Semua Bab Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu: Bab 101 - Bab 110

185 Bab

BAB 103. Lampu hijau.

POV RARA. ***“Neng, ini udah jam 07.05, loh. Kok, mereka belum jemput Teteh, ya. Jangan-jangan mereka nggak jadi ngajakin. Jangan-jangan Teh Ocha sama keluarga besarnya sudah berhasil membujuk suami dan juga mertuanya agar tidak jadi bawa kamu, Neng. Kok, Emak jadi curiga sama mereka, ya, sampai jam 07.00 lewat nggak jemput kamu. Jangan-jangan, mereka itu nggak mau kita jadi orang sukses juga, Neng. Mereka maunya yang di atas terus. Sedangkan kita jadi keluarga miskin terus,” ucap Emak yang sejak tadi sudah menunggu kedatangan mereka di teras depan bersama cucunya. Emak mondar-mandir seperti gosokan.“Ih! Iya juga, ya, Mak. Udah jam 07.00 lewat, loh. Biasanya, kan, orang kota selalu on time. Aduh! Gimana, ya, Mak, kalau sampai beneran aku nggak jadi kerja di kota. Pupuslah sudah semua impianku, Mak,” jawabku lesu. Jangan-jangan, apa yang dikatakan Emak benar adanya kalau Teh Ocha berhasil membujuk mereka lagi. Kalau sampai itu terjadi, lihat aja Teh Ocha! Kamu akan jadi salah satu o
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-11
Baca selengkapnya

BAB 104. Perjalanan.

POV Rara.Jika ada baiknya silakan diambil jika tidak abaikan. Bantu follow akunku, ya, teman-teman! Terima kasih.***Pip! Pip!Suara klakson mobil milik suami Teh Ocha sudah terdengar. Emak buru-buru mengambil koperku yang masih ada di dalam dan membawakannya.“Neng, pokoknya hati-hati di sana, ya! Neng ingat pesan Emak! Ingat pesan Bapak! Ingat pesan adik-adikmu. Pokoknya kalau udah sampai di sana, Neng kabarin Emak!” oceh Emak seraya memelukku. Kurasakan bahuku basah pasti Emak menangis. Apalagi ini adalah kali pertamanya kepergianku merantau. Selama 25 tahun ini aku tidak pernah pergi ke mana-mana serta menjadi gadis rumahan adalah pilihanku.“Iya, Mak. Pasti, aku akan jaga diri. aik-baik. Oh, ya, Mak, tadi A' Eko ada balas WhatsApp aku. Dia itu sepertinya tertarik padaku,” bisikku di telinga Emak agar Susi dan Bapak tidak mendengar. Untung saja mereka sedang berbincang-bincang dengan A' Eko dan keluarganya.“Oh, ya? Bagus itu, Neng. Pokoknya kamu harus rayu dia terus sampai dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-11
Baca selengkapnya

BAB 105. Sampai.

POV RARA. ***Mungkin maksud Tuhan adalah aku gantian hidup enak dengan Teh Ocha atau mungkin saja ini adalah waktu yang tepat bagiku karena kan, Teh Ocha sedang hamil, tapi dia tidak bisa memuaskan A' Eko. Lagi pula, kalau aku jadi pelakor terlebih dulu, mau melakorin siapa, mau melakorin yang mana, kan, tidak punya kenalan? Masa, iya, aku harus merebut A' Eko? Dulu, kan, A' Eko sama Teh Ocha masih jadi pengantin baru. Masih hangat-hangatnya. Jadi, itu mustahil.“Nak Rara, Tante turun di sini karena Tante juga harus pulang ke kampung. Tante akan diantarkan oleh sopirnya Eko. Pokoknya pesan Tante, kamu harus bekerja dengan baik. Eko, anterin adikmu ke rumahnya! Pastikan dia masuk ke dalam rumah. Jangan lupa apa yang Ibu katakan sama kamu semalam Eko,” ucap Ibu Mertua Teh Ocha. Aku segera membantu menurunkan barang-barang beliau.Tak lama, seorang pria paruh baya mengambilnya. Aku yakin itu adalah sopir mereka. Wah, ternyata Eko benar-benar orang kaya. Ibunya saja diantarkan oleh sopi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-11
Baca selengkapnya

BAB 106. Nakal.

