Semua Bab Pelakor Yang Diundang Suamiku: Bab 51 - Bab 60

117 Bab

BAB 51

"Emang anak Mama lagi apa?" tanya Vania, sambil mendekat ke arah Anna. Namun tak disangka, Anna malah menjauhkan diri dari Vania. Hal itu membuatnya terkejut. "Anna cuma mau di rumah saja, Ma. Kalau Mama mau ke luar, ya udah, sendiri aja." Lagi dan lagi, Vania terkejut. Namun, ia tak mau berdebat dengan sang anak. Ia memutuskan untuk pergi ke luar. Seperginya Vania, Anna diam-diam berlinang air mata. Ia sejujurnya rindur jalan-jalan dengan Vania, tapi ia tak mau lagi-lagi harus dikecewakan oleh harapan. "Mungkin nanti Anna akan dilupakan kan, Ma? Apalagi jika Mama menikah lagi." Anna teringat dengan cerita temannya yang mengatakan jika mamanya berubah setelah menikah lagi. Bahkan ia merasa seperti 'dibuang' karena kehilangan sosok Ibu dan juga kehangatan dalam keluarganya lagi. Ibunya lebih fokus pada anak tiri dan anak barunya dengan suami baru. Vania mengusap wajah. Bingung harus bagaimana? 'Apa anak itu memang mau istirahat di rumah? Atau, dia marah padaku karena akhir-akhir
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-28
Baca selengkapnya

BAB 52

"Aldi berhenti, Nak!"Vania menarik tubuh putranya menjauh dari sang ayah, wajah lelaki itu babak belur di tangan anaknya sendiri. Kilat amarah terpancar jelas di mata putranya, menandakan emosinya belum reda. "Sabar, Nak, sabar." bisik Vania."Kurang ajar kamu, Aldi! Beginikah didikan ibumu?!" ketus Hanif, mengusap bibirnya yang pecah.Aldi menarik senyum sinis, "apa begini juga orang tua Papa mendidik anak? Memiliki anak pecundang dan gemar berkhianat." "Cukup Aldi!" bentak Vania. Ia tak mau hal ini terjadi pada mantan suami dan anak-anaknya, tapi Hanif benar-benar tak bisa diajak bekerja sama untuk menjaga mental kedua anaknya."Didik anakmu dengan benar Van, aku bisa saja melaporkannya ke polisi!" ancam Hanif. "Laporin, Pa! Aku enggak takut, aku juga bisa laporin Papa karena sudah menelantarkan kami!" ketus Aldi. Vania menatap Anna yang sejak tadi diam, gadis itu menatap ayahnya penuh kekecewaan. Terlebih melihat Hanif menggenggam jemari Kikan, membuat rasa benci bertumbuh di
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-30
Baca selengkapnya

BAB 53

BAB 53“Iya, Rim, Ibu juga merasakan itu. Kalau diperhatikan lagi juga, Abangmu memang sangat berubah sejak kedatangan Lia dan anaknya.”Rima mengangguk. Ternyata bukna hanya dugaannya saja, ibunya pun merasakan hal yang sama. Jika ia ingin mengorek semuanya, maka ia akan memulai dari mana.-Vania membersihkan luka di tangan Aldi dengan menangis sesenggukan. Semua itu membuat Aldi menadi kian merasa bersalah.“Ma, Aldi kan sudah minta maaf,” ucap Aldi sambil menggenggam jemari Vania. “Mama sedih, Bang. Kenapa Abang harus menjadi anak yang durhaka? Seburuk-buruknya Papa, Mama tak pernah mengajarkan kalian untuk durhaka pada orang tua.” Aldi mengangguk, membenarkan ucapan Vania. Selama ini, Vania memang selalu mengajarkan untuk tetap menghormati Hanif, mesi lelaki itu membuat keluarganya berantakan.“Aldi cuma nggak tahan liat Anna sedih, Ma. Sudah berapa kali, Papa melakukan hal ini? Sering, Ma. Melupakan anak kandung dan lebih menyayangi anak tirinya. Papa benar-benar membuat kita
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-05
Baca selengkapnya

