Home / Romansa / Skandal Perdana Pengacara Galak / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Skandal Perdana Pengacara Galak: Chapter 51 - Chapter 60

65 Chapters

Chapter 51 - Last Mission

Devaro memakai pakaian serba hitam dengan penutup wajah hitam pula. Ia akan melancarkan aksinya untuk melakukan aktivitas yang sempat terhenti sejak ia menikah. Diujung telepon sana terdengar samar, suara Denis menyapa Devaro. "Halo ...."Bersahut kemudian, suara Dev terdengar berat. "Gue tunggu lu di tempat biasa. Jangan lupa bawa apa yang gue suruh.""Oke, Dev. By the way, Clara beneran nggak tahu apa yang lu lakuin?" tanya Denis penasaran."Dia nggak bakalan tahu kalau lu tutup mulut!" Dev langsung memutuskan sambungan telepon sepihak. Ia bersiap seperti seorang pencopet. Lebih tepatnya pencopet hati Clara."Bagus. Maafin aku, Ra. Aku nggak mau kamu kepikiran kalau aku jujur soal pekerjaan rahasia aku," lirihnya.Ia menutup pintu kamar dengan sangat pelan. Sebelum pergi, ia mencium puncak kepala istrinya yang tertidur pulas. Setelah menikah, ini kali pertama ia menjalankan misi rahasia yang tidak Clara ketahui.Dev selalu beroperasi di tengah malam dan kembali sebelum istrinya ba
Read more

Chapter 52 - Dear Mantan

"Bagaimana kalau aku tidak baik-baik saja? Apakah semua orang akan percaya dengan apa yang aku katakan?" resah Caca memandang wajahnya di depan cermin.Caca memegang pelipisnya yang terasa sakit. Rasanya kepalanya ingin pecah. Memikirkan segala masalah yang harus ia pikul setelah orang tuanya bangkrut.Ting!"Siapa lagi yang ingin menagih hutang?" Ia pun mengambil ponselnya dan menggeser layar ponselnya. [Temui saya sekarang jika kamu ingin semua hutangmu lunas!]Pesan dari nomor tidak dikenal itu tiba-tiba membuat satu alisnya terangkat."Nomor siapa ini? Apakah salah sambung? Ah, mungkin hanya orang iseng." Caca melempar ponselnya ke kasur. Di saat pikirannya sedang amburadul, malah ada pesan dari nomor yang tidak dikenal yang terus mengganggu pikirannya."Ish, kenapa aku terus kepikiran? Apa aku balas saja ya? Siapa tahu dengan begitu orang itu akan melunasi hutang orang tuaku," pikirnya.Caca pun beranjak dan mengambil ponselnya kembali. Ia membalas pesan dari nomor yang tidak
Read more

Chapter 53 - Persidangan yang Panas

"Maaf, keberatan Yang Mulia. Semua bukti yang terdakwa berikan adalah palsu. Saya memiliki bukti fisik yang kuat jika semua itu hanyalah rekayasa. Izin untuk menunjukkan bukti pada Yang Mulia," beber Devaro penuh penekanan.Saat sang hakim menerima bukti yang Dev lontarkan, mereka nampak mempertimbangkan kembali mengenai tuduhan palsu yang ditujukan pada kliennya, Amara."Di dalam video ini nampak jelas jika saudara Tono telah memanipulasi data untuk memutar balikkan fakta. Dia telah melecehkan saudari Amara dan menganiayanya dengan sangat kejam."Ketika sang hakim membeberkan sejumlah fakta, suasana persidangan semakin panas. Amara yang hanya menunduk malu, menantikan keadilan dan berharap pelaku dihukum seberat-beratnya. Jika perlu hukuman penjara seumur hidup."Yang Mulia, hukum pelaku bejat ini dengan seberat-beratnya. Saya tidak rela dia berkeliaran bebas setelah apa yang diperbuat pada putri saya. Hukum mati, Yang Mulia!" bentak Hardi, ayah korban. Ia nampak histeris saat video
Read more