POV RARA. ***Duh! Emak ke mana, sih? Sudah dua kali panggilan, masa nggak dijawab juga. Padahal, kan, aku udah nggak sabar mau menyampaikan kabar gembira ini. Angkat, dong, Mak! Angkat! Anak Emak ini ingin ngobrol dengan Emak.“Halo, Rara. Kamu sudah sampai, Nak!?” sapa Emak saat video call kami tersambung. Aku lalu tersenyum pada Emak dan melambaikan tangan.“Iya, Mak. Aku sudah sampai sekitarnya 30 menit yang lalu. Lihat, Mak! Ini kamar yang aku tempati. Luas banget dan ada AC-nya. Kasurnya empuk dan ada TV-nya. Lemarinya bagus, lantainya dingin. Pokoknya enak sekali, Mak, di sini,” jawabku seraya kuarahkan kamera ke semua sudut di kamar ini.“Wah. Iya bagus banget, ya, Ra! Beruntung kamu dapat kerja di sana. Pokoknya kamu harus pandai mengambil hatinya si Eko, biar kamu juga hidup enak seperti Teh Ocha, ya? Di mana itu si Ocha? Kok, sepi sekali, sih?”“Ada di kamarnya, Mak. Di lantai atas. Tadi itu dia kedor-kedor pintu minta dibikinin es jeruk, tapi aku nggak mau, Mak. Aku diam
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-11
Baca selengkapnya

BAB 107. Mendatangiku.

POV RARA. ****“Enggak, Teteh. Nggak capek. Tenang aja! Lagi pula, kan, aku bukan pembantu yang nggak menginap di sini. Jadi aku bisa, kan, ngerjainnya santai dan nggak terlalu terburu-buru gitu,” jawabku lagi. Walau kesal, tapi aku senang akhirnya besok aku keluar dari rumah ini. Bisa melihat pemandangan kota dan juga diajak main ke mall. Nggak apa-apalah aku nggak belanja. Nanti kalau aku sudah jadi istri simpanan A' Eko, aku juga pasti bakalan belanja bareng-bareng seperti Teh Ocha.“Ya udah, ya. Besok kita berangkat sekitar jam 09.00 pagi, ya. Setelah kamu beres-beres sama buat sarapan dan satu lagi pinta aku, Ra. Kamu jangan makan di meja makan selama ada A' Eko! Ini adalah privasi tuan rumah. Jadi kalau kami sedang makan, kamu lebih baik masuk ke kamar atau nonton TV, atau beres-beres. Aku nggak mau momen aku sama suamiku terhalang oleh pembantu. Ya, kan, Aa? Pokoknya aku nggak mau, loh, kalau ada Rara di sini ikutan makan bareng kita. Pokoknya aku maunya ruang ini, privasi ki
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-11
Baca selengkapnya

BAB 108. Terpaksa.

POV RARA. Jangan contoh tindakan yang tidak terpuji. Bantu follow akunku ya, teman-teman.! Terima kasih ....***“Nggak mau, Aa' Pokoknya aku nggak mau sesuatu terjadi padaku. Takut Teh Ochanya tahu. Nanti yang ada aku diusir dari sini. Aa' ... balik lagi sana ke kamar Teteh! Ini sudah malam. Aku juga mau tidur. Besok kan, harus bangun pagi menemani Teteh belanja," tolakku.“Justru itu karena besok kamu mau menemani Teh Ocak belanja, makanya Aa' mau ngomong sama kamu. Kamu juga mau, kan, belanja? Nanti Aa kasih uang,” jawab A' Eko. Apa dia mau memberikan aku uang untuk belanja? Oke kalau gitu, aku harus tanya berapa nominalnya.“Alah ... Aa' bohong, kan? Mana mungkin Aa' mau ngasih aku uang belanja? Aku, kan, baru kerja. Lagi pula, belum juga waktunya gajian. Pasti Aa' cuma bohong cuma PHP-in aku.”“Enggak, Neng. Beneran. Makanya buka dulu pintunya.”“Nggak mau, Aa'. Aku bukan anak kecil yang bisa di PHP-in!" tolakku lagi.“Ya ampun, Neng. Aa' itu nggak pernah PHP-in perempuan. Apala
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-11
Baca selengkapnya

BAB 109. Siapa Lisa?

POV Ocha.***“A', pokoknya aku nggak mau tahu deh, buruan kamu lamar aku! Kan, kamu sudah janji sama aku. Ini sudah jalan satu tahun hubungan kita, tapi tidak ada kejelasan sama sekali. Apa kamu itu benar-benar tidak cinta padaku, Aa?! Apa aku ini hanya sebagai pelampiasan nafsumu saja? Pokoknya, aku nggak mau tahu. Kalau kamu nggak mau nikahin aku secepatnya, aku bakalan bilang ke istrimu itu. Pasti, istrimu akan syok. Dia pulang kerja jauh-jauh dari Jepang, suaminya malah selingkuh. Kalau kamu nggak mau, aku laporin pokoknya, sesuai janji ... kamu nikahin aku secepatnya!” cecarku pada A' Eko.“Sabar, dong, Sayang! Kalau kamu mau sabar sedikit lagi, aku pasti akan penuhi janjiku. Lagi pula, kan, aku lagi mengumpulkan uang untuk pernikahan kita. Kamu bilang, nggak mau kalau nikahnya cuma di KUA, sedangkan aku harus mengumpulkan modal untuk pesta. Kamu tahu sendiri, kan, semua barang yang aku punya ini, milik istriku. Kalau aku pakai secara sengaja dengan jumlah yang banyak, dia past
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-12
Baca selengkapnya

BAB 110. Bodohnya Aku.

