Sebuah sentuhan hangat yang cukup lama mengenai keningku. Aku lekas menutup mata kembali dan ikut menikmatinya untuk beberapa saat. Namun, tiba-tiba pintu terbuka dan suara deheman Abah mengagetkan kami. Gus Azam lekas memundurkan badannya begitu juga denganku. “Sepertinya kita datang di waktu yang tidak tepat, Umi.” Ucapan abah semakin membuatku tersipu. “Cepat sekali pendekatan Azam, belum satu jam sudah semakin dekat,” sahut Umi. “Abah, Umi, ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Kami hanya ....”“Hanya apa?” Abah memotong ucapan Gus Azam. Kami terciduk sedang berduaan di dalam sebuah ruangan. Terlebih adegan yang mereka lihat sudah tidak bisa disangkal dengan alasan apa pun. Kami masih sama-sama belum saling mengenal meski sudah menjadi pasangan halal.“Kami hanya melaksanakan ibadah salat Isya berjamaah, Abah.” Sembari melipat sajadah, Gus Azam menjelaskan kepada kedua orang tuanya jika kami tidak melakukan apa-apa. “Melakukan apa pun juga diperbolehkan, Zam. Akan tetapi ka
Last Updated : 2022-11-06 Read more