Semua Bab Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu: Bab 111 - Bab 120

185 Bab

BAB 112. Hinaan.

POV OCHA. ****Drrrtt! Baru juga napas sudah ada lagi WA masuk. Huh![Teteh. Kata Emak, pacarnya Teteh kapan ngelamar? Ini di sini ribut, Emak dikejar-kejar Mekar karena udah dua kali angsuran tidak dibayar. Soalnya uangnya untuk bayar sekolah Adek. Kalau Teteh ada uang, cepat, ya, kirimin, Teh! Kata mereka gaya selangit, tapi uang untuk setoran Mekar tidak punya. Padahal hanya Rp50.000 saja. Sedangkan gelang yang dipakainya 10 gram. Tiga gelang milik Emak itu palsu yang asli hanya yang dibeliin Teteh, Emak jadi sedih dan hanya tadi di kamar. Sedangkan Bapak tidak mau tahu, Teh. Bapak pergi cari uang dan belum pulang-pulang. mungkin Bapak habis nderes karer langsung jual hasil kebun di kota kecamatan padahal bapak belum sarapan. Aku jadi khawatir, Teh. Mana Bapak nggak punya HP. Harusnya Teteh juga belikan HP untuk Bapak. Jangan hanya emas aja! Kalau Emak yang dibelikan HP, kerjanya cuma pamer, Teh. Takutnya malah kami nanti dirampok.] Aku baca WhatsApp baru dari adikku yang nomor
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-13
Baca selengkapnya

BAB 113. Bertemu Lisa.

POV Ocha.***“Iya, Ibu. Ibu kayak nggak pernah muda aja, Bu, kalau pakai rok mini dan pakai baju seksi begini, kan, nanti banyak pemuda yang lirik aku, Bu. Pemuda kaya. Ibu tahu, kan, aku sangat terobsesi sama pria kaya dan bisa merubah nasib biar aku juga punya kos-kosan kayak Ibu,” jawabku asal. Ibu kosa hanya geleng-geleng kepala saja. Dia terus saja memperhatikanku dari atas sampai bawah tanpa berkedip.“Bukannya begitu juga konsenpnya, Cha! Punya otak dipakai. Nggak usah asal jeplak. Mereka itu cari istri yang benar. Mereka sudah bosan melihat perempuan-perempuan gak bener di kota itu. Alangkah banyaknya, Ocha, perempuan nggak bener pakai baju kurang bahan, pakai baju seksi, terus kalau yang bener-bener orang kaya, mereka akan cari istri yang bisa membimbing keluarganya yang bisa jadi Ibu yang baik. Udah, deh, kamu nurut aja sama Ibu! Ganti baju kamu dengan pakaian layak. Kalau kamu nggak mau pakai rok panjang, pakai aja celana jeans. Jangan begitu! Malu-maluin aja. Kalau sampai
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-13
Baca selengkapnya

BAB 114. Cemburu.

POV Ocha. ****“Apaan, sih, Aa? Aku tahu. Kamu kenapa sekarang kasar banget, sih, sama aku? Kayak sama musuh aja. Ini tangan aku sakit habis terkilir waktu manjat kursi di toko ambil barang di gudang, tapi malah kamu tarik begini!" protesku tak terima. Ini bukanlah suatu alasan belaka. Memang tanganku sakit sekali.“Kok, bisa kamu sampai gak hati-hati? Pakai jatuh segala. Yah ... maaf! Aa nggak tahu,” jawabnya. Dilepaskannya tanganku lalu dia memasukkan tangannya ke dalam kantong celananya. Seperti itulah kebiasaannya.“Namanya juga musibah, Aa. Lagian Aa kenapa sudah dua hari ini nggak menghubungiku? Di WhatsApp hanya ceklis. Ditelepon nggak bisa, terus nggak ke kosan aku. Emang aku ada salah sama Aa?” cecarku padanya. Aku tak terima jika dicampakkan begini.“Jadi kamu ke sini ngikutin Aa' karena alasan itu? Ya ampun, Ocha! Jangan gegabah. Kalau istri Aa' tahu semuanya, akan berantakan. Paham, nggak, sih? Sudah Aa' bilang, kan. Kita sudah bersepakat kalau Aa' nggak hubungin kamu ja
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-13
Baca selengkapnya

BAB 115. Apa aku tempat pelampiasan?