POV Ocha. ****“Ocha. Sudah, deh, sayangku. Jangan banyak menuntut! Kan, sudah aku bilang berkali-kali di awal hubungan kita. Jangan banyak menuntut padaku karena aku ini lelaki berstatus punya istri. Yang penting kebutuhan kamu aku penuhi kan, sudah aku bilang berkali-kali padamu, Ocha. Kenapa sekarang kamu menuntut lain? Dan satu hal lagi aku akan terus menyebut nama Lisa di depan kamu. Mungkin untuk mulai saat ini dan seterusnya karena Lisa itu adalah istriku. Sekarang aku tidak bisa menunda penjemputan ini. Lisa pulang dari Jepang tanpa memberitahukannya. Kamu bayangkan saja, sampai dia ngambek karena tidak aku jemput. Bisa-bisa semuanya akan berantakan. Kamu nggak mau kan, kalau semuanya berantakan? Kamu menuntut aku untuk menikahimu, maka dari itu kali ini tolong mengalah. Lisa harus segera aku jemput dia sudah menungguku di bandara. Kamu pulang pakai ojek. Aku akan langsung ke bandara, ya,” terang A' Eko.Oh, jadi Lisa itu adalah istrinya. Ya Tuhan. Bodoh sekali aku. Satu ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-12
Baca selengkapnya

BAB 111. Ditagih hutang.

POV Ocha. ****[Eh! Bener-bener, ya, kamu. Cuma utang Rp100.000 aja mau kamu viral-viralkan. Ya, udah, cepetan kirim nomor rekening kamu dan aku transfer sekarang juga bila perlu aku lebihkan, biar kamu tahu sekarang aku ini sedang punya duit. Jangan lagi-lagi ya, kamu nagih hutang sama aku. Kalau aku up status kamu tuh' komen yang positif aja. Kamu aminkan kek. Jadi bisa buat motivasi kamu, bisa buat doa untukmu. Dasarnya kamu itu dengki iri hati, Rahma. Pantesan saja, sih, hidupmu gitu-gitu aja. Yang ada karena otakmu itu dipakai untuk berpikir yang negatif-negatif. Tidak terafirmasi dengan yang positif. Makanya kamu miskin terus. Sekarang aku bisa menghinamu karena selama ini kamulah yang selalu menghinaku. Enak atau tidak dihina? Enggak enak, kan? Makanya kalau mau menghina orang itu mikir-mikir dulu. Biar di saat kita di bawah, tidak ada yang menghina kita. Paham kamu, Rahmah? Pokoknya cepetan kirim nomor rekening kamu. Aku kasih kamu waktu 3 menit. Kalau nggak, aku nggak akan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-12
Baca selengkapnya

BAB 112. Gelisah.

POV Ocha. ****[Bagaimana, Ocha, dengan status WhatsApp yang aku tulis? Kamu pasti malu, kan, karena setelah ini akan banyak orang tanya, tentang siapakah pemilik hutang itu dan aku akan kabarkan ke mereka, bahwa kamu adalah pemilik hutangnya. Tamatlah riwayatmu, Ocha. Makanya, kamu jangan cari masalah sama aku. Ini akibatnya, Rahma dilawan.] Tulis Rahma lagi.[Iya. Memang aku sudah baca status WhatsApp-mu itu, Rahma, tapi sama sekali tidak menggoyahkan ketenangan hatiku. Terserahlah saja. Kamu mau sebarkan siapa pemilik hutang itu, aku tidak peduli sama sekali. Yang penting, aku sekarang sudah bahagia. Bye, Rahma! Pokoknya aku tunggu kesuksesanmu juga, ya. Kalau kamu nggak semakin sukses, jangan gigit jari dan jangan sirik padaku, ya.] Balasku dengan ejekan. Aku yakin dia sangat kesal membacanya.Sebenarnya aku kesal si, sama Rahma dia menyebarkan aibku lewat SW WA-nya. Kalau aku ladeni sampai lebaran monyet enggak bakalan kelar.Ting!WhatsApp dari Rara.Tumben sekali Rara WhatsApp
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
19
DMCA.com Protection Status