BAB 54

BAB 54 Bagai tertusuk sembilu, melihat Anna bersama lelaki bergoncengan dengan mesra. Bukan ia tak percaya paada putrinya, tapi mengingat bagaimana pergaulan anak zaman sekarang membuat ia takut sang putri terjerumus ke jalan yang salah. "Ingat Van, kalau negur putrimu jangan dengan cara kasar apalagi kekerasan. Dekati dia dengan lembut," nasihat Raisa. Vania mengangguk, ia pernah membaca sebuah buku tentang dampak kurangnya kasih sayang seorang ayah pada anak perempuannya. Bisa jadi, putrinya mencari kehangatan dan kasih sayang itu pada lelaki lain, karena tak mendapatkan perhatian baik dari dirinya dan papanya. Ia merasa sangat bersalah pada Anna, pantas saja ia merasa putrinya semakin menjauh. Ternyata ada seseorang yang telah mengisi hari-hari putrinya dengan kebahagiaan. Matanya memanas, melihat anaknya tampak bahagia dan nyaman dengan orang lain membuat dadanya sesak. "Ya Allah, Nak, maafkan Mama." _Vania pulang ke rumah lebih cepat dari biasanya, ia memasak makanan kesu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-07
Baca selengkapnya

BAB 55

BAB 55Vani segera berangkat menuju sekolahnya. Debar dalam dada sudah begitu keras. Seumur hidupnya memiliki anak seperti Anna, gadis itu tak pernah sekalipun membuatnya kecewa. Sampai di sekolahan, Vania tertegun saat baru saja keluar dari mobil. Ternyata, Hanif juga dihubungi oleh pihak sekolahan. Pasti Anna yang memberikan nomor kontaknya. "Selamat pagi, Pak," ucap Vania. "Pagi, silakan duduk." Di sampingnya, sudah ada Hanif yang tak henti memperhatikannya. Vania berdehem, dan Hanif langsung menghadap ke kantor guru."Jadi, bagaimana, Pak?" tanya Vania. "Kemarin, Anna ketahuan bertengkar dengan temannya, dan temannya itu sampai pingsan bahkan berdarah. Saat ini, Eria, temannya sedang dirawat di rumah sakit." Deg! Jantung Anna seakan berhenti berdetak. Ia benar-benar tak menyangka jika anak perempuannya yang pintar dan tak pernah neko-neko itu, bisa berbuat hal yang mengecewakan. "Saya minta maaf untuk itu, Pak. Kami lalai dalam mengurus dan mendidiknya. Oleh karena itu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-11
Baca selengkapnya

BAB 56

BAB 56 __Anna menimbang-nimbang ajakan kekasihnya, hingga akhirnya ia menyetujui ajakan sang kekasih. Ia suntuk berada di rumah yang tak ada kehangatan, ia tak mendapat ketenangan seperti dulu. Rumah bukanlah tempat pulang bagi Anna, tempat pulangnya adalah sang kekasih. "Kamu mau ke mana, Nak?" tanya Vania saat melihat putrinya keluar kamar membawa ransel. "Ke luar," jawab Anna singkat, seraya pergi tanpa pamit. Vania tak bisa mencegah putrinya, karena ternyata sudah ada ojek online yang menunggu Anna di depan rumah. Ia benar-benar tak menyangka, putrinya akan berubah begitu cepat. Ibu beranak dua itu mengurung diri di dalam kamar, merutuki dirinya sendiri yang gagal menjadi seorang ibu. Ia merasa hubungannya dengan Anna semakin jauh."Argh!" pekik Vania seraya membanting barang yang ada di kamar mandi. Ia melampiaskan seluruh emosinya di bawah shower. Hidupnya benar-benar berantakan setelah berpisah dari mantan suaminya, ia pikir perpisahan adalah solusi terbaik. Ia lupa deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-12
Baca selengkapnya

BAB 57

BAB 57Plak! Anna tersungkur mendapat tamparan keras dari Vania. Aldi yang belum mengetahui apapun, merasa tak terima jika Vania sampai memukul adiknya. "Mama apa-apaan, sih? Kenapa mukul Anna?" "Kamu baca sendiri aja, Bang. Gimana kelakuan adikmu itu!" Vania melemparkan ponsel ke atas kasur dekat Aldi. Laki-laki berusia hampir sembilan belas tahun itu membelalakkan matanya saat membaca pesan dari kekasih Anna. "Anna! Apa ini? Jadi pacarmu yang menjerumuskanmu?" tanya Aldi. Anna yang masih mabuk, hanya bisa menggerutu dan muntah di atas karpet kamarnya. Vania memegang kepalanya. Hancur! Hancur semua! Ia sama sekali tak menyangka jika anaknya bisa seliar ini. Lantas, ia harus bagaimana? Haruskah ia diam di rumah? Lantas, bagaimana dengan masa depan anak-anaknya nanti? "Sudah, Bang. Mending besok aja. Kamu istirahat, biar Mama bersihkan muntahan Anna dulu." Setelah selesai bebersih dan mengganti baju Anna, Vania duduk di samping anaknya yang mulai tertidur pulas. Ia memegang pip
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-15
Baca selengkapnya