POV Ocha.***“Sayang, aku kangen sekali sama kamu. Sudah beberapa hari ini aku tidak mendapat kenikmatan darimu. Bolehkah jika malam ini aku minta jatahku?” tanya A' Eko di seberang telepon sana. Aku yakin, kini dia tidak sedang bersama istrinya. Jika bersama istrinya, aku pastikan dia tidak akan berani meminta hal aneh-aneh padaku.“Minta saja jatah dari istrimu itu! Istrimu, kan, lebih legit. Dia juga, kan, baru pulang dari Jepang. Pasti, kan, perawatannya oke di sana. Sudah gitu, bertahun-tahun tidak kau masukkan burung puyuhmu ke sana. Pasti terasa nikmat dibandingkan aku yang hampir setiap hari kau garap. Biarlah aku istirahat dulu. Lebih baik kau dengan istrimu saja!” jawabku ketus. Entah kenapa aku hari ini kesal sekali dengan A' Eko. Katanya dua atau tiga hari dia akan datang ke kosanku. Nyatanya satu minggu dia tidak menghubungiku dan tidak memberikan aku uang sampai aku kebingungan dan berhutang pada Rini untuk mengirimi uang Emak di kampung.“Kamu ngambek sama aku, Sayang?
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-14
Baca selengkapnya

BAB 115. Tak jadi datang.

POV OCHA. ****“Bukan hanya itu, Rin. Barusan aku telepon. Katanya dia mau ketemu aku. Katanya dia kangen padaku. Padahal, kan, aku harus siap-siap untuk bertemu dengan laki-laki yang kamu kenalkan itu. Bagaimana, dong? Aku bingung sekali,” jawabku jujur.“Ya ampun, Ocha. Gitu aja bingung. Ntar kamu tinggal bilang aja sama Eko kalau kamu lagi sibuk dan tidak bisa diganggu gugat. Lagian salah dia sudah satu minggu tidak menghubungi kamu sama sekali. Kalau aku yang jadi simpanan Eko, sudah kutinggalkan dia dari dulu. Mana nggak ngasih uang lagi. Untung saja aku simpanan Mas Ilham yang uangnya terus mengalir. Meskipun dia tidak menghubungiku,” kata Rini lagi seraya membelai jambang milik pacarnya itu. Pacarnya hanya tersenyum saja dan berkali-kali mengecup bibirnya. Ini sebenernya aku risih melihat pemandangan seperti itu, tapi aku harus membiasakan diri, karena sekarang Rini adalah partner kerja sekaligus sahabatku.“Iya, sih, Rin. Aku tahu, tapi walau gimana pun juga, aku ini cinta sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-15
Baca selengkapnya

BAB 116. Bertemu di hotel.

POV OCHA. ***“Ya ampun, Ocha, kamu sudah di kota berapa tahun Bedain berlian sama emas aja nggak tahu?! Kamu itu ya, Ocha, bener-bener polos banget. Berlian sama emas itu, mahalan berlian, Ocha. Tergantung nilainya juga dan tergantung gradenya juga. Tapi, setahuku, berlian dan emas itu memiliki harga berbeda dan tentunya lebih mahal berlian karena berlian itu sangat langka. Sedangkan emas bisa ditambang di beberapa tempat. Meskipun harganya mahal juga, tetap saja berlian nomor satu. Kenapa, sih, kamu gampang banget dibohongin sama si Eko? Kalau istrinya Eko dibelikan berlian, kamu juga harus dibelikan berlian. Kayak aku, nih, misalnya. Mas Ilham belikan berlian istrinya. Aku juga minta, dong, dibelikan berlian,” jawab Rini. Dia berkali-kali menoyor kepalaku.“Oh, jadi mahalan berlian, ya? Kenapa sih, A' Eko malah bohongin aku begitu? Awas aja nanti kalau ketemu dia. Aku bakalan minta belikan berlian juga. Untung aku tanya sama kamu, Rin,” kataku lagi. Hatiku benar-benar kesal sama A
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-16
Baca selengkapnya

BAB 117. Tak disangka.

POV OCHA. ****“Apa kamu pikir A' Eko akan marah padaku, Rin?” tanyaku kepadanya. Tentu saja dengan suara pelan. Aku tidak mau resepsionis yang mengantarkan kami mendengarnya.“Marah atau tidak, bukan hak dia. Toh, kamu bukan siapa-siapa dia. Kamu dan dia hanya sebatas simpanan saja. Belum ada ikatan pernikahan, kan? Bebas, dong. Lagi pula, dia berbohong padamu katanya pulang kampung. Nyatanya dia juga menginap di hotel mewah ini. Kamu saja belum pernah diajak ke sini, kan? Ini begitu istrinya pulang, langsung diajak menginap di hotel mewah ini. Kalau aku jadi kamu, sih, aku bakalan tinggalin itu si Eko. Tapi, lagi-lagi terserah apa kata hatimu. Aku tidak bisa memaksakan. Walau gimana pun juga, yang namanya cinta, yang namanya hati itu, tidak akan pernah goyah. Walau dengan ujian sekeras apa pun. Apalagi kamu gadis polos begini. Dibujuk dan dirayu sedikit saja, kamu sudah luluh lagi," jawab Rini panjang lebar.“Iya, Rin. Kamu benar dan aku hari ini benar-benar kecewa pada A' Eko,” j
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-17
Baca selengkapnya

BAB 118. Sebuah Nasihat.

