Home / Romansa / Skandal Perdana Pengacara Galak / Kabanata 21 - Kabanata 30

Lahat ng Kabanata ng Skandal Perdana Pengacara Galak: Kabanata 21 - Kabanata 30

65 Kabanata

Chapter 21 - Perempuan Jalang

Megan dan Ardi kini telah tiba di Malang. Mereka segera menuju ke penginapan putrinya. Tak lupa mereka membawakan makanan khas Bandung kesukaan putri mereka. "Pa, kira-kira Clara baik-baik aja nggak ya? Kenapa firasat Mama tidak enak sejak mimpi semalam," cemas Megan.Ardi yang sedang fokus menyetir pun mengalihkan pandangannya ke arah istr tercinta. Kemudian ia meraih tangannya dan menyatukan tangan mereka sebagai simbol kekuatan."Jangan cemas berlebihan seperti itu. Kamu harus yakin jika mimpi buruk kemarin hanya sebuah angin halu," sahutnya."Bagaimana Mama nggak cemas? Clara anak kita satu-satunya, bagaimana mungkin aku bisa tenang?" desisnya."Clara gadis yang kuat dan mandiri. Dia pasti bisa menjaga dirinya sendiri. Sekarang kita harus berdoa untuk putri kita. Hilangkan pikiran negatif, dan berpikir positif," saran Ardi.Mereka saling melempar senyum. Meskipun rumah tangga mereka sudah berjalan dua puluh tahun lebih, tidak mengurangi keharmonisan dalam hubungan."Aaaaaaaaa ...
Magbasa pa

Chapter 22 - Benih-benih Cinta

Martha dan Serly mendapati kawan segengnya yang nampak berlutut di bawah pohon. Tentu saja mereka bingung dengan rekannya itu. Mereka pun langsung menghampirinya."An, ngapain lu bertekuk lutut kayak gitu? Kerasukan?!" tanya Martha penasaran."Ternyata Algo yang terkenal dengan sikapnya yang baik hanyalah topeng. Karena ia tidak lebih dari laki-laki yang buruk. Tidak bertanggung jawab!" tegas Anne.Martha dan Serly saling menatap, mereka tidak mengerti dengan arah pembicaraan Anne. Martha seakan memberikan kode jika ia tidak mengerti apa yang terjadi. Sedangkan Serly, ia hanya mengangkat bahunya. Hal itu menandakan jika ia juga tidak tahu."Maksud lu apa, An? Kenapa tiba-tiba lu ngomong kayak gitu? Bukankah kalian udah jadian ya?" tanya Serly tak mengerti.Gadis itu menghapus air matanya dengan cepat. Ia tidak boleh terlihat lemah di depan teman-temannya. Mereka bisa saja menertawakan."Gue sama dia hanya pura-pura. Tapi gue beneran cinta sama Algo. Kalian tahu hal itu, bukan?" jujur
Magbasa pa

Chapter 23 - Rahasia Masa Lalu

Algo menatap manik mata sosok gadis yang telah lama ia kenal. Tatapan itu mengisyaratkan jika mereka saling merindukan satu sama lain. "Apa kabar, Algo Mahesa Rahendra?" tanya gadis itu dengan tatapan penuh arti.Laki-laki itu sama sekali tidak bergeming. Ia hanya menatap gadis itu lekat-lekat, kemudian ia berjalan ke arahnya. Dan ... cup!Ia mencium bibir kenyal milik gadis cantik itu. Tidak ada penolakan maupun rasa sungkan. Karena sedari dulu, mereka sering melakukannya.Karena sudah merasa kehabisan napas, Starla langsung melepaskan ciuman mereka dan mendorong tubuh Algo agar menjauh."Aku bisa kehabisan napas, Al. Kamu liar banget tahu nggak," kesalnya.Ia mencoba mengatur napasnya yang terengah-engah. Bisa-bisa ia mati mendadak karena kekurangan oksigen."Apakah kamu tidak merindukan aku? Kita sudah lama berpisah, namun ... kamu masih tetap sama seperti dulu, cantik dan menggoda," ujar Algo.Ia menyerigai ke arah gadis itu. Dilihat dari penampilannya, ia nampak memesona dengan
Magbasa pa