Chapter 54 - Diantar Pulang Mas Mantan

Algo melihat sosok perempuan yang berjalan kaki sambil membawa tas belanja. Ia pun memelankan mobilnya."Kenapa gadis itu sekilas mirip dengan Clara?" Tin! Tin! Tin!Algo membunyikan klakson mobilnya agar gadis itu menyingkir. Karena terkejut mendengar suara klakson yang begitu lantang, Clara langsung berbalik dan menatap tajam ke arah mobil yang Algo kendarai."Ish, siapa sih? Mentang-mentang mobilnya bagus, seenak jidat aja ngagetin orang," gerutu Clara."Clara," lirih Algo. Ia segera menepikan mobilnya."Bukankah itu ... mobil Algo?" pikir Clara.Saat mobil Algo berhenti di pinggir jalanan yang sepi, Clara segera berlari dari sana. Ia tak boleh menemui laki-laki itu lagi. Algo keluar dari mobilnya. "Claraaaa!" teriak Algo.Clara berlari sekencang mungkin agar tidak sampai bertemu dengan Algo. Algo yang merasa panik, langsung mengejar Clara dengan langkah tergesa-gesa."Claraaa, tunggu!" seru Algo sambil berlari dan mengarahkan tangannya ke depan.Clara berlari dengan kencang, ses
Read more

Chapter 55 - Terbakar Api Cemburu

"Jadi, kamu tadi dianter sama si brengsek itu saat pulang?" tanya Dev tanpa ekspresi. Ia melepas sepatunya dan membuangnya asal."Maksud kamu?" tanya Clara pura-pura tak mengerti. Dev mendengus kesal. "Udah Ra, kamu nggak perlu berpura-pura. Jawab aja pertanyaan aku dengan jujur, apa kamu pulang sama Algo?" tanyanya lagi.Clara menggigit bibir bawahnya. Di bawah sana tangannya saling bertautan karena sangat gugup. Entah mengapa ia sangat takut kalau Dev sampai salah paham lagi.Dev menatap Clara penuh arti. "Kenapa malah bengong? Aku nanya baik-baik sama kamu. Apa aku mesti ulang pertanyaannya sampai ribuan kali? Baru kamu paham setelah itu?!" Dev geleng-geleng kepala. Ia memutar kedua bola matanya malas. Jika saja di sana ada sapu, ia ingin terbang bebas ke angkasa."Maaf, Dev," lirih Clara.Clara terlihat menyesal. Namun, hal itu tidak akan merubah rasa kesal Dev. Lelaki itu sangat tidak suka jika Algo merebut apa yang sudah menjadi miliknya, apapun alasannya."Aku nggak tahu mest
Read more

Chapter 56 - Menikah Lagi?

Setelah Tania dan Clara sampai di rumah, pemandangan pertama yang mereka lihat adalah sebuah mobil jazz merah yang terasa asing bagi mereka. Mobil itu terparkir rapi di halaman rumah.Clara menyipitkan matanya. "Mobil siapa ini? Aku belum pernah melihatnya?" tanyanya dengan suara lirih.Meskipun suara Clara sangat kecil, Tania bisa mendengar dengan jelas. Gadis kecil itu juga nampak bingung. "Momma, siapa yang datang ke rumah kita malam-malam begini?" tanya Tania penasaran. "Entahlah, Momma juga tidak tahu, Sayang." Clara menatap pintu rumah yang terbuka lebar."Ayo kita masuk ke dalam! Mungkin teman daddamu yang berkunjung," ajak Clara menggandeng tangan putrinya. Gadis kecil itu mengangguk dan tersenyum. "Ayo, Momma!"Mereka berjalan dengan wajah sumringah. Namun, dalam hati ... Clara merasa sangat gelisah. Entah karena apa. Tapi, firasatnya mengatakan jika akan ada sesuatu yang buruk.Tok! Tok! Tok!Meski di rumahnya sendiri, Clara mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke
Read more

Chapter 57 - Menolak Talak

"Jadi, bagaimana keputusan kamu, Dev? Papa tidak punya banyak waktu, cepat putuskan!" desak Anton tak punya perasaan.Devaro menatap istrinya yang tidak hentinya menangis dalam rangkulan mamanya. Ia sama sekali tak tega melihatnya. Tapi ia terdesak di antara dua pilihan yang sulit."Dev belum bisa memutuskan sekarang, Pa. Ini terlalu sulit untuk Dev," balasnya. Ia memejamkan mata sejenak.Anton menyipitkan matanya. "Apa kamu mau keluarga kita hidup di jalanan? Papa tidak mau tahu, kamu harus putuskan sekarang!" bentak Anton terus mendesak Dev mengambil keputusan.Dev mendengar kesal. "Tidak semudah itu, Pa. Apa hanya karena sebuah janji, Papa tega membuat hidup anak papa tidak bahagia nantinya? Aku nggak cinta sama pilihan papa. Lagi pula, kenapa harus aku yang menikahi dia?" "Satu lagi, aku tidak mungkin pisah sama Clara. Tidak mungkin," sambungnya.Farah mengelus punggung menantunya dengan lembut. Sejujurnya ia tak mau putranya menikah lagi. Tapi keadaannya sangat genting. Selain u
Read more

Chapter 58 - Siapa Sosok Misterius Itu?