BAB 58

BAB 58__"Van, lebih baik Anna tetap sama kamu. Belum tentu dia sadar, kalau tinggal sama papanya, yang ada nanti malah semakin liar." Vania merundingkan keputusannya dengan Rahman, sang ayah. Ia menceritakan semua masalah yang ia hadapi, pundaknya terlalu berat menanggung beban ini sendirian. Ia merasa menjadi ibu yang gagal, karena Anna melangkah keluar batas. "Biarkan Anna intropeksi diri, beri dia waktu memikirkan kesalahannya, tapi jangan kamu pulangkan dia ke Hanif. Apa kamu lupa bagaimana istri Hanif sekarang? Anna yang labil akan mudah terhasut ke jalan yang salah," ucap Rahman lagi seraya mengusap bahu putrinya. "Vania bingung, Pa, Anna enggak mau ngerti, apapun yang Vania lakukan selalu salah dimatanya. Padahal, apa yang Vania lakukan sekarang demi masa depannya," lirihnya seraya mengusap keningnya yang berdenyut nyeri. Beberapa hari ini ia tak bisa tidur dengan nyenyak, bahkan perutnya hanya diisi dengan roti sejak kemarin. Ia tak nafsu makan, memikirkan Anna yang sema
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-20
Baca selengkapnya

BAB 59

BAB 59 __"Enggak ada yang perlu disalahkan, Anna. Dulu sebelum kita lahir ke dunia ini, kita sudah ditunjukkan bagaimana alur hidup kita, di dalam kandungan kita menyetujui perjanjian dengan Allah, bahwa kita sanggup melalui setiap cobaan di dunia ini." Anna bergeming. Anak lelaki Vania itu menatap adiknya datar, sulit sekali menyadarkan adiknya yang egois. Tapi, ia tetap berusaha menyadarkan adiknya yang telah salah langkah. "Jangan merasa hanya kamu yang terluka di sini, jangan egois, Na." Aldi meninggalkan adiknya yang terdiam, membiarkan sang adik merenungi ucapannya. Syukur-syukur kalau sadar dan meminta maaf pada ibunya. Sebelum berangkat ke kampus, Aldi memastikan ibunya sudah menghabiskan makanannya dan minum obat. "Maafin kami ya, Ma, bukannya bikin bangga, malah nambahin beban Mama," lirih Aldi seraya mengecup kening ibunya yang tertidur pulas. __Hanif memijit pelipisnya, tunggakan ut
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-21
Baca selengkapnya

BAB 60

BAB 60 Hanif menoleh ke arah pintu kamar Wiyani. Ia meneguk saliva dengan susah payah. Jika memang ini jalan terakhir, Hanif hanya bisa berdo'a semoga ibunya tak menyadari. "Baik, kalian boleh pergi. Secepatnya akan saya bayar," ucap Hanif. "Maaf, Pak. Kalau bisa, hari ini," ucap seorang lelaki berbadan kekar. "Sekarang nggak ada, Pak. Tolong kasih saya waktu. Seharusnya, kalian menagih ini pada Lia, bukan pada saya." "Maaf, Pak. Kami hanya menjalankan sesuai prosedur. Di sini Bu Lia memerintahkan untuk menagih pada Pak Hanif selaku suaminya." Hanif pun menghela napas panjang. Makin terpuruk hidupnya sekarang. "Baik, beri saya waktu seminggu." Kedua pria berotot besar itu saling pandang, hingga akhirnya pergi setelah menyetujui permintaan Hanif. "Akhirnya, mereka pergi juga." Hanid mengembuskan napas lega dan duduk di sofa. Keberuntungan berada di pihaknya kali ini. Jika Wiyani tahu ada debt collector yang datang untuk menagih hutang Lia, bisa-bisa ia akan kena hantam. Belum
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status