Semua Bab Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu: Bab 51 - Bab 60

185 Bab

BAB 53. Penasaran.

“Permisi, Mbak ... ada yang bisa kami bantu?” sapa suster di bagian resepsionis. Astaghfirullah aku begitu memperhatikan teh Ocha dan keluarganya sampai aku lupa bahwa di dekatku ada resepsionis. Sekilas kulirik Teh Oca dan keluarganya duduk di ruang tunggu.“Begini, Sus, saya ingin bertemu dengan Bidan Linda. Sebenarnya kemarin harusnya saya menemui beliau, tapi ada keperluan mendadak, jqdi saya tidak bisa ke sini. Apa Bidan Linda hari ini ada?”“Ada, tapi kebetulan Bu Bidan sedang ada pasien melahirkan, jadi Mbaknya bisa menemui beliau setelah bidan selesai menangani pasien. Ini nomor antriannya nanti akan kami panggil, ya?” Kuambil nomor antrian yang diberikan oleh suster kulihat nomor antrian 8 padahal rumah bersalin ini masih sepi kenapa aku dapat nomor 8? Harusnya kan, di bawah ini.“Suster, maaf memangnya ada pasien banyak kok, saya dapat antrian nomor 8? Perasaan hanya ada saya di sini?” tanyaku lagi. Kalau sampai aku benar-benar harus menunggu bisa-bisa Mas Eko akan sampai
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-11
Baca selengkapnya

BAB 54. Penjelasan Bidan Linda.

“Assalamualaikum. Permisi Bu Bidan,” sapaku kepada bidan Linda yang sibuk mencatat sesuatu.“Waalaikumsalam ... silakan duduk,” jawab Bindan Linda dengan ramah.“Apa kabar Mbak Lisa, kemarin sudah saya tunggu loh, tapi ternyata nggak dateng,” tanyanya.“Alhamdulillah baik Bu Bidan. Kemarin saya ada keperluan keluarga mendadak, jadi tidak bisa datang. Maaf ....” jawabku sungkan. Sungguh aku merasa tidak enak sekali karena mengingkari janjiku sendiri.“ Alhamdulillah kalau begitu.”“Em ... maaf Bu Bidan. Saya bermaksud menanyakan yang kemarin itu,” kataku lagi.“Oh, iya ... kemarin saya dengan beberapa suster sudah mencoba mencari dokumen yang sama persis dengan yang Mbak Lisa bawa dan memang kami mengakui bahwa akte kelahiran yang Mbak Lisa bawa itu dari rumah bersalin ini. Memang benar Mbak Lisa merupakan pasien melahirkan 1 tahun yang lalu, tapi anak yang Mbak Lisa lahirkan krisis lalu kami rujuk ke rumah sakit.”“Jadi anak saya kritis Bu Bidan? Lalu kenapa saya tidak tahun, ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-12
Baca selengkapnya

BAB 55. Berkas apa?

“Iya, Mbak Lisa memang benar. Waktu pengajuan akta kelahiran seorang bayi itu menggunakan KK dan juga KTP kedua orang tuanya dan memang saya langsung yang terjun untuk mengurus itu, tapi memang saya tidak memperhatikan apakah itu satu orang yang sama atau tidak karena kan, yang lahiran di sini banyak jadi yang mengajukan akte kelahiran juga banyak. Kebetulan juga waktu Mbak Lisa mengajukan akte kelahiran untuk anak Mbak Lisa itu sekitar 1 bulan setelah kelahiran karena mungkin keluarga Mbak Lisa sangat sibuk. Ke dua orang tua Mbak Lisa waktu melengkapi administrasi di sini belum mengajukan pembuatan akta setelah sekitar 1 bulan kemudian baru KK dan KTP diantarkan,” jelas Bidan Linda lagi.“Oh, begitu Bu bidan, tapi ini NIK nama ayahnya benar-benar sama. Saya hanya ingin memastikan saja. Kalau pun benar tidak apa-apa,” kataku lagi. Pandangan beliau pun merasa iba padaku bahkan beliau seperti bingung dan ingin sekali menanyakannya padaku lebih lanjut, tapi beliau sadar ini menyangkut
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-13
Baca selengkapnya

BAB 56. Siapa yang datang?

