Home / Pernikahan / Istri Ketiga Mas Endara / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Istri Ketiga Mas Endara : Chapter 91 - Chapter 100

116 Chapters

BAB 91

Hari minggu telah tiba saatnya Endara bermanja dengan sang istri. Seperti pagi ini lelaki itu seperti tidak ingin pergi dari pangkuan istrinya padahal Dara harus segera ke dapur untuk membuat sarapan mereka berdua. Sekarang Dara seperti memiliki bayi besar yang tidak bisa ditinggal, menggemaskan, tapi juga menjengkelkan.“Mas, Dara mau masak dulu.” sudah yang kesekian kalinya Dara mengatakan hal itu, tapi Endara tidak mendengarkan ucapan istrinya sehingga membuat lelaki itu tetap berada di tempatnya tiduran di atas paha Dara yang membuatnya sangat nyaman.“Nggak mau, pokoknya aku mau di sini.” Endara berkata dengan nada merajuk, lelaki itu benar-benar lucu sampai membuat Dara ingin mencemplungkan suaminya ke dalam kolam ikan lele.Dara menghela napasnya kasar, jika Endara sudah manja seperti ini maka tandanya Dara tidak boleh pergi kemana-mana. Wajar saja Endara bersikap manja seperti itu karena waktu berduanya bersama Dara hanya di waktu libur saja, itu pun tidak bisa satu hari full.
Read more

BAB 92

Afifa pun diminta mampir terlebih dahulu oleh Marian, ya wanita itu adalah ibu dari Roy sekaligus nenek Jasmin. Di Usianya yang sudah paruh baya tapi tidak membuat wanita itu terlihat ingin diam saja buktinya keadaan rumah Roy sekarang sudah bersih dan wangi pasti karena ulah wanita paruh baya itu yang tadi baru saja selesai beres-beres padahal kondisinya belum sepenuhnya pulih.“Cantik sekali wanita itu, kamu dapat dimana Roy? Kenapa tidak bilang sama Mama?” Mariam bertanya dengan suara lirih tepat di dekat telinga sang putra. Marian heboh ketika putranya membawa seorang wanita ke dalam rumah untuk pertama kalinya setelah kepergian mendiang istri putranya itu.“Dia teman Mah,” kata Roy, sedikit malas menanggapi reaksi Mariam tadi. Bukan Roy durhaka, hanya saja Roy tahu apa yang ada di dalam pikiran Mariam saat ini, mamanya itu sedang berkhayal jika dirinya memiliki hubungan dengan Afifa.“Kenapa tidak dicoba dulu? Mama lihat Jasmin cukup dekat dengan wanita itu. Sejak kalan kalian sa
Read more

BAB 93

Lima bulan kemudian ….“Sayang, badan kamu kok panas?” Endara menghampiri Dara yang sedang meringkuk di atas kasur dengan selimut menutupi seluruh tubuh wanita itu. Wajah Dara terlihat pucat dan tidak perdaya, tubuhnya lemas sampai membuat wanita itu sulit menggerakkan tubuhnya.“Aku nggak tau Mas, tiba-tiba aja jadi kaya gini,” kata Dara, wanita itu susah payah untuk menjelaskannya. Pusing di kepalanya membuat Dara tidak kuasa terus membuka mata sehingga membuat wanita itu harus terus terpejam.“Kita ke dokter saja yuk, Mas takut kamu kenapa-kenapa sayang.” Endara duduk di tepian ranjang tangannya terus mengecup puncak kepala istrinya yang terasa hangat.Dara menggeleng lemah. “Nggak mau Mas, Dara pengennya istirahat aja.”Endara menghela napas kasar, jika sudah seperti itu maka dirinya tidak bisa berbuat lebih. Ia bingung harus bagaimana membujuk Dara agar mau ke rumah sakit. Hari ini sebenarnya Endara ada pertemuan, tapi dibatalkan oleh lelaki itu karena ingin menemani Dara di ruma
Read more

