tidak dapat melalui ujian di menara,” balasnya. “Berhenti beromong kosong dan cepat katakan atau kami akan membuatmu menyesal!” “Tidak ada gunanya aku membantu orang-orang seperti kalian, kecuali jika kalian memberiku seluruh harta kalian kepadaku, sekarang!” jawab Lin Feng. Perselisihan Lin Feng dengan lima peserta diperhatikan oleh peserta lain yang juga penasaran dengan rahasia Lin Feng dapat melewati kelima lantai di menara. Begitupun dengan Tetua Zhang yang mendengar dan menyaksikannya. Kelima peserta berbisik kemudian melemparkan cincin ruang dimensi mereka yang kali ini berisi penuh uang dan sumberdaya tanpa mereka sisihkan sedikitpun. Mereka telah berdiskusi dan berpikir akan kembali mengambil dengan paksa harta mereka dari Lin Feng, menyangka Lin Feng lemah. Kelima peserta melemparkan cincin ruang dimensi mereka ke arah Lin Feng. “Cepat beritahu kepada kami!” Lin Feng menangkap seluruh cincin
Keesokan harinya, 145 peserta seleksi berkumpul di kaki gunung Sekte Pedang Api. Xiao Yuli mendekat ke arah Lin Feng dan lima peserta yang mengikutinya. “Apa aku bisa bergabung dengan kalian?” Lin Feng melirik Xiao Yuli, bertanya-tanya dalam hati tentang apa yang diinginkan Xiao Yuli sehingga mendekatinya. “Perkenalkan … aku Xiao Yuli.” Xiao Yuli berinisiatif memperkenalkan dirinya kepada Lin Feng. “Aku Lin Feng.” “Kakak Feng, bolehkah Li’er mendatangi Kakak Feng jika ingin berlatih? Li’er yakin Kakak Feng bisa masuk sekte, Li’er ingin berlatih dengan Kakak Feng di dalam sekte nanti. Jika Li’er berlatih dengan Kakak Feng, Li’er pasti akan memperoleh banyak pelajaran berharga,” ucap Xiao Li mengutarakan maksudnya,dia yakin jika dirinya dan Lin Feng dapat masuk Sekte Pedang Api. “Kami juga Kakak Feng,” sela kelima peserta di belakang Lin Feng. Kelima peserta itu masih terus merayu Lin Feng agar mereka bisa lolos seleksi masuk sekte dengan mengikuti Lin Feng yang menurut mereka san
Peserta mulai memasuki pintu gerbang. Dari luar, pintu gerbang itu tampak biasa saja. Namun setelah mereka melewatinya, tiba-tiba mereka sampai di tempat yang hampir tidak memiliki cahaya dan sangat redup. Mereka saling terpisah satu sama lain dengan tujuan yang sama yaitu mencari jalan keluar dengan membawa sebuah token. “Hanya sedikit cahaya di tempat ini. Bagaimana caraku menemukan jalan keluar?” gumam Lin Feng setelah tiba-tiba berada di sebuah lorong bawah tanah. Lin Feng kemudian duduk bersila dan menerawang ke dalam pengetahuan yang ada di pikirannya. Dia tidak ingin melangkah begitu saja dan berniat mencari cara yang mudah untuk dapat menyelesaikan ujian tersebut. Dia mencoba mencari tahu teknik yang mungkin dapat membantunya di tempat yang belum diketahuinya itu. Tidak hanya Lin Feng, peserta lainpun terlihat kebingungan dengan apa yang harus mereka lakukan di tempat yang redup itu. Mereka bersikap waspada terhadap berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi. Sementara i