“Berkas apa yang kamu maksud, Mas? Apakah ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?” Mas Eko langsung salah tingkah dan buru-buru menggelengkan kepalanya.“Bukan apa-apa hanya Berkas pekerjaan biasa,” elak Mas Eko. Dia beranjak ke lemari dan mengobrak-abrik isinya.“Oh, iya? Pekerjaan yang mana, kok, aku tidak tahu?” cecarku.“Memangnya segala sesuatu seorang istri harus tahu?” jawab Mas Eko balik bertanya.“Tentu saja dong, Mas. Bukankah kamu tadi sudah menuntutku untuk memberi tahu padamu tentang segala sesuatu yang aku kerjakan?”“Ya, itu istri. Kalau suami itu tidak wajib.”“Oh, jadi gitu aturannya. Sudah seperti majikan dan asistennya saja, dong! Aku tentu saja tidak akan pernah mau menaati peraturan yang sama sekali tidak menguntungkan bagiku. Sebaiknya sekarang kamu keluar!” Usirku.“Berisik! Aku sedang ada perlu di sini. Aku butuh berkas yang aku simpan di sini!” bentak Mas Eko.“Ck, katanya tadi tidak penting kok, sekarang butuh?”“Bisa diam enggak kamu itu, Lisa! Bawel
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-14
Baca selengkapnya

BAB 57. Indra.

“Bu, ada tamu di bawah yang mencari Ibu katanya sih, teman ibu sekolah,” kata Pak Salim, sopir travel yang rute Lampung-Jakarta.Mas Eko yang tadinya berjalan terburu-buru bersama ibu menghentikan langkahnya. Padahal dia sudah mau menuruni anak tangga. Dia memilih berbalik arah lalu kembali menghampiriku“Teman sekolah yang mana, Dik? Kamu jangan macam-macam walau bagaimana pun juga kamu masih istriku,” kata Mas Eko.“Eko apa-apaan kamu malah balik lagi! Ayo, cepetan pulang! Ini lebih penting dari sekedar tamunya Lisa,” ajak ibu seraya menarik lengan Mas Eko.“Tunggu dulu, Bu. Ini juga penting. Aku tidak mau Lisa main api di belakangku. Ibu tahu kan, dia itu masih istriku?” tolak Mas Eko.“Lisa, urusan nanti Eko. Ini jauh lebih penting dari sekedar tamunya Lisa. Percayalah pada Ibu, perempuan ini tidak akan berani macam-macam. Dia itu cinta mati sama kamu. Asal kamu tahu aja dia minta pisah sama kamu itu hanya menggertak. Sudahlah perempuan seperti Lisa itu enggak perlu dikhawati
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-15
Baca selengkapnya

BAB 58. Siapa yang buat keributan?

Mas Eko sedikit ragu untuk meninggalkanku. Tatapannya tetap di sini. Dia berkali-kali melirikku, tapi aku berkali-kali juga membuang muka. Emang enak kucuekin!“Eko, ayo buruan tidak usah kamu pedulikan si Lisan. Ingat apa kata Ibu, dia pasti tidak akan pernah benar-benar meninggalkanmu. Cepetan! Kalau tidak kita akan kehilangan semuanya. Kamu tidak mau, kan?” bisik ibu, tapi aku masih bisa mendengarnya.“Ta—pi Bu, apa benar-benar Rara tidak bisa mengatasinya?” jawab Mas Eko.“Kamu itu tidak usah mengandalkan orang lain. Istrimu yang berpendidikan saja tidak becus apalagi macam Rara yang hanya tamatan SMP. Cepetan pulang!” kata ibu lagi.Wow, sejujurnya aku sangat terkejut! Ternyata seleranya Mas Eko benar-benar jauh dari ekspektasiku.Kukira Rara si pelakor yang glamor hidupnya itu berpendidikan tinggi. Ya, setidaknya minimal lulusan sarjana strata satu, tapi ternyata dia hanya seorang perempuan udik yang hanya lulusan SMP. Pantas saja dia mau dijadikan selingkuhannya Mas Eko terny
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-17
Baca selengkapnya

BAB 59. Rupanya mereka.

“Indra ... maaf sepertinya pertemuan kita hari ini tidak bisa lama karena aku harus segera pulang. Di rumah ada keributan besar aku takut terjadi sesuatu dengan anakku,” kataku pada Indra.“Oh, ya, sudah tidak apa-apa. Lain kali kita bisa bertemu lagi dan sepertinya memang aku datang di saat yang tidak tepat. Semoga apa pun itu permasalahanmu, kamu kuat, ya? Karena aku tahu banget kamu adalah perempuan tangguh,” jawab Indra.“Insya Allah ... pasti itu. Aku akan berusaha kuat terima kasih atas supportnya kalau begitu aku permisi. Kamu bisa ngobrol dengan stafku.”“Ah, tidak perlu. Aku juga sepertinya lebih baik kembali ke hotel saja atau barangkali kita bisa bareng biar aku tahu di mana tempat tinggalmu. Mau aku antar?” tawar Indra.“Tidak usah, Ndra, terima kasih banyak. Aku bisa nyupir sendiri, kok! Lagi pula kalau aku pulang sama kamu bisa jadi ribut lagi dengan suamiku,” tolakku secara halus.“Ya, sudah hati-hati di jalan.” Aku hanya mengangguk saja lalu melamaikan tangan padanya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-18
Baca selengkapnya

BAB 60. Minta anak.