BAB 94

Endara kembali ke rumah dengan membawa sup buntut pesanan istrinya tadi, lelaki itu memancarkan senyum bahagia pada saat masuk ke dalam kamar karena ia sudah berhasil membawa makanan yang Dara inginkan.“Sayang, aku pulang.” Endara menyalakan lampu kamar, tapi tidak ada tanda-tanda bahwa Dara ada di sana. Lelaki itu pun keluar dari kamar untuk mencari sang mama.“Ma.” Endara kembali berteriak, rumahnya itu sepi seperti tidak berpenghuni.“Mama.” Sekali lagi Endara memanggil, tapi tidak ada yang menyahut. Lelaki itu pun menaruh kantong kresek ke atas meja, kemudian kembali menaiki tangga mencari dua orang wanita yang sangat berharga dalam hidupnya.“Mama, Sayang, kalian berdua ada di mana?”HoekKe dua mata Endara mengarah pada kamar mandi karena ia mendengar suara aneh di sana. Endara pun buru-buru menghampiri kamar mandi yang setia tertutup sejak tadi.“Ya ampun, sayang.” Endara langsung membantu memijit tengkuk Dara agar wanita itu mampu memuntahkan semua isi di perutnya.“Kamu kena
Read more

BAB 95

“Jadi, bagaimana Dok?” Endara menunggu dengan penuh kesabaran serta sejak tadi detak jantungnya tidak bisa ia kendalikan seluruh tubuhnya keringat dingin menunggu penjelasan yang akan diberikan dokter kepadanya nanti.Sang dokter mengarahkan alat USG pada sebuah kantong kecil yang berada di dalam rahim Dara. Dokter tersebut pun menatap Endara dengan senyum mengembang di wajahnya.“Wah, selamat ya Pak, istri Bapak positif hamil,” kata si dokter, ikut bahagia mengabarkan berita bahagia tersebut.“Yang benar Dok?” Endara tidak percaya dengan kabar yang ia dengar beberapa detik yang lalu. Apakah dirinya tidak mimpi? Itu lah yang ada di dalam pikiran Endara saat ini.“Betul Pak, usianya baru saja menginjak tiga minggu,” jawab si dokter.Endara sangat bahagia mendengar bahwa Dara kembali hamil, sementara Dara masih diam di tempatnya dengan pikiran melayang entah kemana. Bukan tidak bahagia, ia masih mencoba menyadarkan dirinya dari mimpi, tapi semakin Dara mencoba untuk bangun dari mimpi, s
Read more

BAB 96

Di hari libur seperti ini biasanya Afifa hanya menghabiskan waktunya berada di dalam rumah, menonton televisi, membuat makanan, dan tidur seharian penuh, tapi untuk hari ini ia tidak bisa bermalas-malasan karena akan ada tamu yang datang ke rumahnya. Tamu itu adalah Roy dan Jasmin, sudah sejak beberapa minggu yang lalu tidak bertemu Jasmin terus merengek meminta Roy mengantarkannya ke rumah Afifa dan sekarang keinginan gadis kecil itu baru saja terpenuhi.Pagi-pagi sekali Afifa harus ke pasar membeli ayam untuk dibuat ayam kecap manis karena kata Roy, Jasmin sangat suka dengan makanan itu akhirnya Afifa pun berinisiatif untuk membuatkan gadis kecil itu makanan kesukaan.“Terima kasih.” Afifa menerima kantong kresek berukuran sedang yang berisi satu ekor ayam utuh dia sangat bahagia karena masih bisa mendapatkan daging ayam yang bagus karena biasanya jika kesiangan sedikit maka pilihannya hanya tinggal sedikit juga.“Alhamdulillah, sekarang waktunya pulang dan masak.” Afifa bergumam de
Read more

BAB 97

“Emmn, macakan Ante enak cekali.” Raut wajah Jasmin semakin terlihat bahagia ketika menyantap makanan yang dimasak oleh Afifa. Gadis kecil itu sangat lahap menikmati sarapannya kali ini padahal biasanya setiap pagi Roy harus mengumpulkan kesabarannya terlebih dahulu agar Jasmin mau makan.Afifa tersenyum menanggapi ucapan Jasmin, ia juga ikut bahagia jika Jasmin suka dengan makanannya. Afifa mengusap sudut bibir Jasmin yang terdapat noda kecap di sana kemudian berkata, “Syukur lah kalau Jasmin suka dengan masakan Ante. Lain kali nanti Ante masakin lagi ya.”Jasmin mengangguk penuh semangat. “Benelan Ante?”Afifa kembali mengangguk, kemudian berkata. “Iya sayang, jadi jangan kapok ya main ke rumah Ante.”Roy hanya bisa mendengarkan secara seksama interaksi antara Jasmin dan Afifa, ia melihat putrinya sangat antusias menghabiskan makanan yang ada di dalam piringnya. Memang benar Jasmin suka dengan ayam kecap, tapi tidak biasanya lahap seperti ini.“Ayah, boleh kan kalau nanti Jasmin ma
Read more