Lin Feng terus melangkah dan beberapa saat berlalu dia melihat Xiao Yuli sedang menghadapi monster batu di dalam sebuah ruangan. Beberapa anak panah dan tombak pun terus melesat dari balik dinding. Xiao Yuli terpaksa harus melawan monster batu sambil menghindari anak panah dan tombak untuk mendapatkan token. Lin Feng menengok ke dalam ruangan tempat Xiao Yuli berada, “Huh, gadis itu … apa aku harus membantunya? Ah sudahlah tinggalkan saja dia,” gumamnya berniat melanjutkan langkah akan meninggalkan Xiao Yuli.Lin Feng berpikir bahwa Xiao Yuli mampu untuk menghadapi rintangan yang dilalui. Dia akan meninggalkan Xiao Yuli begitu saja tanpa sepengetahuannya jika dia mengintipnya dari balik lorong ruangan. Sejenak kemudian, Lin Feng mengurungkan niatnya meninggalkan Xiao Yuli. “Ah sial, aku akan mencoba membantunya sedikit.” Lin Feng kemudian menempelkan telapak tangannya ke dinding. Dia mengalirkan energi ke telapak tangannya dan energi itu seakan berjalan di dalam dinding. ”Anak pan
Setelah beberapa saat melangkah, Lin Feng dan Wang Ru sampai di sebuah tempat dimana ada beberapa peserta yang hilang sebagian badannya terhisap oleh lantai. Mereka hanya terlihat sebagian tubuhnya dari perut ke atas. Tidak hanya terhisap, seekor harimau putih terlihat kesana kemari menyerang mereka. Mereka terpaksa bertahan dengan pedang yang beruntung masih berada digenggaman tangan. “Kakak Feng, Wang Ru … tolong selamatkan aku!” teriak seorang peserta. Dia adalah Min Chu, salah satu dari kelima peserta yang bertaruh dengan Lin Feng sebelumnya, sama seperti Wang Ru. “Kakak Feng … ayu kita selamatkan Saudara Min Chu terlebih dahulu!” pinta Wang Ru. “Aku tidak peduli, kamu saja yang selamatkan! Aku akan pergi,” jawab Lin Feng acuh. “Kakak Feng … selamatkan aku! Kucing besar ini lama kelamaan akan membunuhku. Aku sudah tidak sanggup lagi bertahan,” Min Chu kembali berteriak. Harimau putih di tempat itu terus menerus menyerang satu persatu dari sekitar tujuh peserta. Berun
Tak lama, Lin Feng, Wang Ru dan Min Chu sampai di dekat pintu keluar. “Hahaha … Kakak Feng memang bisa diandalkan,” Wang Ru senang karena Lin Feng berhasil membawa mereka mendekati pintu keluar tanpa terkena jebakan. “Ayu kita keluar dari tempat ini!” ajak Min Chu. “Kalian berdua keluar saja terlebih dahulu dari sini! Aku akan menunggu salah satu peserta untuk memperoleh token,” ujar Lin Feng. Min Chu ingat bahwa dirinya belum memberikan token yang dia miliki. “Ambil token ini! Aku yang akan merebut token peserta lain,” ucapnya sambil melemparkan dua token untuk Lin Feng dan Wang Ru. “Saudara Chu, apa kamu yakin? Kalian berdua keluar saja terlebih dahulu, aku yang akan menunggu disini,” kata Wang Ru. Setelah cukup alot tidak ada yang mau mengalah, Lin Feng, Wang Ru dan Min Chu memutuskan untuk tidak keluar terlebih dahulu. Mereka bertiga akan menunggu seseorang di dekat pintu keluar tersebut untuk merebut token. Di area dekat tempat keluar yang cukup luas tersebut, seseorang me
