BAB 55Vani segera berangkat menuju sekolahnya. Debar dalam dada sudah begitu keras. Seumur hidupnya memiliki anak seperti Anna, gadis itu tak pernah sekalipun membuatnya kecewa. Sampai di sekolahan, Vania tertegun saat baru saja keluar dari mobil. Ternyata, Hanif juga dihubungi oleh pihak sekolahan. Pasti Anna yang memberikan nomor kontaknya. "Selamat pagi, Pak," ucap Vania. "Pagi, silakan duduk." Di sampingnya, sudah ada Hanif yang tak henti memperhatikannya. Vania berdehem, dan Hanif langsung menghadap ke kantor guru."Jadi, bagaimana, Pak?" tanya Vania. "Kemarin, Anna ketahuan bertengkar dengan temannya, dan temannya itu sampai pingsan bahkan berdarah. Saat ini, Eria, temannya sedang dirawat di rumah sakit." Deg! Jantung Anna seakan berhenti berdetak. Ia benar-benar tak menyangka jika anak perempuannya yang pintar dan tak pernah neko-neko itu, bisa berbuat hal yang mengecewakan. "Saya minta maaf untuk itu, Pak. Kami lalai dalam mengurus dan mendidiknya. Oleh karena itu,
Terakhir Diperbarui : 2022-12-11 Baca selengkapnya