“Halah itu hanya alasanmu saja, kan? Bilang saja kamu itu ke sini mau menggoda A’ Eko. Ternyata kamu selama ini hanya pura-pura gila biar dapat perhatian lebih dari A’ Eko. Sudah sana pulang! Kehadiranmu tidak dibutuhkan.” Usir Rara.“Kamu itu ya, dasar kacang lupa kulitnya.l! Kamu bisa jadi istrinya Eko dan hidup enak itu berkat Mamang dan Tetehmu. Kamu itu harusnya berkaca dan sadar posisimu, jadi jangan merasa dibutuhkan oleh Eko,” sahut bapaknya teh Oca. Sebenarnya aku cukup terkejut atas pertengkaran mereka berarti selama ini mereka memang tidak akur.“Apa, Mamang lupa kalau ini juga peran dari Tuhan? Walaupun Mamang dan keluarga Mamang yang mempertemukan aku dengan A’ Eko kalau bukan karena takdir Tuhan tentu saja kami tidak akan berjodoh. Sudahlah Mang, pulang saja lebih baik urusin teh Oca. Obatin sampai benar-benar sembuh. Lagi pula A’ Eko itu sudah tidak butuh lagi. A’ Eko sudah jatuh ke pelukanku dan teh Ocha akan segera diceraikan atau mungkin ceraikan sekarang pun bis
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-19
Baca selengkapnya

BAB 61. Luluhkah?

“Heh,dasar ya, kamu menantu tidak tahu diri! Berani sekali kamu menampar anak Ibu. Sudah kasih apa kamu ke Eko!? Kurang ajar! Sini lawan Ibu!” pekik ibu tidak terima saat Teh Oca menampar pipi Mas Eko dengan sangat kuat. Lalu ibu menjambak rambut Teh Ocha dan tercerai terjadilah pergulatan di antara ke duanya.Ke dua orang tua Teh Ocha pun tidak terima anaknya diperlakukan kasar seperti itu. Ibunya Teh Oca mengambil gagang kayu sapu lidi yang tergeletak tak jauh dari pohon palemku. Lalu memukulkannya ke pantat ibu mertuaku. Salsa rupanya pun tidak terima ibunya dipukuli begitu, dia membalas pukulan ibu Teh Oca dengan menggunakan sendal hak tingginya di pundak ibu Teh Oca. Hitungan detik terjadi keributan besar lagi di rumahku.Aku masih bingung antara harus keluar atau tidak. Karena jika aku muncul sekarang aku tidak akan mengetahui lebih banyak lagi obrolan mereka. Mas Eko dan Bapk Teh Ocha berusaha melerai ke dua kubu yang saling bertengkar itu. Sedangkan Rara sibuk memvideokanny
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-20
Baca selengkapnya

BAB 62. Kejutan.

Kurekam aksi cacing maki dan pergulatan mereka.Drrrttt ....Sedang asyik merekam keributan mereka malah Mbok Wati meneleponku. Terpaksa aku reject karena jika aku jawab pasti Mbok Wati akan tahu kalau aku di sini. Sebab teriakan mereka sangat menggelegar. Aku sengaja merekam mereka untuk aku jadikan bukti jika suatu saat dibutuhkan dan tentunya akan aku viralkan suatu hari nanti.Drrttttt ...[Bu, Ibu di mana? Kenapa lama sekali? Itu orang-orang di depan berantemnya makin parah, Bu. Jeritannya kuat sekali. Fia juga rewel. Kok, Ibu tidak sampai-sampai, sih?] Kubaca WA dari Mbok Wati.Sepertinya persembunyianku memang benar benar akurat buktinya Mbok Wati pun tidak bisa melihat keberadaanku.[Sabar, Mbok. Sebentar lagi aku juga sampai. Mbok Wati enggak usah memperhatikan mereka fokus aja pada Fia. Lagi pula mereka itu tidak penting.] Balasku.[Iya, sih, Bu. Maunya Mbok juga gitu tidak bisa terlalu memperhatikan, tapi gimana terikan mereka sangat memakikan telinga. Berisik sekali sud
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
19
DMCA.com Protection Status