Wilayah Sekte Pedang Api meliputi seluruh area Gunung Kunlun. Di gunung itu, terdapat 4 bukit yang masing-masing memiliki ketinggian yang berbeda. Bukit terendah merupakan tempat bagi murid luar, kemudian murid dalam, murid inti, dan bukit tertinggi merupakan tempat bagi patriark dan para tetua sekte. Masing-masing bukit itu memiliki fasilitas yang berbeda-beda. Semakin tinggi bukit, semakin bagus fasilitas yang diberikan. Lin Feng menjadi murid luar Sekte Pedang Api dan mendapatkan sebuah rumah kecil untuk dia tinggali. Baru saja dia akan beristirahat dan meningkatkan kultivasinya, Tetua Zhang mendatanginya. “Bocah, apa kamu mau menjadi muridku?” tawar Tetua Zhang. “Maaf Tetua Zhang, Feng’er belum memikirkan hal itu.” “Jika menjadi muridku, kamu akan mewarisi seluruh kehebatanku. Asal kamu tahu, di sekte ini, aku menolak siapapun menjadi muridku karena tidak ada satupun yang berbakat. Kamu akan menjadi muridku satu-satunya.” “Maaf Tetua Zhang, Feng’er tidak tertarik,” tolak Lin
Satu persatu ular es raksasa kembali muncul di hadapan Lin Feng dari berbagai sisi gua es. Lin Fengpun dengan mudah menghabisi mereka dengan menancapkan pedangnya ke otak mereka. Tanpa terasa, Lin Feng telah menghabisi tiga puluh ular es raksasa. Diapun menguliti semua ular es itu dan mengambil empedunya. Ular es raksasa merupakan jenis binatang buas. Meskipun begitu, kekuatan mereka tidak bisa dipandang sebelah mata. Hanya saja, kekuatan ular es raksasa tidaklah lebih hebat dibandingkan Lin Feng. Lin Feng kembali menyusuri gua es setelah menghabisi semua ular es raksasa yang muncul. Tak lama, Lin Feng menemukan pusat gua es itu. Dia melihat tempat yang cukup luas dengan pepohonan berlapis es berada di sekelilingnya. Lin Feng menengok ke kanan kiri untuk mencari sumber energi yang membuat gua itu terselimuti es. "Ketemu, disanalah sumber energi itu!" Lin Feng melihat kolam air dan meyakini jika di dalam kolam air itulah sumber energi gua es berada. Tanpa menunggu waktu l
Pertarungan antara Lin Feng melawan wanita siluman terlihat sangat dahsyat. Dalam radius puluhan kilometer pepohonan hancur lebur, tanah retak dan menjadi lubang kawah akibat teknik dan jurus dari keduanya. Lin Feng terus menggempur wanita siluman dengan tarian pedangnya yang sangat anggun. Wanita siluman berusaha menjauh dari Lin Feng agar bisa mengeluarkan tekniknya. Namun Lin Feng tidak membiarkan hal itu. Wanita siluman hanya bisa bergerak mundur sementara Lin Feng terus mengejarnya. "Jika terus seperti ini, aku pasti akan kalah," desah wanita siluman frustasi. Wanita siluman adalah salah satu siluman tersesat yang entah kenapa sampai di kekaisaran qilin. Dia termasuk golongan siluman yang sangat lemah yang ada di hutan siluman di kekaisaran luo. Namun meskipun begitu, kultivasi wanita siluman yang berada ditingkatan kaisar keenam tidak bisa diremehkan. "Wanita siluman, kenapa kamu sampai di kekaisaran qilin?" tanya Lin Feng sambil terus menyerang. "Maukah kamu menye
Penguasa hutan setan ternyata merupakan salah satu siluman tersesat yang berasal dari Kekaisaran Luo. Wanita siluman itu sebenarnya sudah berusia ratusan tahun, namun karena menyerap energi para pemuda tampan dan hebat, dia terlihat seperti wanita muda yang sangat cantik. "Cih, darimana kamu tahu kalau aku adalah siluman?" "Tidak perlu banyak bertanya! Sebentar lagi kamu akan mati," ucap Lin Feng. Lin Feng mengetahui aura wanita itu berbeda dari manusia. Sekali melihat, dia dapat mengetahui jika wanita itu adalah siluman. "Tampaknya, kamu harus aku paksa untuk menjadi suamiku." "Coba saja kalau kamu bisa!" Wanita siluman mengibaskan lengannya. Seketika, puluhan pisau langsung melesat ke arah Lin Feng. Lin Feng berlari zigzag menghindari pisau-pisau yang melesat ke arahnya. Duarrr Duarrr Duarrr Pisau-pisau yang dilesatkan wanita siluman mengenai pepohonan besar hingga membuat pepohonan itu hancur berkeping-keping. Lin Feng bergerak mendekati wanita siluman set