Chapter 24 - Rasa Kecewa

Ardi memegangi kepalanya. Ia merasa frustasi dengan kejadian naas yang menimpa putri tercintanya. Anak yang ia besarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang harus berakhir kehilangan kehormatannya sebagai perempuan."Udah, Pa. Nggak ada gunanya kita menyesali semuanya. Karena yang terjadi tidak bisa diulang. Nasi sudah menjadi bubur," kata Megan."Apa kamu tahu bagaimana rasanya jadi aku? Anak yang sangat aku banggakan dan menjadi calon masa depan untuk kita, kini dia tidak bisa menjaga kehormatan keluarga kita," sesalnya.Megan mencoba untuk tenang. Karena yang putrinya butuhkan bukan penghakiman, melainkan dorongan dan kekuatan. Agar ia bisa menjalani kehidupan dengan penuh keberanian."Tapi ini juga bukan salah anak kita, Pa. Dia dijebak oleh dosen mesumnya. Kita tidak bisa menyalahkan Clara, Pa," bela Megan tak terima.Ardi pun menatap istrinya. Ia berusaha keras untuk menahan amarahnya. Tapi, rasanya ingin meledak saja."Kamu memang benar. Apa yang terjadi pada anak kita bukan kes
Magbasa pa

Chapter 25 - Kupu-kupu Malam

Starla berdandan dengan sangat menor. Ia memakai pakaian ketat dan terbuka. Belum lagi, riasan di wajahnya bikin para buaya ingin segera menerkamnya tanpa ampun."Bagaimana penampilan gue?" tanyanya."Very-very perfect!" tegas Naomi, teman se-clubnya yang memiliki profesi sama dengan dirinya."Gue yakin, mereka nggak akan berpaling dari wajah cantik lu yang menggoda iman. Please, gue iri." Ia terkekeh pelan.Ia menyunggingkan senyum dan menatap ke arah cermin dengan percaya diri. Meskipun ia bekerja sebagai perempuan penghibur, ia merasa bangga. Karena dengan pekerjaan ini, ia bisa menyenangkan diri sendiri dan keluarganya."By the way, bagaimana dengan gadis yang lu temuin kemarin? Apa dia setuju dengan penawaran yang lu kasih?" tanya Naomi penasaran."Gadis yang mana?" tanya Starla sok pikun. Ia menebali lipstiknya agar lebih merah mencolok. Tak lupa, ia mengenakan blush on agar pipinya semakin merona."Please deh, jangan pikun jadi orang!" marah Naomi. Ia sering dibuat kesal ole
Magbasa pa

Chapter 26 - Sakit Tak Berdarah

Langkahnya terhenti ketika ia menangkap sepasang kekasih sedang menghabiskan waktu berdua di sebuah cafe terkenal di Malang."Kenapa mereka malah semakin dekat?"Algo mengepalkan tangannya. Ia merasa jika hubungan Clara dan Devaro semakin dekat. Padahal sebelumnya mereka tidak saling mengenal satu sama lain."Gue nggak akan biarin Clara jatuh ke pelukan lu, Devaro Mahardika Sanjaya!" tegasnya.Bugh!Ia menonjok dinding yang sama sekali tidak bersalah hingga terdapat keretakan. Bahkan tangannya sampai berdarah. Namun, rasa sakit di tangannya tidak seberapa jika dibandingkan dengan luka di hatinya.Ia pun mendatangi kedua sejoli itu dengan penuh emosi. "Aw, sakit Al," ringis Clara.Ia menarik paksa tangan Clara dan memeganginya dengan sangat erat. Hal itu membuat gadis itu kesakitan."Apa-apaan lu! Lepasin Clara!" teriak Devaro hingga menggema."Kenapa? Lu terkejut? Clara hanya milik gue. Jadi lu nggak berhak buat nyuruh gue buat lepasin dia ke dalam pelukan orang menjijikkan kayak lu!
Magbasa pa

Chapter 27 - Hubungan yang Menggantung

Setelah seminggu dirawat di rumah sakit, akhirnya Clara diperbolehkan untuk pulang. Ia merasa tidak nyaman dengan suasana rumah sakit yang bau obat-obatan. Karena malah membuatnya semakin eneg."Aku seneng banget akhirnya bisa menghirup udara bebas lagi," ucap Clara dengan wajah sumringah."Tapi kamu harus ingat pesan dokter tadi. Ingat, jangan suka menyalahkan diri sendiri. Kasihan mental kamu, Ra. Mana masih muda lagi," pesan Devaro."Dan satu lagi, jangan pernah berniat untuk pergi. Karena aku nggak akan pernah maafin kamu kalau hal itu sampai terjadi," imbuhnya.Clara mengerutkan kening. Ia menatap ke arah suaminya yang mengemas barang-barangnya. "Memangnya kenapa kalau aku melakukannya lagi? Emangnya kamu peduli?" tanya Clara.Ia memicingkan mata, tak tahu kenapa Devaro bisa sangat peduli kepadanya melebihi teman. Padahal kan hubungan mereka hanya sebatas pernikahan kontrak."Ya kan gue peduli sama lu. Gitu aja nggak ngerti," selorohnya."Tadi pakai aku-kamu, sekarang lu-gue. Em
Magbasa pa

