Home / Pernikahan / Istri Ketiga Mas Endara / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Istri Ketiga Mas Endara : Chapter 101 - Chapter 110

116 Chapters

BAB 101

“Afifa, sebaiknya kamu makan saja bair Jasmin saya yang akan mengurusnya sendiri,” kata Roy, lelaki itu baru saja selesai menyantap makanannya dan sekarang giliran lelaki itu yang akan menyuapi putrinya karena sejak tadi ia melihat Afifa tidak kunjung menghabiskan makannya.“Nggak mau, Jasmin maunya sama Ante.” Gadis kecil itu menolak mentah-mentah ia tidak mau disuapi oleh sang papa karena terkadang Roy sedikit dengan emosi ketika Jasmin tidak kunjung menghabiskan makannya. Berbeda dengan Afifa, wanita itu sangat sabar meskipun Jasmin tidak kunjung menghabiskan makanannya.“Jasmin maunya sama aku, jadi kamu makan saja atau mengobrol dengan yang lain,” kata Afifa, dengan senyum di wajahnya. Afifa tidak keberatan jika harus menyuapi Jasmin karena ia melihat gadis kecil itu sangat nyaman berada di sisinya.Roy berdecak kesal, lama kelamaan ia melihat Jasmin sangat manja kepada Afifa posisinya seperti tersingkirkan di sini. Roy sama sekali tidak beranjak dari tempatnya lelaki itu justri
Read more

BAB 102

Beberapa hari setelah acara syukuran kehamilan Dara, hari-hari Afifa pun kembali berjalan normal seperti biasanya lagi. ia pergi ke kantor dan pulang kemudian istirahat, begitu terus kegiatannya terkadang sampai membuat Afifa bosan. Namun, ia tidak boleh mengeluh karena masih banyak orang di luaran sana yang ingin bekerja seperti dirinya.Hari ini Afifa sengaja berangkat sedikit siang karena pekerjaan rumah yang cukup menumpuk akibat beberapa hari yang lalu ia terlalu sibuk dengan pekerjaan kantor. Untuk saja atasannya di kantor sangat memahami dan memberikan Afifa izin untuk datang terlambat. Saat Afifa sedang bercermin merapikan penampilannya sebelum berangkat ke kantor, tiba-tiba saja ponselnya berdering menandakan ada telepon masuk.“Iya, Halo.” Afifa menyapa seseorang yang ada di seberang sana. Wanita itu sedikit heran mengapa Roy tiba-tiba saja menghubunginya? Padahal sejak acara syukuran kehamilan Dara mereka berdua tidak lagi bertemu dan mengobrol.“Ante bisa datang ke lumah J
Read more

BAB 103

Roy menuruni anak tangga dan tidak sengaja hidungnya mencium bau masakan yang sangat harum. Lelaki itu bertanya-tanya siapa yang sedang memasak di rumahnya? Tidka mungkin Jasmin, karena masih terlalu kecil untuk bermain kompor di dapur. Karena Roy tidak mau penasaran lagi, lelaki itu pun menghampiri dapur dan melihat ada punggung seorang wanita sedang sibuk mengaduk sesuatu.“Sejak kapan kamu ada di dalam rumah saya?” Roy menatap wanita itu penuh selidik. Roy paling tidak suka jika ada orang lain masuk ke rumahnya tanpa seizin darinya.“Oh, sudah bangun rupanya?” Afifa menoleh sekilas, kemudian wanita itu kembali melanjutkan acara memasaknya yang sempat tertunda. Afifa hanya memasak dengan bahan-bahan seadanya di dalam kulkas, berhubung di dalam kulkas masih ada ayam maka dari itu ia memutuskan untuk membuat sup.“Jawab pertanyaan saya!” Roy terlihat marah karena Afifa masuk ke dalam rumahnya tanpa seizin darinya.“Dari tadi, setelah Jasmin meneleponku dan memberi tahu bahwa kamu seda
Read more