"Berapa hari tuan ingin menyewa kuda tercepat?" tanya pelayan. "Aku akan menyewanya sekitar seminggu," jawab Lin Feng. "Untuk seminggu, tuan bisa membayar tujuh juta koin emas. Tapi tuan perlu menitipkan uang sebesar dua ratus juta koin emas sebagai jaminan. Jika tuan membawa kuda sewaan kembali kesini, uang tuan akan dikembalikan," ujar pelayan. Lin Feng memberikan dua ratus tujuh juta koin emas kepada pelayan untuk menyewa kuda dan juga jaminannya. Setelah itu, Lin Feng langsung melesat ke hutan setan dengan kuda biru bersayap. Wusss Kecepatan kuda biru bersayap berada diluar nalar kultivator biasa, bahkan Lin Feng serasa mual menaikinya karena terlalu cepat. Lin Feng turun di desa kupu-kupu bermaksud menitipkan kuda biru disana. Dia kemudian menuju ke sebuah kedai yang ada disana. "Tuan, apa aku bisa menitipkan kudaku beberapa hari disini?" tanya Lin Feng kepada pemilik kedai. "Disini tempat menjual makanan, bukan tempat penitipan binatang," jawab pemilik kedai. L
Setelah kemenangan itu, Lin Feng, Qio Yinsi, para patriark dan lainnya yang selamat membawa orang-orang yang terluka. Kaisar Qilin, pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin dibawa menuju ke istana. "Cepat panggil tabib kemari!" Qio Yinsi sangat mengkhawatirkan keselamatan ayahnya, pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin. Dia segera menyuruh pelayan untuk membawa tabib istana. "Tidak perlu memanggil tabib, aku akan memeriksanya!" Lin Feng yang dahulu diajari pengetahuan tentang kedokteran oleh petapa misterius, mencegah Qio Yinsi untuk memanggil tabib. Lin Feng segera memeriksa Kaisar Qilin, Pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin. "Untuk menyembuhkan racun ini, diperlukan pil hati emas," ucap Lin Feng setelah memeriksa Kaisar dan lainnya. Qio Yinsi merasa lemas mendengar Lin Feng menyebut pil hati emas. Pil hati emas merupakan pil tingkat lima yang hanya bisa diracik oleh alkemis legendaris. Keberadaan alkemis legendaris sangat misterius sehingga Qio Yinsi terlihat tampak putus as
Kaisar iblis menggeleng. "Kamu harus bisa mengendalikanku." "Bagaimana cara mengendalikanmu?" tanya pendekar mabuk. "Kamu akan mengetahuinya nanti," jawab kaisar iblis. Pendekar mabuk menghela nafas. "Percuma aku mengikat kontrak darah denganmu! Aku akan mati oleh assassin." "Jangan khawatir, kamu tidak akan mati oleh assassin yang sangat lemah," jawab kaisar iblis. Kaisar iblis kemudian berpamitan kepada pendekar mabuk. Menurutnya, dia akan benar-benar melebur menjadi sebuah pedang setelah segel di pedang iblis terbuka. "Selamat tinggal," ucap kaisar iblis. Pendekar mabuk tiba-tiba kembali ke dunia nyata. Dia membuka matanya, namun dengan segera pedang iblis bergerak bebas kesana-kemari dengan sendirinya. Pendekar mabuk tidak bisa mengendalikan pedang iblis. Dia mengikuti ke arah mana pedang iblis bergerak. Lalu, pedang iblis membawanya sampai ke ketua assassin. Slasss Slasss Pedang iblis bergerak sendiri menyerang ketua assassin, dan pendekar mabuk hanya mengik
