"Kok nggak diangkat, Ma?" tanya Anna. "Dari Papa." "Angkat aja coba, Ma." Aku menuruti perintah Anna, setelah mengembuskan napas, kugeser tombol hijau di layar. "Halo, Assalamu'alaikum," ucapku. "Segala pake salam! Kamu kan, yang nyebar video itu? Sekarang, karirku hancur, Van. Puas kamu, hah?!" Aku sedikit terkejut mendengar tuduhan tak berdasar dari Mas Hanif. Meski sudah menyangka ia akan menuduhku, tapi rasanya kesal juga. "Jaga bicaramu, ya, Mas! Aku bahkan nggak sempat pegang ponsel. Kamu sendiri lihat kan, tadi ibu-ibu juga pada ngevideoin." "Kurang ajar kamu, Vania. Sekarang, Lia ngancam bunuh diri kalau aku nggak nikahin dia. Sementara aku malu, kalau binti-nya pake nama ibunya!" "Kamu benar-benar tak dewasa, Mas! Napsu terus yang kamu pikirkan! Harusnya kami berterima kasih padaku, karena tadi aku datang, belangnya Lia ketahuan. D
Terakhir Diperbarui : 2022-11-06 Baca selengkapnya