“Ah, shit!” serunya kesal sembari membanti map. Jarum pendek jam di dinding hampir menunjuk angka dua belas, tetapi Pak Pardi belum juga menelepon. “Sudah nyampe Jogja belum sih, Kang?” sembur Satya ketika teleponnya tersambung ke Pak Pardi. Ia lelah menunggu sehingga memutuskan untuk menelepon sopirnya.“Sudah, Mas.” Getar ketakutan terdengar jelas dari seberang ditingkahi suara kendaraan bermotor. “Saya sudah di sini sejak dua jam lalu,” lanjut Pak Pardi.“Beneran Lintang belum balik kost? Masa sih, dia nggak pulang ke kostnya?” tanya Satya tak percaya.“Iya, Mas. Mbak Lintang memang belum keliatan di kost.”“Coba Kang Pardi tanyain temen kostnya. Kali aja Lintang datang pas Kang Pardi nggak liat.”“Ba-baik, Mas.”Satya memutus sambungan telepon lalu meletakkan gawai di atas meja dengan kasar. “Tolonglah, Lin, jangan siksa aku kayak gini. Aku mau bicara,” batinnya gusar.Matahari yang terus merangkak ke barat tanpa kabar baik dari Pak Pardi membuat rasa bersalah di hati Satya sep
Last Updated : 2022-11-23 Read more