Kaisar, Li Wang dan Cang Lin berusaha bangkit untuk kembali membantu Lin Feng. Wusss Wusss Wusss Ketua assassin segera melesatkan ratusan jarum beracun ke arah Kaisar, Li Wang dan Cang Lin. Mereka bertiga berusaha menghindar, namun karena luka yang sudah sangat parah beberapa jarum beracun berhasil mengenai tubuh mereka. Mereka bertiga kembali terkapar di tanah seperti orang lumpuh yang hanya bisa melihat tanpa bisa berbuat apapun. "Kaisar, Patriark ... " Lin Feng mengkhawatirkan keselamatan Kaisar Qilin, Li Wang dan Cang Lin. Lin Feng berusaha kembali berdiri tegak dengan pedang sebagai penopangnya. "Bocah, kamu benar-benar mengerikan." Ketua assasssin mengagumi Lin Feng yang tetap berdiri tegak. "Bocah sepertimu harus mati!" Ketua assasssin merasa Lin Feng akan menjadi monster jika terus dibiarkan hidup. Lin Feng masih sangat muda, namun dia dapat bertahan lama dari ketua assassin tingkat kaisar kedelapan. Hal itu membuat ketua assassin khawatir jika Lin Feng t
Kaisar Qilin, Li Wang dan Cang Lin bangkit dari tanah, kemudian menyeka darah di bibir mereka. "Kami baik-baik saja," jawab mereka. Wusss Wusss Wusss Baru saja bangkit, ketua assassin melesatkan ratusan shuriken ke arah mereka. Ratusan shuriken itu melesat sangat cepat hingga tak dapat dilihat dengan mata biasa. Trangg Trangg Trangg Lin Feng segera menangkis shuriken-shuriken itu dengan pedangnya. Namun beberapa shuriken berhasil menyayat lengannya hingga lengannya meneteskan banyak darah. Lin Feng, Kaisar Qilin, Li Wang dan Cang Lin tetap bertahan. Mereka kemudian kembali menyerang ketua assassin. Di tempat lain, pendekar mabuk bergabung dengan pihak kaisar setelah memastikan Ye Jun dalam kondisi aman. Dia bertempur dengan para assassin tidak jauh dari Qio Yinsi dan pendekar lainnya. Pendekar mabuk menggunakan pedang iblis. Dia merasa cocok dengan pedang itu dan menganggap pedang itu pasangan yang sangat sempurna baginya. "Pedang Iblis Kematian." Pendekar mabu
Pertarungan terus terjadi, Lin Feng berhasil mengalahkan lawan-lawannya dengan sangat mudah. Disisi lain, Hui San juga berhasil mengalahkan lawan-lawannya. Kini, hanya tinggal Lin Feng dan Hui San yang harus bertarung untuk menjadi pemenang. "Saudara, aku harap kamu mengerahkan seluruh kemampuanmu." Hui San telah siap berhadap-hadapan dengan Lin Feng di arena. Selama bertarung, Lin Feng hanya menggunakan lima persen kekuatannya. Hui San tidak mengetahui kekuatan Lin Feng yang sesungguhnya. Jika Hui San tahu, dia tidak mungkin berkata seperti itu. Lin Feng menggaruk kepalanya yang tidak gatal meremehkan kemampuan Hui San. "Kamu bukanlah lawanku," jawabnya. "Kita akan tahu siapa pemenangnya sebentar lagi," balas Hui San. Juripun memulai pertarungan setelah Lin Feng dan Hui San sudah siap. Lin Feng langsung berlari zigzag ke arah Hui San sementata Hui San menari dengan pedangnya untuk menghalau gerakan Lin Feng. Lin Feng dengan mudah menghindari tarian pedang Hui San. Dia