“Enggak bisa gitu juga dong, Lisa! Sudahlah Ibu enggak mau ribut. Ibu juga pusing, sakit kepala, perut lapar. Dari tadi ibu teriak-teriak haus sekali. Awas minggir-minggir, Ibu mau minum! Ya, Tuhan, rasanya sudah seperti mau mati saja. Mbok Wati tolong ambilin minum, aku haus sekali!” teriak ibu seraya sedikit mendorong badanku yang sudah diambang pintu agar beliau bisa masuk rumah. Dasar ibu mertuaku benar-benar tidak tahu malu.“Eh, kamu ngapain mau masuk rumahku juga!? Kan, sudah aku bilang bahwa rumahku ini mengharamkan ulat keket seperti kamu masuk ke dalam. Pergi sana! Kamu sudah punya rumah yang dikasih Mas Eko. Ups, lupa bukan dikasih itu belum lunas. Sudah sana pergi, lama-lama mataku sakit melihat perempuan seperti kamu!” Usirku pada Rara saat dia ingin menyusul ibu masuk ke rumah. Kudorong bahunya dengan kuat sampai dia hampir terjatuh. Aku segera masuk dan menutup pintu.“Teteh .... Teh Lisa, buka dong, pintunya! Kenapa ditutup, aku juga mau masuk? Kalau Teh Rara enggak
Terakhir Diperbarui : 2022-12-31 Baca selengkapnya