Caca melihat alamat di ponselnya. Dari alamat yang dikirim orang misterius itu, dirinya berada di lokasi yang benar. Namun, ia merasa aneh dengan tempatnya. Pasalnya tempat itu sangat gelap dan terlihat kumuh. Bukan hanya itu, dari luar saja ... bangunan itu nampak horor."Masuk, nggak? Masuk, nggak? Masuk. Ish ... ayolah Caca, masuk aja," ucapnya meyakinkan diri.Setelah merasa yakin dan mengumpulkan keberanian, Caca menaruh ponselnya di tas selempang yang ia kenakan. Ia menarik napas dalam-dalam dan memejamkan mata sejenak.Saat kakinya hendak melangkah masuk ke bangunan tua itu, tiba-tiba ponselnya bergetar. Drt ... drt ... drt ....Ia memutar bola matanya malas. "Astaga, siapa sih yang ngirim pesan di saat-saat seperti ini?" tanyanya dengan wajah cemberut.Ia pun mengambil ponselnya dan menggeser layar ponselnya. Di sana tersemat seuntai pesan dari orang yang sama.[CEPAT MASUK! SAYA TIDAK PUNYA BANYAK WAKTU!]Begitulah isi pesan dari orang misterius yang akan Caca temui. Tiba-ti
Read more

Chapter 59 - Terpaksa Poligami

ANDAI KU MALAIKAT KU POTONG SAYAPKU DAN RASAKAN PERIH DI DUNIA BERSAMAMU. PERANG KAN BERAKHIR CINTA KAN ABADI DI TANAH ANARKI, ROMANSA TERJADI ....Seroang dengan rambut pirang blonde itu bernyanyi dengan jiwa rock-nya. Tania tampak menikmati pertunjukan rock and roll itu dengan sangat antusias. Ditambah lagi teriakan para penonton yang memekakkan telinga. Belum lagi aksi gila sang gitaris yang bisa memainkan gitarnya dengan lihai sambil lompat-lompat.Acara ini diselenggarakan tidak jauh dari sekolahnya. Ia pun menerima ajakan temannya untuk menonton konser SID (Superman Is Dead) penuh rasa bangga."Gimana, Tan? Bagus kan konsernya?" tanya Algi, teman sekolahnya. Meski masih duduk di bangku satu SD, mereka seperti anak kuliahan yang tak memiliki rasa takut."Bagus banget, Algi!" teriak Tania dengan girangnya.Sejenak kemudian, Tania nampak sedih dan menundukkan kepalanya."Katanya bagus. Kenapa wajah kamu sedih?" tanya Algi dengan wajah penasaran."Aku takut Momma dan Dadda aku nant
Read more

Chapter 60 - Nyawa Dibalas Nyawa

"Assalamualaikum," ucap Devaro dengan nada kurang bersemangat. Bagaimana mau semangat? Ia harus memulai drama agar istrinya tak curiga mengenai pengkhianatan yang akan ia lakukan. Meski rasanya tidak tenang, namun ini demi kebaikan semua orang.Kebaikan semua orang katanya? Mungkin hanya orang-orang tertentu saja. Bahkan dirinya sama sekali tak bahagia dengan pernikahan yang akan ia jalani."Waalaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh," jawab Clara. Ia mencium punggung telapak tangan suaminya dan mengambil tas kerjanya."Kamu kenapa, Dev? Pulang-pulang kok mukanya masam gitu?" tanya Clara. Ia nampak curiga.Dev mengendurkan dasinya. "Nggak papa, Sayang. I am fine," jawabnya.Dev berjalan ke kamar. Clara yang masih tidak percaya dengan apa yang suaminya katakan, berjalan mengikutinya. Dev membuang dasinya ke ranjang. Memang kebiasaan, selalu Clara yang membereskan nantinya."Kenapa aku merasa kalau kamu berusaha menghindar dari aku?" tanya Clara penasaran. Ia mengambil dasi suaminya d
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status