BAB 104

Afifa dan Jasmin sedang asyik berbelanja ke duanya terlihat sangat kompak sekali seperti seorang ibu dan anak. Raut wajah sedih Jasmin kini sudah tidak ada lagi digantikan raut kebahagiaan di sana. Afifa ikut bahagia sosok gadis kecil yang sekarang bersamanya ini ikut bahagia. “Ante mau beli apa lagi?” tanya Jasmin, gadis kecil itu sangat antusias memasukkan apa saja yang Afifa tunjuk, tidak hanya itu sesekali Jasmin juga memilih bahan makanan sendiri seolah gadis kecil itu memang sudah benar-benar tahu kebutuhan di dapur. “Kita ke tempat ayam dan daging ya, Ante mau beli itu soalnya,” kata Afifa, wanita itu mendorong trolinya menuju tempat ayam dan daging. Setelah melihat-lihat Afifa tertarik pada paha ayam dan daging sapi, dia pun memasukkan ke dalam troli belanjaannya. “Ante, Jasmin mau itu.” Jasmin menunjuk salah satu tempat di mana persosisan berada. Dengan senang hati Afifa menuruti permintaan gadis kecil itu. Terlihat Jasmin sangat bersemangat kali ini. “Jasmin mau ambil yan
Read more

BAB 105

“Mas, kok Dara tiba-tiba saja pengen rujak ya?” Dara bergelayut manja di lengan suaminya dengan raut wajah memelas. Di sore hari seperti ini Dara ingin sekali makan rujak yang ada di pinggir jalan.“Istri aku mau rujak ya, hmm?” Endara mengusap puncak kepala Dara dengan penuh kasih sayang, kemudian lelaki itu mengecup kening Dara dengan perasaan yang sama. Apa sih permintaan ibu hamil satu itu yang tidak dikabulkan? Mencari bakso di malam hari, es campur di tengah malam, bahkan mencari kelapa muda dini hari sudah pernah Endara lakukan. Apa lagi masih sore seperti ini pasti langsung Endara kabulkan tanpa berpikir panjang.“Iya, tapi Dara juga ikut cari rujaknya sekalian pengen jalan-jalan,” kata Dara, masih dengan nada suara yang manja membuat Endara gemas dengan istri kecilnya itu. Kebetulan sekali hari ini Endara memang bekerja dari rumah, jadi dirinya dan Dara bisa bermanja seharian di dalam kamar. Berhubung di bawah ada asisten rumah tangga jadi Dara dan Endara tidak bisa bebas ber
Read more

BAB 106

Lima bulan telah berlalu kini usia kandungan Dara sudah menginjak lima bulan dan perutnya semakin terlihat besar. semakin besar perutnya semakin Endara tidak mengizinkan wanita itu untuk kelayapan ke luar rumah, ruang gerak Dara juga semakin terbatas, seperti pagi ini Dara ingin pergi jalan sehat pagi hari agar bayi yang ada di dalam kandungannya juga ikut sehat, tapi Endara melarang karena Dara tidak ada yang menemani, akhirnya lelaki itu yang mengalah lebih memilih tidak berangkat ke kantor demi menemani ibu hamil yang satu itu untuk jalan sehat.“Gimana, sekarang udah senang belum?” tanya Endara kepada Dara karena tadi sempat wanita itu marah kepadanya dan tidak mau berbicara selama beberapa menit. Untunglah Endara adalah laki-laki yang memiliki tingkat kesabaran yang tinggi, jadilah lelaki itu sabar menghadapi wanita yang sekarang sedang mengandung anaknya.Dara mengangguk penuh semangat, sekarang senyum wanita itu sudah lebar, tidak seperti tadi yang terus cemberut seperti moncon
Read more

BAB 107

Jam tujuh tepat, suara mobil Roy pun terdengar membuat Jasmin bergegas bangun menghampiri pintu utama untuk menyambut kedatangan sang ayah. Gadis kecil itu sangat antusias terlihat dari raut wajahnya yang sangat cerita ketika berdiri di depan pintu dengan tangan terbentang bersiap menerima pelukan dari sang ayah. “Ayah.” Jasmin berteriak menyambut kedatangan sang ayah dengan penuh gembira. Roy tersenyum kemudan dengan langkah cepat lelaki itu menghampiri gadis kecil yang sudah menunggunya di depan pintu. Roy langsung menggendong putri kecilnya dibawa masuk ke dalam rumah dan kebetulan sekali Roy tidak sengaja melewati Afifa. “Sini biar tasnya aku saja yang bawa.” Afifa langsung mengambil tas yang ada di dalam genggaman Roy karena Afifa melihat Roy sangat kesusahan menggendong Jasmin sekaligus membawa tas kerja itu. “Ante sama Ayah seperti tetangga depan lumah yang waktu itu Jasmin lihat,” celetk Jasmin di saat kondisi sedang hening. Mendengar ucapan Jasmin membuat Roy dan Afifa di
Read more

