Besok adalah jadwal sidang pertama kami, agenda mediasi. Sama sekali tak berharap Mas Hendra datang, agar proses cerai bisa cepat selesai. "Kamu sudah yakin, Mel?" tanya Salwa pagi ini."Yakin! tak ada yang membuatku ragu untuk menyelesaikan rumah tangga ini. Setelah semua berakhir, aku akan memulai hidup yang baru." jawabku mantap."Oh, ya, semalam aku tanya Kak Hamzah, lusa kamu coba datang aja ke kantornya. Kak Hamzah akan merekomendasikan kamu pada atasannya."Seketika mataku berbinar. Jika aku diterima, aku akan menjadikan batu loncatan saja. Bagaimanapun, sekantor degan laki-laki yang pernah melamarku, tak akan baik-baik saja buat hatiku kelak."Makasih banyak, ya, Wa.""Sama-sama. Yuk, kita istirahat, biar besok kamu lebih fresh. Btw, besok kamu sama siapa?""Nanti aku akan diantar oleh Ayah, Wa.""Syukurlah, soalnya aku tak bisa ijin buat nganterin kamu. Anak-anak lagi ujian, aku menjadi pengawas disana.""Iya, gapapa, aku paham kok, Bu guru."Kami pun saling melempar senyum,
Read more