Setelah itu kutatap wajahnya lekat-lekat. Ada rasa yang sulit dilukiskan di dalam sini. Kukecup lembut keningnya dan kedua kelopak mata yang tertutup sempurna itu dengan penuh cinta. Besok, kita akan mulai pengobatan, Sayang. Bersiaplah! Kamu harus sembuh.Pelan kukemudikan mobil meninggalkan optik. Sembari mengemudi, tangan kiriku juga asyik mengusap kepala Berlian dengan lembut. Setiap kali melihatnya, ada rasa bersalah yang tidak bisa ditebus dengan apapun.Mataku menghangat jika mengingat kejadian sekian tahun silam. Dan ia tak pernah menyalahkanku. Tak pernah mengungkitnya. Juga selalu bersikap seolah tak pernah terjadi apa-apa.Sorot lampu kendaraan di depanku sangat silau membuat Berlian langsung mengerjap. Kata dokter, retinanya sangat rentan perih jika ada cahaya terang, sekalipun kondisi kelopak mata tertutup."Duh, ya, Allah." Ia menutup matanya dengan kedua lengan yang ia tumpukan di atasnya"Sabar, ya, bentar lagi kita sampai."Ia cuma mengangguk. Inilah alasannya Berlian
Read more