BAB 108

Tiga hari telah berlalu …. Afifa sedang mempersiapkan diri untuk istirahat karena besok ia harus semangat untuk bekerja. Pada saat wanita itu ingin memposisikan tubuhnya untuk tiduran di kasur, tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan ada telepon masuk. “Iya, halo.” Afifa menyapa seseorang yang ada di seberang sana. “Afifa, apakah besok kamu ada acara?” Roy bertanya dengan suara yang cukup tenang. Ya, yang menelepon Afifa malam-malam adalah Roy, entah kepentingan apa yang membuat lelaki itu menghubungi Afifa di saat jam tidur seperti ini. “Seperti biasa berangkat kerja,” jawab Afifa, terdengar santai. Sesekali wanita itu menahan kantuk yang sudah mulai menyerangnya, Afifa berharap Roy akan segera mengakhiri panggilannya agar Afifa segera mengistirahatkan tubuhnya. “Besok malam ada acara pesta salah satu rekan bisnis saya, saya berniat untuk mengajak kamu untuk menghapus rumor bahwa saya adalah laki-laki penyuka sesama jenis,” jelas Roy sebenarnya lelaki itu malu mengatakan hal yang
Read more

109

Roy dan Afifa masih berada di tempat yang sama, meskipun hari sudah larut malam, tapi acara di tempat pesta itu masih terlihat ramai oleh tamu yang datang. Sejak tadi Afifa tidak pernah jauh dari Roy, wanita itu terus berada di sisi Roy karena tidak mau hal buruk terjadi padanya. Pandangan mata lelaki yang berada si sekitar Afifa masih sama, masih menatap penuh minat. Sampai-sampai membuat Afifa risih dan ingin secepatnya pergi dari tempat itu.“Apa kita masih lama di sini?” tanya Afifa dia sudah bernar-benar tidak betah berada di sana. Bukan karena banyak orang yang berkerumun, tapi tatapan mata lelaki hidung belang yang penuh minat itu seolah Afifa adalah seorang perempuan yang bisa dibawa dengan mudah.“Kamu mau pulang sekarang?” tanya Roy lelaki itu bisa melihat jelas Afifa sedang dalam keadaan gelisah. Wajar saja, karena memang sejak tadi banyak laki-laki yang memandangi Afifa. Roy tidak menyangka ternyata pesona Afifa bisa menarik perhatian para lelaki yang hadir di sana. Pesona
Read more

110

Setelah mobil Roy selesai diperbaiki, lelaki itu langsung pulang ke rumah orang tuanya dan membawa Afifa ikut bersama. Bukan tanpa alasan Roy membawa Afifa ke rumah orang tuanya, karena tadi Jasmin bilang mau bertemu dengan wanita itu katanya kangen. Wajar saja, karena sudah beberapa hari tidak bertemu.Sekarang Roy dan Afifa sudah sampai di kediaman ke dua orang tua Roy. Afifa sangat disambut baik oleh Mariam dan suami. Meskipun suami Mariam belum pernah bertemu dengan Afifa sebelumnya, tapi lelaki itu bisa sudah seperti mengenal Afifa cukup lama. Aryan, adalah nama papa Roy.“Selama kamu bersama dengan anak ini dia tidak macam-maca kan sama kamu?” tanya Aryan lelaki itu menatap Roy tajam. Bagaimana bisa putranya itu sangat ceroboh membawa seorang wanita menginap di hotel di dalam kamar yang sama? sangat gila sekali bukan? Aryan tahu Roy sudah lama menduda, tapi tidak seperti ini cara melampiaskannya.“Memangnya Papa berpikir seperti apa? Roy tidak segila itu,” kata Roy, menatap sang
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status