BAB 98

Sekarang Dara dan Endara sedang sibuk mempersiapkan untuk acara syukuran atas berita kehamilan Dara. Endara sangat antusias menyiapkan semuanya, mulai dari menyewa tenda, makanan, dan lain sebagainya lelaki itu sendiri yang mengurusnya bahkan Dara tidak boleh ikut campur sedikit pun. Seperti malam ini Endara sedang sibuk dengan laptopnya entah apa lagi yang akan lelaki urus untuk persiapan acara syukuran yang akan di gelar sebentar lagi.“Mas, belum selesai pekerjaannya?” Dara menghampiri Endara yang sedang duduk di meja kerja membawakan lelaki itu teh hangat agar tidak masuk angin. Sebab, sejak tadi Endara hanya duduk sana di sana, ditambah lagi AC selalu menyala Dara khawatir kondisi lelaki itu akan tidak baik-baik saja.“Belum sayang, masih banyak persiapan yang belum selesai,” kata Endara, sambil memperlihatkan layar laptopnya kepada Dara lelaki itu ingin istrinya tahu betaapa banyak persiapan yang sedang ia rencanakan. Padahal Dara mintanya hanya syukuran kecil-kecilan saja.“Kok
Read more

BAB 99

Keesokan harinya …. Pagi-pagi sekali Jasmin sudah dijemput pulang oleh Roy dan sebenarnya gadis kecil itu tidak mau pulang karena akibat ancaman Roy yang tidak akan pernah mau membawa Jasmin main ke rumah Afifa lagi kalau tidak mau pulang akhirnya Jasmin mau juga dibujuk untuk pulang. Sekarang Afifa di rumah, ia izin karena tiba-tiba saja badannya sakit. Afifa sengaja tidak bilang kepada Roy, karena pasti lelaki itu akan menyalahkan Jasmin padahal sakitnya Afifa bukan karena gadis kecil itu. Afifa memutuskan kembali ke kamar untuk istirahat setelah ia membuat teh hangat agar tubuhnya menjadi hangat. Ia mematikan AC dan menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut. Pada saat Afifa ingin memejamkan mata, tiba-tiba saja ponselnya berdering menandakan ada telepon masuk. “Halo Dara.” “Mbak Afifa ada di rumah tidak?” tanya Dara, terdengar suaranya penuh antusias. “Mbak ada di rumah sih, tapi lagi nggak enak badan,” jawab Afifa dengan suara serak. “Ya ampun, kalau begitu Dara ke sana ya
Read more

BAB 100

Acara penting yang sudah direncanakan Endara jauh-jauh hari kini sudah tiba. Seperti ucapan lelaki itu beberapa hari yang lalu, ia menyewa sebuah gedung yang cukup besar hanya untuk acara syukuran Dara telah kembali hamil. Tidak hanya tetangga sekitar yang datang, tapi teman rekan kerja serta karyawannya ikut hadir tanpa terkecuali. Endara adalah sosok yang paling terhormat, jadi tidak heran jika tamunya sangat banyak bahkan setara dengan acara resepsi pernikahannya kemarin.“Mas, kok tamunya yang datang banyak sekali?” Dara berbisik di samping suaminya dan ke dua matanya tidak berhenti menatap para tamu yang datang. Dara heran katanya acara syukuran kecil-kecilan, tapi mengapa yang datang bisa sebanyak ini?“Mas sengaja mengundang mereka semua, kan tidak ada salahnya berbagi kebahagiaan dengan yang lainnya juga kan sayang? Sudah, kamu tidak perlu khawatir, setelah acara selesai kamu tidak perlu memikirkan siapa yang akan membereskan semua ini, karena semuanya sudah Mas ranjang jauh-j
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status