POV OCHA.***“Maaf, Pak. Lama aku ganti bajunya. Soalnya tadi aku sedikit merenung. Ternyata Bapak sangat menghargai aku sebagai perempuan. Aku terharu, Pak,” jawabku jujur. Pak Sudarsono hanya manggut-manggut saja.“Itulah hidup, Ocha. Keras dan kalau kita tidak bisa melalui tantangannya, maka kita akan game over. Itu sebabnya kita sebagai manusia diberi akal pikiran untuk menaklukkan tantangan itu. Kita diberi akal pikiran bukan hanya sekedar menaklukkan tantangan, tapi kita juga harus berpikir membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Aku senang memanggil gadis-gadis muda seperti kamu ini, Ocha. Di mana mereka sudah kehilangan masa depannya dan yang dipikirkan hanya uang belaka. Dengan menasihati mereka, aku menjadi sedikit lega dan aku merasa hidupku sedikit bermanfaat untuk orang lain. Kamu jangan cemas! Kamu tentu saja tetap akan aku bayar, tapi berjanjilah setelah ini kamu akan merubah hidupmu untuk menjadi ke arah yang lebih baik. Agar aku pun tidak sia-sia memanggilmu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-18
Baca selengkapnya

BAB 119. Benarkah akan tepat janji?

POV OCHA. ***[Ocha, sudahi semuanya! Aku akan menjamin hidupmu. Aku akan kirimkan uang padamu, tapi please! Jangan kamu tidur dengan laki-laki lain. Cukup malam ini saja, Ocha! Jangan kamu teruskan di lain waktu! Membayangkanmu malam ini saja, aku tidak bisa. Apalagi jika aku harus membiarkanmu di malam-malam berikutnya dengan laki-laki lain.][Ocha, aku berjanji akan melakukan segalanya untukmu.][Ocha, tolong HP-mu aktifin! Aku ingin sekali menelepon. Urusanku dengan istriku sudah selesai.][Ocha, kita ketemu di taman bawah, ya! Aku tunggu kamu sekarang!][Ocha, please! Aktifin HP-mu!][Ocha, jangan buat aku gila.][Ocha, jika HP-mu tidak juga aktif, aku akan menghampiri kamu ke kamar itu.][Ocha, aku tidak main-main dengan ucapanku. Kamu tahu itu, kan? Aku adalah pria ternekat di bumi ini.][Ocha, HP-mu sudah aktif. Tolong, angkat teleponku sebentar saja!]Padahal ini sudah jam 02.00 malam. A' Eko tidak menyerah untuk menghubungiku. Berkali-kali dia meneleponku berkali-kali pula
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-19
Baca selengkapnya

BAB 120. Kabar tak disangka.

POV OCHA. ***“Ayo, dong, bangun, Ocha! Ini penting banget. Kamu harus tahu, Ocha. Cepetan bangun!” ucap Rini lagi. Kali ini dia berusaha mendudukkanku. Bahuku terus saja ditepuk-tepuk.“Udah, kamu ngomong aja. Aku dengerin, kok. Mataku ini nggak bisa buka, loh! Aku ngantuk banget. Cepat ngomong dan setelah itu pergi dari kamar ini. Kamu mau ngomong apa, Rini? Apa kamu mau pinjam duit? Nanti aku pinjamin. Berapa? Rp50.000, Rp100.000? Yang penting kamu jangan ganggu tidurku,” jawabku. Mataku seperti dilem tidak bisa terbuka.“Pinjem duit sama kamu? Nggak salah, Cha? Yang ada kamu itu yang sering pinjem duit sama aku. Belum pernah, kan, kita selama temenan, selama kenal, aku pinjemin uang sama kamu. Dasarnya kamu itu belagak kaya. Sudah, bangun dulu! Pokoknya, begitu kamu mendengarkan pernyataan ini, pasti matamu akan langsung terbuka," jawab Rini seraya menoyor kepalaku.“Ya udah. Buruan! Makanya bilang, Rini! Jangan ganggu tidurku. Mataku ngantuk sekali!” teriakku.“Oke-oke. Baik sek
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
19
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status