"Ampun, ampun ... sakiiit!" teriak Mas Hendra masih memenuhi ruangan ini. Aku sudah mengabari Salwa, minta bantuannya untuk menghubungi Ustadz yang bisa membantu meruqyah Mas Hendra."Aku aja kesana, Mel?" tawar Salwa, ketika dia mendengar teriakkan Mas Hendra."Ga usah, Wa. Aku saja yang kerumahmu, kamu siap-siap, ya.""Tapi, Depok-Jakarta jauh lho, Mel. Gimana kalau aku minta tolong Kak Hamzah. Dia kan sekarang ngekost di Jakarta." Sejenak aku berpikir, aku memang sangat butuh bantuan orang lain saat ini. Tapi, aku tak tau harus minta bantuan siapa. Mbak Widya udah ke Bandung."Aku ga enak, Wa." cicitku."Udah, ga usah mikirin perasaan saat ini, yang penting suami kamu segera ditangani. Share lokasi yaa, aku akan segera ngabarin Kak Hamzah."Akhirnya akupun menerima tawaran Salwa. Darurat, mau gimana lagi."Dek, panas Dek, tolong ambilkan kain basah rendam pake air es." aku menuruti kemauan Mas Hendra, walau aku sendiri tak tau untuk apa kain itu."Ini, Mas." aku mengulurkan kain i
Baca selengkapnya