"Kurang ajar memang mantan istrimu itu, Bang! Munafik! Sok menasihati orang lain padahal, dia sendiri yang menyebabkan kita begini!" Desti bersungut-sungut sambil menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang tamu. "De, Abang rasa kita tidak perlu mengumpat Alina. Semua ini sudah tidak ada kaitannya sama dia, De?" Aku mencoba meredam emosi Desti yang meledak-ledak dengan cara merangkul pundaknya. Namun, perempuan itu menepis tangan ini dan melotot tajam ke arahku. Apa salahku? Memang benar, semua ini tidak ada sangkut pautnya dengan mantan istriku itu. Lalu, kenapa Desti mengaitkan semua ini dengannya? Rasanya tidak adil untuk Alina. Wanita itu jelas-jelas tidak tahu apa-apa."Belain terus mantan istrimu itu! Hanya dia yang tidak suka dengan kesuksesan kita, Bang! Diam-diam selama ini dia selalu mencari tahu tentang keluarga kita dari Ririn, Bang. Ririn sering datang ke rumah ini, tidak semata-mata untuk menjenguk Ibu, Bang. Dia ada maksud lain. Alina lah yang menyuruhnya. Dia ingin tahu kelem
Read more