Chapter 28 - Momen Tak Terduga

Karena merasa mual-mual, Clara langsung pergi ke kamar mandi untuk muntah. Entah mengapa sejak kemarin malam, ia merasa tidak enak badan. Padahal ia harus ke kampus dan sudah satu minggu lebih absen."Huekkk!"Devaro yang mendengar suara orang muntah, langsung beranjak untuk melihat kondisi istrinya."Ya Allah, Ra! Lu kenapa lagi? Perasaan tadi baik-baik aja," ujar Dev.Wajahnya nampak panik, karena takut terjadi apa-apa dengan istrinya yang baru saja keluar dari rumah sakit.Ia pun memijat tengkuk Clara dengan penuh kasih sayang. "Ya Allah, Ra, demen banget lu bikin gue panik."Clara membasuh mukanya, kemudian mengelapnya dengan tisu. Wajahnya nampak pucat pasi dan matanya terlihat seperti mata panda."Kayaknya aku demam deh, Dev."Dev langsung mengecek suhu tubuh gadis itu dengan telapak tangannya. Dan memang benar, suhu tubuhnya sangat tinggi."Yaudah mendingan sekarang lu istirahat aja di kamar. Nggak usah masuk ke kampus dulu. Ntar kalau ada apa-apa, gue yang repot lagi," saran
Magbasa pa

Chapter 29 - Dasar Cowok Mesum!

Karena merasa ia harus mempertahankan hubungannya dengan Devaro, Fida memutuskan untuk pindah kampus. Ia pindah ke Universitas Manura, di mana kekasihnya menempuh pendidikan hukum.Lagi pula, di tempat kuliahnya yang lama, sudah tidak ada harapan lagi. Beasiswanya dicabut hanya karena masalah personal. "Kira-kira, hari ini Devaro ke kampus nggak ya? Perasaan dari tadi aku keliling, tuh orang nggak nongol-nongol," kesalnya.Ia pun bertanya pada salah satu mahasiswi yang melintas di hadapannya."Eh, Mbak-mbak! Kamu tahu Devaro ada di mana nggak? Dia dari fakultas hukum.""Devaro yang wakil ketua BEM itu? Oh ... sepertinya tadi saya lihat ada di kantin sama temennya," jawabnya."Oh yaudah, makasih ya, Mbak," sahut Fida.Ia pun langsung menuju kantin. Berharap sang pujaan hati masih berada di sana. Karena ia ingin memperbaiki hubungannya yang tidak ada kejelasan.Bruukk!"Aw," ringis Fida. Ia memegangi lututnya yang terkilir."Kalau jalan lihat-lihat dong! Main nabrak aja, punya mata dip
Magbasa pa

Chapter 30 - Now, We are Breaking Up

Caca duduk termenung di perpustakaan kampus. Ia bingung ingin melakukan apa. Karena sejak Clara sakit, ia malas bersosialisasi dengan orang baru. "Kapan si Clara bisa masuk kampus? Rindu banget sama tuh bocah," lirihnya.Ia pun beranjak dan memilih-milih buku yang menarik untuk dibaca. Sekalian untuk membuat mood-nya baik. "Kenapa di sini nggak ada novel? Perpustakaan doang yang gede, tapi isinya cuma buku pelajaran. Ah ... membosankan."Ting!"Pasti dosen mesum itu. Emang minta digeplak tuh dosen," pikirnya.Satu notifikasi berhasil mengalihkan perhatiannya. Ia langsung mengambil benda pipih itu dari saku almamater yang ia kenakan.Ia pun mengusap layar ponselnya dan mendapatkan berita yang mengejutkan. "What? Apa lagi ini? Algo? Bentar, masak iya ini Algo, mantan Clara?" Ia mengezoom foto yang yang dishare oleh akun lambe turah Universitas Manura. "Astaga! Gila banget!" teriaknya spontan.Semua pasang mata memperhatikan dirinya. Mereka menatap seperti ingin menelannya hidup-hid
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status